Kompasiana
Kompasiana |
- Ketika Kata Tertata Tak Bermakna Nyata
- Tips Mendapat Pekerjaan
- Pergulatan Cinta Kita
- Penantian Perempuan Tua
- Kiat Untuk Para Birokrat Untuk Tak Masuk Perangkap Korupsi DPR
- Ke Gunungkidul: Mensos Salim Asegaf Al Jufri, Tidur di Tepi Sawah
Ketika Kata Tertata Tak Bermakna Nyata Posted: 20 Feb 2014 11:31 AM PST |
Posted: 20 Feb 2014 11:31 AM PST Setiap orang pasti ingin mendapatkan pekerjaan. Namun sayangnya banyak yang gagal dalam mencapai pekerjaan yang dia inginkan. Disini saya akan berbagi pengalaman pribadi saya hingga sampai bisa diterima bekerja disalah satu Instansi Pemerintah yaitu Kementerian Hukum dan HAM RI. Saat ini saya bekerja di Rutan Kelas IIB Wates. Dan Alhamdulillah saya bisa diterima di Kementerian Hukum dan HAM tanpa uang " Pelicin " 1 Rupiahpun. Setidaknya ada beberapa point yang bisa saya bagikan untuk menambah semangat kita dalam meraih pekerjaan yang kita inginkan. Tips yang saya berikan ini murni dari pengalamn saya, Berikut ini adalah beberapa point yang saya dapatkan dari pengalaman pribadi saya : 1. Percaya diri dan Yakin Bahwa " Kita Bisa " Hal pertama yang perlu kita tanamkan dalam mencari pekerjaan adalah kemauan serta keyakinan bahwa kita bisa mendatakan pekerjaan ynag kita inginkan. Misalkan saja, sewaktu saya mendaftar PNS banyak orang yang berkata " Tidak mungkin masuk PNS tanpa menggunakan uang "Pelicin". Sayapun sempat terpengaruh dengan kata-kata tersebut sehingga keyakinan saya sempat hilang. Ketika keyakinan kita hilang, yang akan muncul adalah rasa pesimis. Sampai suatu hari saya mendapat pencerahan dari salah satu teman saya yang berkata " Kalau kita berfikir BISA maka insyaallah kita akan BISA tapi jika kita berfikir kita TIDAK BISA maka insyaallah kita TIDAK BISA ". Dari situ keyakinan saya mulai muncul. Maka mantapkan diri Anda dan jangan terpengaruh omongan orang yang bisa membuat kepercayaan diri kita hilang. 2. Buang Jauh-Jauh Kata " Keberuntungan " Pasti kita sering dengar istilah "Orang Pandai Kalah dengan Orang Beruntung". Secara fakta memang hal tersebut nyata adanya. Namun bagi saya kata "Keberuntungan" hanya akan memunculkan kepasrahan pada diri kita sendiri tanpa ada upaya dan usaha yang maksimal. Maka buang jauh-jauh kata keberuntungan karena keberuntungan tidak akan datang tanpa kita berusaha. Jangan sampai kita hanya bergantung pada keberuntungan ketika hal itu terjadi maka Anda hanya akan menjadi pribadi yang pasrah dan malas untuk berusaha. 3. Jangan Takut untuk Mencoba
lowongan pekerjaan. 5. Jadikan Kegagalan Sebagai Pengalaman
7. Berdoa dan Meminta Doa terutama dari Orang Tua Itulah beberapa tips dari saya agar kita mampu mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan. Tips tersebut berdasarkan pengalaman pribadi saya sampai akhirnya saya mendapatkan pekerjaan. Saya yakin masih banyak tips dari orang lain. Saran dari saya adalah jangan hanya mencari Tips dari satu orang saja, tapi carilah tips dari orang lain juga. Semakin banyak tips yang ada maka semakin banyak pula ilmu yang akan kita dapatkan. Yang terpenting adalah " Jangan takut untuk mencoba, jangan menerah ketika kita gagal, coba dan terus coba diikuti dengan usaha dan doa ". Semoga tips diatas bermanfaat. Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis. |
Posted: 20 Feb 2014 11:31 AM PST |
Posted: 20 Feb 2014 11:31 AM PST |
Kiat Untuk Para Birokrat Untuk Tak Masuk Perangkap Korupsi DPR Posted: 20 Feb 2014 11:31 AM PST Birokrat di Indonesia menunjukkan perbaikan yang lebih baik dalam hal tindak pidana korupsi baik berupa penyuapan, markup proyek, dan lain sebagainya dibandingkan dengan para gerombolan yang duduk di Senayan. Hal ini bisa dipahami karena birokrat adalah merupakan karir panjang yang berbeda dengan para gerombolan yang di senayan yang mungkin hanya akan terpilih untuk satu periode 5 tahun saja. Karena karir jangka panjang ini maka pada hakekatnya birokrat akan berpikir panjang sebelum berani nekat bermain api diseputar anggaran negara. Memang masih ada birokrat yang bertipe bonek yang menyangka dirinya masih lebih pintar dari KPK. Belakangan yang banyak ditangkap adalah pihak lain yang di patriasi ke dalam birokrat seperti Rudi Rubiandini yang seorang akademisi ditunjuk menjadi Kepala SKK Migas. Di lain pihak, para gerombolan sesuatu di Senayan mencoba bermain api dengan menggunakan tangan para birokrat. Misalnya dengan menitipkan proposal bantuan, menambahkan sendiri program aneh di usulan APBN, menunda pengesahan APBN sampai ke menit terakhir agar supaya prosesnya bisa di bypass, dan berbagai modus konspirasi untuk menjadikan uang negara sebagai bahan bancakan. Berikut adalah tips bagi para birokrat agar tak masuk perangkap para gerombolan senayan. 1. Tolak bertemu dengan para anggota gerombolan selain dalam pertemuan dengar pendapat melalui rapat komisi terkait. Jika ada anggota gerombolan yang ingin mengunjungi kantor, maka lebih baik menghindar dan tidak berada ditempat. Jika ada anggota gerombolan yang mendatangi secara tiba-tiba, minta surat tugas dari ketua komisi atau pimpinan DPR. 2. Seringkali para anggota gerombolan mengirimkan dayang-dayangnya yang sering menyebut dirinya staf ahli. Namanya staf ahli tapi tingkah dan perilakunya lebih mirip preman pasar tanah abang. Untuk menghadapi dayang-dayang semacam ini lebih mudah dan tinggal mengeluarkan jurus gertak sambal maka dayang-dayang ini bisa lari terbirit-birit. 3. Jangan menerima telepon dari para gerombolan lewat telepon kantor dan selalu menggunakan ponsel agar bisa direkam isi percakapannya. Ada banyak aplikasi yang bisa digunakan untuk merekam percakapan via ponsel. Rekaman ini penting dan akan sangat berguna di kemudian hari karena mungkin KPK akan luput merekam percakapan ini. 4. Gunakan video recorder yang mengarah ke ruang anda yang bisa merekam semua tamu yang datang. Jika ada anggota gerombolan yang datang maka segera backup rekaman videonya dan catat dengan baik tanggal datangnya. 5. Gunakan ponsel untuk merekam pembicaraan jika ada anggota grombolan yang datang ke ruangan untuk meminta jatah proyek atau membawa proposal bantuan. Sebutkan nama gerombolan tersebut secara jelas agar ikut terekam ke ponsel anda. Perjelas dan ulangi kata-kta permintaannya dengan bahasa eksplisit agar terekam secara jelas. Jika dia mengatakan "Mohon proposal-proposal ini dilihat jika ada yang kurang lengkap", balas dengan ucapan, "Maksudnya saya harus menyetujui semua proposal ini ?". Duduklah cukup dekat dengan gerombolan tersebut agar supaya segala niat konspirasi jahatnya terekam dengan jelas. 6. Seringkali anggota gerombolan menggunakan atasan anda untuk meloloskan konspirasi jahatnya. Untuk setiap instruksi atasan yang melanggar aturan yang ada maka minta atasan untuk membuat surat perintah hitam diatas putih yang harus tetap anda pegang untuk bisa digunakan nanti jika perbuatan ini melanggar hukum. Banyak atasan yang cuci tangan dan berkelit tidak pernah memberikan instruksi tertentu kepada bawahannya atau mengaku tak tahu menahu dengan urusan bawahannya. 7. Para gerombolan sering membintangi usulan anggaran agar supaya dipending sampai ke menit terakhir agar bisa dijadikan bahan dagang sapi. Katakan kepada para gerombolan bahwa makin dekat ke bulan Desember maka makin sedikit program yang anda akan jalankan dan lebih memilih untuk tidak melaksanakan program dan anggarannya dikembalikan ke kas negara dibandingkan harus melaksanakan program dalam waktu yang sangat pendek. Di tahun 2013, banyak anggaran yang bintangnya baru di lepas di akhir bulan Oktober, yang artinya hanya ada waktu 1-2 bulan untuk melaksanakan program yang dibintangi tersebut. Jangan sekali-kali mencoba memaksakan untuk menjalankan semua program dalam waktu pendek apalagi berupa program pengadaan. Lebih baik uang dikembalikan ke kas negara dari pada diri anda disimpan di penjara negara. 8. Laporkan ke Irjen atau KPK jika ada anggota gerombolan yang mau mencoba memeras. Laporkan nomor teleponnya dan minta bantuan agar semua telepon dan text messagenya bisa disadap. Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis. |
Ke Gunungkidul: Mensos Salim Asegaf Al Jufri, Tidur di Tepi Sawah Posted: 20 Feb 2014 11:31 AM PST Mentri Sosial RI tidur di kasur busa. Degan speri warna merah, rileks, digelar di lantai, berpenerangan lampu 10 wat. Suasana lumayan sejuk. Tidak ber-ac, hanya dilengkapi satu kipas angin. Ada asesoris meja kayu kecil dan sebuah almari kuno. Di depan rumah terhampar sawah. Itu gambaran sekilas, ketika Mensos Salim Asegaf Al Jufri, menginap di Rumah Kades Karangasem, di dusun Lemah Bang, Gunungkidul. Kamis 20/2/2014, sebelum melakukan upacara pencanangan bedah rumah di Kecamatan Playen. "Rencana, rumah penginapan dipersiapkan secara khusus di Desa Bleberan, kecamatan Playen," ungkap Kadinas Narkertrans, Dwi Warna Wn, "tetapi Menteri menolak, kemudian memilih Dusun Lemah Bang. Secara maraton kami persiapkan di sana, sesuai kehendak mentri." Memilih tidur di desa ketimbang di hotel, atau lebih spesifik memilih di Lemah Bang, Menteri sosial berucap, "Saya ingin tahu banyak, sekaligus ingin berbagi perhatian. Karena Bleberan dijadikan pusat pencanagan bedah rumah, maka saya harus menyapa (menginap) di desa yang lain." Warga Lemah Bang sengaja menyiapkan 6 unit rumah untuk keperluan penginapan. Secara rinci, terkapling: rumah mentri, rumah dirjen, dan rumah bupati. Mensos menginap di rumah Kades Karangasem. Rumah kepala desa Karangasem representatif mewakili kesederhanaan. Bentuknya limas, ukuran 7 x 11 m. Halaman depan ada tanaman padi jenis IR 34 seluas 200 eter persegi. Malam itu, 23.15 Wib. Mensos Salim Asegaf Al Jufri langsung ke kamar yang hanya berdaun pintu gorden, untuk beristirahat. Dipastikan, pagi harinya ketika menikmati kacang sekaligus pisang rebus, dari beranda 'rumah mentri', Salim Asegaf Al Jufri langsung menatap hijaunya sawah yang bulirnya mulai menyembul. "Nuansa demikian itulah barangkali yang membuat mensos cukup nyaman untuk tinggal bersama warga," ucap Rini Iswandari, di sela tamu penyambut mentri yang jumlahnya mencapai 700 orang lebih. Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis. |
You are subscribed to email updates from Kompasiana To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar