Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Selasa, 09 Juli 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Keindahan dibalik Ramadhan

Posted: 09 Jul 2013 11:17 AM PDT

Menjelang hari- H, menyambut bulan suci Ramadhan kali ini. Adalah Wihdah, suatu organisasi mahasiswi Indonesia di Mesir. Mengadakan kegiatan rutin tiap tahunnya sebelum menyambut bulan penuh berkah ini. Tidak banyak dari kami para mahasiswa masih tersisa di Negeri kinanah ini, ada kesan suka dan duka saat tidak bisa berkumpul bersama sanak keluarga di kampung halaman. Meskipun demikian tidak memungkiri bagi mahasiswa tetap semangat untuk menjalankan ibadah puasa dan lebaran di sini. Memiliki momen disetiap jejak-jejak Ramadhan itu sendiri, bahkan jarang sekali orang-orang punya kesempatan untuk berRamadhan di Negeri para Nabi ini.

Sebagaimana curahan hati, Adik kami Ulfa Auliya "puasa yang harus saya jalani, tanpa orang tua dan sanak pamili di kampung. Hati serasa amat rindu di rumah. Namun jasad tak ingin lepas dari Negeri Piramid ini". Semoga puasa di tahun pertama di sini menjadi berkah, lanjutnya. Aulia sendiri berasal dari Palembang, sumatra Selatan. Seorang pelajar Ma'had Al-Azhar, yang mana Ma'had adalah setara dengan pelajar Sekolah Menengah Atas atau Aliyah. Tapi inilah untungnya di mana kaki berpijak di sana selalu ada pengalaman dan pelajaran.
Iya, kali ini Wihdah mengadakan Tarhib Ramadhan. yang diisi dengan banyak kegiatan diantaranya, di awali dengan Kajian Literatur Muslimah dalam Tema "Membincang Problematika Wanita dari Perspektif Fiqh dan Ilmu". Sungguh indah memang, sudah dua tahun, saya pribadi lalui tanpa pulang ke tanah air, namun di sini saya dan teman-teman masih diberi kesempatan untuk menggali ilmu, kajian saat ini salah satunya.

Adalah Mesir pada saat ini masih terkena angin demo yang kian hari kian menggebu-gebu. Akan tetapi syukur alhamdulillah, tempat tinggal yang dominannya mahasiswa Indonesia lumayan jauh dari tempat-tempat kerusuhan terjadi. Hingga angin itu sampai ke tahan air membuat orang tua kami khawatir dan resah,akan revolusi kudetanya presiden Mursi.

Harapan selalu kami uantaikan dengan doa, semoga Ramadahan kali ini menjadi berkah bagi saya, dan kita semua.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Warnamu dan Rasa

Posted: 09 Jul 2013 11:17 AM PDT

JUALAN LARIS MANIS BERKAT JASA “ORANG PINTAR”

Posted: 09 Jul 2013 11:17 AM PDT

CIREBON,- Ini bukan cerita isapan jempol. Untuk mendongkrak omset bisnis, tidak sedikit pedagang di Kota Cirebon, Jawa Barat, memanfaatkan jasa "orang pintar" alias dukun. Uniknya mereka tidak menyadari hal itu karena orang pintar yang dimintai jasanya kebanyakan berkedok kyai, ustadz, atau seorang haji. Sehingga sulit dibedakan apakah mereka benar-benar "orang alim" atau ulama yang terpelihara akidahnya atau paranormal alias dukun.

Seorang sumber yang wanti-wanti tidak disebutkan namanya membeberkan, tidak sedikit pemilik warung makan atau resto di Cirebon yang memanfaatkan jasa orang pintar agar lahan usahanya banyak dikunjungi orang. Tentu saja dalam praktiknya mereka harus bersedia terikat perjanjian dengan orang pintar tersebut. "Kalau mereka ingkar dari perjanjian niscaya dagangan akan bangkrut alias gulung tikar," ujar sumber seraya menyebutkan beberapa lokasi warung makan tradisional yang membuka usaha di sekitar pusat perbelanjaan Kota Cirebon.

Pada bagian lain ia menambahkan, praktik yang dilakukan oleh orang pintar untuk memenuhi order pedagang biasanya melalui jampi-jampi yang dituangkan melalui bumbu dapur terutama gula dan garam. Ada juga dukun yang memanterai alat-alat memasak seperti centong (semacam sendok nasi), dandang (alat untuk memasak nasi atau air), vetcin (penyedap rasa) dan sebagainya. Konon memasak dengan menggunakan bumbu atau alat-alat dapur yang sudah dimanterai sang dukun akan membuat masakan terasa lebih lezat serta mengundang selera. Praktik seperti itu dilengkapi oleh sang dukun dengan membekali pedagang "air tuah". Air yang sudah diberi jampi-jampi dicipratkan di sekeliling lapak atau kios tempat pedagang membuka usaha. Air bertuah itu dipercaya dapat menarik orang datang ke warung mereka. Media air bertuah juga kerap dipakai untuk membuat bangkrut usaha sesama pedagang yang dianggap pesaing berat.

Menanggapi fenomena unik di kalangan pedagang, Ustadz Ade Mawan S ketika dihubungi Selasa (9/7) di rumahnya mengatakan, perbuatan yang dilakukan oleh para pedagang tersebut bukan merupakan pilihan bijak. Karena, apapun alasannnya, praktik perdukunan jelas-jelas merusak akidah. "Sadar atau tidak orang yang gemar ke dukun berarti telah menduakan Tuhan. Padahal kalau dagangan kita ingin laris mengapa tidak langsung minta bantuan Allah SWT?" ujar Ustadz Ade Mawan seraya menyebutkan, musrik merupakan dosar besar yang tidak terampuni. Ustadz kelahiran Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, itupun mengingatkan agar masyarakat hendaknya berhati-hati terhadap oknum dukun yang kerap menyaru sebagai kyai atau alim ulama. (Bagaskara Shanta)

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Membuat formulir dengan Google Drive

Posted: 09 Jul 2013 11:17 AM PDT

REP | 10 July 2013 | 00:39 Dibaca: 6   Komentar: 0   0

Google drive merupakan layanan online untuk membuat baik itu document, presentasi, formulir dan lain sebagainya.

1.Masuk ke google drive dengan cara membuka link google kemudian klik google drive.

13733908801795278334

2.Maka akan muncul tampilan google drive seperti dibawah ini.

137339100852298330

3.Pilih formulir untuk membuat Quistioner

13733910511175622089

4.Maka akan tampilan selamat datang untuk membuat formulir atau questioner > klik memulai

1373391096524120067

5. Pilih judul dan tema sesuai selera anda > klik ok

13733911331730991052

6. isikan formulir sesuai keinginan > klik selesai

1373391175792333196

7. formulir yang sudah dibuat > klik kirimkan formulir setelah selesai

13733912344392910

8. pengiriman formulir bisa ke jejaring social seperti google+, facebook, twitter > klik selesai

13733913251644108232

Selamat mencoba … ^_^

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

Install Ubuntu 11.04 di VMWare Workstation 8

Posted: 09 Jul 2013 11:17 AM PDT

VMWare merupakan Virtual Mechine yang berfungsi sebagai emulsi dari harware komputer yang sesungguhnya. dengan VMWare kita dapat mencoba berbagai operating sistem dengan mudah dan terhindar dari berbagai kesalahan fatal.

yang perlu di persiapkan ;
ubuntu 11,04

VMWare Workstation 8

berikut cara menginstall ubuntu 11.04 di VMWare :

buka VMWare 8, pilih create a new virtual mechine

13733855942099817136

pilih typical lalu klik next

137338597076423323

pilih installer disc image fil (iso), kemudian browse file iso linux 11.04

13733866921377469170

masukkan user name, beserta password sesuai dengan yang anda inginkan

1373386824327045316

berikan nama virtual mechine yang diinginkan dan akan di letakkan dimana virtual mechine tersebut.

13733869541615620060

dalam kesempatan ini, saya memilih Split virtual disk agar memudahkan jika filevirtual mechine dipindahkan dari satu hardisk ke hardisk yang lain.tentukan beapa kapasitashardisk yang akan digunakan.

13733872031365793650

Klik Finish untuk menyelesaikan. Jika ada yang ingin disesuaikan konfigurasi hardware dapat klik pilihan Customize Hardware

1373387417706129757

silahkan pilih option2 , bila sudah memiliki nomor licencenya

13733876961431101878

masukkan licence key nya

1373387744373637328

ubuntu siap digunakan di VMWare,

13733878962039547348

terimakasih semoga bermanfaat..

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

SBY & ARB Terjebak Politik Dakwah PKS

Posted: 09 Jul 2013 11:17 AM PDT

ARB terus beriklan sebagai ustadz yang menyampaikan ayat qur'an saat acara ILC di TV-One. Menilai iklannya yang terus menerus muncul di setiap break, kembali otak opini saya jadi nakal; jangan-jangan calon presiden ini ingin mengambil alih opini publik tentang keustadzan LHI.

Ah, tapi saya pikir itu opini yang tidak penting. Bahkan saya segera diingatkan sama Karni ilyas, bahwa opini itu tidak ada manfaatnya bila kita semua tetap memiliki integritas dengan membuahkan fakta dari kebaikan yang ingin kita sampaikan.

Bener banget bang… Saya bahkan melihat ini adalah keberhasilan PKS membawa dakwah ke dalam politik, atau keberhasilan politik dakwah. Apapun labelnya, yang perlu kita catat, para politikus merasa perlu melakukan apa yang dilakukan oleh PKS membawa nilai-nilai Islam ke dalam kampanyenya.

Padahal kita tahu, PKS sendiri dicerca terus gara-gara membawa islam dalam aktivitas politiknya. Tapi ketika seorang ARB membawa islam dalam kampanyenya dan itu tidak masalah, buat saya juga tidak masalah. Jangan segera dan serta merta disalahkan. Karena kita tidak perlu menghakimi motivasi beliau saat menyebarkan nilai-nilai islam itu. Menetapkan motivasi beliau benar atau salah, adalah hak Allah kelak di yaumul akhir. Demikian pesan Rasulullah.

Yang pasti dakwah semakin semerbak melalui lebih banyak orang. Dan kita harus yakin, ketika itu semua dalam rangka fastabiqul khairat, maka akan jalan perjuangan menegakkan nilai-nilai islam itu akan ketemu dalam langkah yang saling menguatkan.

Percayalah ini adalah fenomena baik, tidak kurang ternyata SBY pun menjadi khatib ketika melaksanakan salat tarawih di Masjid Istiqamah PT Arun Krueng Geukueh, Lhokseumawe, Selasa malam, 9 Juli 2013.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar