Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Sabtu, 06 Juli 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


WASPADA : GENERASI AMNESIA SEJARAH

Posted: 06 Jul 2013 11:19 AM PDT

13731318661302700758

"Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca benggala dari pada masa yang akan datang"

(Pidato HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1966, Soekarno)

Seorang ahli filsafat yang hidup pada abad ke-20, Wilhelm Dithey pernah mempunyai pandangan, bahwa sebenarnya manusia adalah makhluk yang menyejarah, oleh sebab itu manusia hanya dapat diterangkan melalui sejarahnya. Menurutnya, seperti apa saja bentuk hidup itu, sejarahlah yang akan memberitahukan kita. Kita dapat menelisik dari pandangan Dithey, sejarah menjadi suatu media yang cocok untuk memberi pelajaran hidup terbaik dari seseorang, sebab sejarah sendiri tidak akan muncul tanpa adanya Verstehen (Pengalaman "dalam" yang menembus jiwa dan seluruh pengalaman kemanusiaan). Kita sama-sama sepakat, kita tidak akan rela mengulangi kembali kesalahan masa lalu dimasa depan kita nanti. Oleh sebab itulah akhirnya –tujuan- sejarah bukan lagi hanya sebuah "dongeng" bahkan "sampah" manusia, yang cukup didengar dan akhirnya dilupakan, atau malah justru dibuang. Justru dari sejarah, kita dapat menentukan sikap apa yang baik untuk kita lakukan dimasa kini dan masa depan kita nanti. Sebenarnya masih banyak para ahli sejarah maupun pemikir lainnya yang mengungkapkan betapa pentingnya mempelajari sejarah, seperti Ibnu Khaldun, M.Yamin atau presiden pertama kita sendiri, Ir. Soekarno. Bahkan seorang Soekarno pernah sempat berpesan kepada kita "Belajarlah dari sejarah, jangan sekali-kali melupakan sejarah".

Namun pada masa sekarang, generasi yang masih muda ini sudah mulai mendekati lupa akan sejarah. Banyak kata-kata anekdot sinis yang terucap dari lidah para generasi muda saat ini, mulai dari "sejarah kan masa lalu, untuk apa diingat-ingat" hingga "yang lalu sudah lah berlalu, kita harus move on". Seakan-akan sejarah tiada bedanya dengan sampah masa lalu yang kotor, menjijikan dan harus dibuang. Sehingga wajarlah akhir-akhir ini banyak pemberitaan mengenai tindak korupsi, penyalahgunaan wewenang, penyalahgunaan narkotika, pertikaian fisik yang tajam antar komunitas masyarakat, hingga banyaknya bencana yang terjadi akibat ulah manusia. Penyakit-penyakit ini sebenarnya bukan penyakit yang baru menjangkit diera baru ini, tetapi merupakan penyakit lama yang kini secara tidak kita sadari diulangi kembali. Nyaris kita seperti sedang "dikutuk" oleh sejarah.

Memperlambat Kehancuran : Ingatkan kembali peristiwa sejarah bangsa ini

Merintis lalu berdiri, setelah itu berkembang dan berjaya, akhirnya menurun kemudian hancur. Skema ini memang hal yang selalu terjadi dalam cerita peradaban manusia. Itulah mengapa gerak sejarah dapat dikatakan seperti lingkaran. Namun sekali lagi, yang membuat sejarah itu adalah manusia itu sendiri. Perjalanan sejarah berikutnya pun tetap berada ditangan kita sendiri. Hari ini kita berbuat, akan menjadi sejarah dihari berikutnya.

Bangsa ini pernah berjaya, kita pernah menjadi sumber inspirasi bagi Negara-negara Asia Tenggara dan menjadi Negara yang patut diperhitungkan, bahkan kita sampai pernah dijuluki sebagai Macan Asia. Sekarang Macan ini sedang tertidur, akankah sang Macan ini dapat bangun kembali atau akan tertidur sampai akhirnya mati tertembak oleh pemburu? Saya pikir, jawaban kita adalah ingin bangkit kembali. Karena secara manusiawi, setiap manusia ingin hidupnya lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

Ingatkah apa tujuan awal dan mengapa akhirnya beberapa bangsa Eropa -seperti Portugis, Spanyol, Belanda dan Portugis- berebut untuk menguasai wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Indonesia ? tidak lain adalah mencari rempah-rempah atau Sumber Daya Alam dan letak wilayah yang sangat strategis karena terletak disilang dunia dagang yang kita miliki. Pada pertengahan abad ke 20 pun Jepang menguasai Indonesia, tujuannya adalah mencari bahan baku untuk kebutuhan Perang Dunia jilid 2, apa bahan baku itu? Jawabannya adalah minyak mentah. Pada akhirnya Sumber Daya Alam juga yang menjadi daya tariknya. Apabila kita mengingat hal ini semua, mungkin kita tidak akan rela melepaskan Sumber Daya Alam yang kita miliki kembali jatuh ke orang lain.

Sekitar 2 abad yang lalu, dibangsa ini sudah pernah ada kenyataan, ada sebuah lembaga yang sangat besar, akhirnya hancur lantak akibat melakukan tindak korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Perusahaan dagang milik Belanda (VOC) merupakan kongsi dagang terbesar didunia pada masa itu, akibat mabuk akan kejayaan, banyak petinggi dan pegawainya melakukan korupsi. Berlahan tapi pasti akibat korupsi sudah merajalela diperusahaan tersebut, membuat VOC koleps dan tidak dapat memperbaiki kapal-kapal dagang dan perangnya yang semakin usang, hingga kewalahan untuk membiayai dana perang yang berkobar di Jawa dan Sumatera. Tahun 1800 akibat perekonomian VOC tidak menunjukan peningkatan yang baik, VOC dinyatakan sebagai lembaga yang kritis dan tidak dapat dipulihkan, akhirnya ratu Belanda pada masa itu membubarkan VOC.

Kita dapat berkaca dari peristiwa tersebut dengan kondisi pada masa kini, di bangsa yang kita cintai ini. Korupsi di Indonesia pada masa sekarang ini, hampir sama dengan apa yang pernah terjadi pada VOC. Kondisi bangsa ini hampir sama persis dengan kondisi di Indonesia pada dua abad yang lalu. Sejarah tengah berulang kembali, akankah bangsa ini akan mengikuti pola yang sama dan hancur? Jawabannya adalah, kalau kondisi seperti ini terus, bangsa ini kelak akan hanya tinggal menjadi cerita dan sebuah kenangan saja. Menjadi sebuah cerita penghantar tidur untuk anak cucu kita nanti. Sungguh mengerikan untuk dibayangkan.

Indonesia memang pada awalnya bukan negara kesatuan, namun dahulu wilayah ini mempunyai banyak kerajaan. Tetapi dalam perjalan waktu, akibat beratnya menjadi bangsa yang terjajah, akhirnya pada tahun 1928 terjadi sebuah peristiwa sejarah yang mengubah pola perjuangan bangsa Indonesia. Sebuah gerakan yang dipelopori pemuda yang berasal dari berbagai suku, golongan bahkan agama, menyatukan tekad dan cita-cita mereka, yang sampai sekarang peristiwa tersebut kita kenal dengan "Sumpah Pemuda". Sehingga pada tahun-tahun berikutnya, rakyat Indonesia pada masa itu tidak lagi berjuang untuk golongannya sendiri-sendiri, melainkan bersatu untuk memerdekakan Indonesia.

Bagaimana dengan generasi pemuda kita pada saat ini? Memang sebagian orang setiap tanggal 28 Oktober memperingati "Hari Sumpah Pemuda", namun sayangnya, momentum yang seharusnya dapat merefleksikan diri, hanya menjadi momentum biasa-biasa saja. Pada masa kini tidak banyak generasi muda orang yang dapat menyebutkan isi "Sumpah Pemuda" dan mengetahui mengapa setiap tanggal 28 Oktober diperingati "Hari Sumpah Pemuda" serta mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi. Apabila setiap orang dapat menjiwai makna dalam dari sebuah peristiwa "Sumpah Pemuda", mungkin hari ini kita jarang mendengar tawuran antar golongan suku, agama atau organisasi massa lainnya.

Dahulu, ketika pelajar satu bertemu dengan pelajar yang lain, maka akan terjadi, tukar fikiran untuk memajukan bangsanya. Ketika masa sekarang sering terjadi, apabila ada sekumpulan pelajar bertemu dengan pelajar lain, yang terjadi adalah saling ejek dan akhirnya tawuran. Lucu memang, tapi itulah kenyataan yang ada, ditengah –yang katanya- kemajuan jaman, generasi muda kita ini sikapnya justru mundur dari masa yang sudah kita anggap kuno. Pertanyaan berikutnya, apakah kita benar-benar lebih pintar dari generasi yang lampau? (Silahkan jawab sendiri).

Mari kita mengingat kembali, mengapa bangsa ini dengan mudah dijajah oleh bangsa lain? Ingat politik Devide et Impera ? ketika bangsa ini masih belum bersatu, masih mementingkan kepentingan suku maupun golongan, kita sangat mudah "diadu domba" dan diruntuhkan. Ada pepatah lama yang sering kita dengar –namun sayangnya belum kita aplikasikan dengan seluruh jiwa- mematahkan sebatang lidi lebih mudah dibandingkan sapu lidi. Pendahulu kita pernah bersusah payah untuk berupaya dan akhirnya berhasil menyatukan "lidi-lidi" yang berserakan, namun sekarang "lidi-lidi" yang sudah disatukan, berlahan mulai lepas satu persatu. Sekarang apakah kita membiarkan "lidi-lidi" itu terlepas kembali? kita harap jawabannya adalah TIDAK..!!!. Ini adalah sebuah perumpamaan untuk menggambarkan kondisi bangsa ini.

Peristiwa yang sudah kita bahas diatas, hanya sedikit dari ratusan pengalaman manusia yang dapat kita ambil nilainya. Masih ada peristiwa Perjuangan Pembebasan Irian Barat, Rengasdengklok dan lain sebagainya.

Untuk menghacurkan suatu bangsa sangatlah mudah, "Jauhkanlah anak mudanya dari ingatan sejarah negerinya" (Perkataan dari seorang pendiri sebuah komunitas pecinta sejarah di Indonesia yang bernama Asep Hambali). Ucapan ini cukup relevan, karena salah satu alat perekat bangsa ini adalah persamaan sejarah. Bayangkan kalau seandainya perekat ini "diserang", hal yang sangat terjadi pastilah kita dapat membayangkannya. Sejarah dapat berfungsi sebagai penumbuh rasa nasionalisme. Kalau sejarahnya saja sudah meluntur, apalagi nasionalisme.

Kembali lagi dengan pertanyaan kita tadi, kita pastilah sama-sama sepakat untuk tidak sudi melihat bangsa yang pernah besar ini hancur. Kunci utama kita adalah membangun kembali ingatan sejarah kepada generasi muda Indonesia. Setidaknya kalau saja memang semua peradaban bangsa dapat hancur, kita dapat memperlambat kehancuran itu. Harapan mengembalikan kejayaan untuk bangsa Indonesia masih ada, dengan membekali generasi muda Indonesia dengan sejarah supaya kelak akan membijak untuk menentukan sikap. "Bangun pemudi pemuda Indonesia, lengan baju mu sisingkan untuk negara. Masa yang akan datang kewajiban mu lah" (Petikan lagu dari "Bangunlah Pemudi Pemuda").

SAVE INDONESIA….!!!

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Waspadai Don Juan, Playboy, dan Perayu Maya di Sekitar Anda!

Posted: 06 Jul 2013 11:19 AM PDT

Tentu tak asing lagi bagi kita istilah Don Juan/Cassanova ini, bukan? Lalu adakah kesamaan antara mereka dengan para playboy? Tidak. Mereka tak sama dengan playboy, apalagi perayu maya.

Don Juan

Don Juan adalah seorang tokoh fiksi yang karakternya sama dengan Cassanova, lengkapnya Giacomo Girolamo Casanova de Seingalt (1725-1798). Lelaki kelahiran Venezia ini berprofesi sebagai pedagang, petualang, juga pengarang  buku. Berkat kepiawaiannya memikat hati banyak perempuan, julukan sang pecinta sejati pun diperoleh oleh lelaki yang kurang tampan ini.

Nah,,, kok bisa ya? Ini juga yang saya bingungkan, bagaimana bisa seorang yang dikatakan kurang tampan malah meniduri puluhan wanita? Pembaca, khususnya pria yang masih jomblo pasti bertanya-tanya, kok bisa sih dia gitu? Lha saya, pacar aja 'gak punya? Hehehe…

Bicara tentang Don Juan, di Indonesia juga ada. Kasus suap impor daging sapi yang menyeret seorang petinggi PKS dan makelar bernama Luthfi Hasan Ishaq dan Ahmad Fathanah masih segar dalam ingatan para jomblo lelaki. Atau yang lebih sensasional adalah Eyang Subur yang sempat mengumpulkan ke-delapan istrinya dalam satu rumah. Wah… tambah meringis nih hati kalian ya jomblower laki-laki? Hehehe… Bisa dibayangkan dong ya sepak terjang mereka yang telah sukses menjadi Don Juan.

Don Juan sendiri, tingkat kelakuannya lebih tinggi dari pada playboy dan perayu maya. Sebutan itu sangat akrab bagi mereka para lelaki penjaja cinta yang menghalalkan segala cara untuk menaklukkan hati perempuan yang menarik di matanya yang diakhiri dengan ajakan untuk berhubungan seksual. Cara awal yang mereka lakukan tentunya tak jauh berbeda dengan kebanyakan laki-laki, yakni merayu dengan :

1. Memberi Bunga

Ini bunga benaran ya, bukan bunga Bank, dan bunga yang paling sering diberikan sebagai penghantar cinta adalah mawar merah. Perempuan mana yang tak sumringah senyum dan hatinya bila diberikan bunga oleh seorang laki-laki yang juga disukainya? Seorang tomboy seperti saya pun mungkin akan menyukai bila diberi bunga, bahkan bila saya tak menyukai orangnya.

2. Kalimat Manis

Puisi dan teman-temannya adalah bagian dalam melancarkan aksi mereka. Mereka akan berusaha menaklukkan sang perempuan dengan kalimat manis, entah dari mulutnya langsung atau dari untaian kalimat yang mereka tuliskan.

3. Tak Kenal Putus Asa dan Culas

Ya, kata putus asa tak pernah ada dalam kamus hidup mereka. Bila belum diterima, mereka akan terus berusaha dan bila mereka menemukan lelaki lain yang notabenenya juga menyukai sang perempuan, sifat culasnya pun semakin terasah. Seperti yang telah saya katakan di atas, mereka akan menghalalkan berbagai cara untuk menaklukkan perempuan incarannya. Selengkapnya di sini.

Playboy

Bicarain playboy, saya jadi teringat sama salah satu lagu dari girl band yang liriknya "Gak, gak, gak kuat, aku gak kuat sm playboy. Gak, gak, gak level sama cowok gampangan". Siapa playboy ini? Sejauh pengalaman saya bertemu mereka, playboy adalah laki-laki yang suka berganti pacar/pasangan. Mereka selalu merasa, ah.. pacarku gak OK, cari baru dong. Tampangku kan OK. Lalu mulailah dia berpetualang, mempermainkan hati banyak perempuan. Ya, hanya sebatas bermain hati tanpa melakukan penetrasi seksual.

Misalnya seorang teman, sebut saja R. R ini berasal dari keluarga broken home. Saya mengenalnya sejak duduk dibangku SMP. R  ini berperawakan cukup tampan dengan senyum manis, juga hidung mancung. Dalam hal pendidikan, ia pun cukup pintar. Sebagai anak kedua, keluarganya pun ia yang mengurus terlebih setelah sepeninggal ayahnya. Waktu sekolah dulu, cukup sering ia berganti-ganti pacar. Alasannya ya gitu, pacar pertama gak Oklah, lalu putus dan cari pacar kedua. Selanjutnya, ada juga playboy yang buat perempuan itu seperti barang koleksi. Jadi dia punya lebih dari satu pacar.

Menurut saya pribadi, dari pada di pacari sama playboy, mending gak usah deh. Atau bagi sudah yang terlanjur "jadian", putus saja. Dan yang paling OK adalah lebih baik Jomblo dari pada makan hati sama si playboy ini. Ngapain juga kan berharap sama playboy, toh mereka Cuma bs PHP (Pemberi Harapan Palsu). #saveJomblo #okesip hehehe…

Terus, playboy ini kapan tobatnya ya? Hm… Pasti ada dong ya, toh tiap manusia memiliki rasa jenuh sama sifatnya sendiri. Seperti R yang sudah kapok jadi playboy dan sekarang lebih berkonsentrasi sama pekerjaan dan adiknya.

Perayu Maya

Sebelumnya saya telah menuliskan napak tilas sang penakluk hati perempuan di dunia nyata. Bagaimana dengan dunia maya? Cekidot ya bro/sist…

Perayu maya adalah seorang laki-laki yang melancarkan serangan rayuannya kepada perempuan melalui media internet. Rayuannya itu tak Cuma sekali atau dua kali, kalau dia udah suka sama seseorang, pasti akan mengejar terus. Yang namanya perempuan normal, kalau sudah dirayu terus-terusan sekalipun melalui media internet, siapa sih yang 'gak luluh? Kata-kata cinta pun diumbar hingga sang perempuan incaran takluk padanya. Dan jika si perempuan sudah jatuh cinta pada si perayu maya ini, dia tak peduli bagaimana bentuk si lelaki. Cinta? Ya… dari sinilah cinta itu dimulai.

Yang namanya cinta, pasti diikuti sama rindu, kan? Biar dibilang Cuma cinta maya, kalau udah cinta, tetap saja cinta. Perasaan yang bermain di sini. Perasaan saling membutuhkan itu pasti ada. Cinta maya ini sungguh merepotkan. Kalaulah masing-masing bertukar nomor telepon, mungkin bisa terobati kerinduan itu, ditambah dengan adanya fasilitas Yahoo Massanger (YM) dan Skype yang bisa menampilkan gambar masing-masing. Cintanya memang maya, tapi kalau interaksinya intens begini, tentunya tak ada masalah. Cintanya Maya, Sakitnya Nyata jika kedua insan ini belum pernah bertemu tapi sudah saling cinta.

Yang disayangkan adalah masing-masing pasangan memanfaatkan teknologi ini bukan hanya untuk saling melihat ekspresi wajah, tapi juga mempertunjukkan bagian-bagian tubuh tertentu. Owalah… ini dia yang menjadi masalah. Bukan hanya yang muda saja, bahkan yang dewasa pun masih melakukan chat sambil men-share gambar daerah pribadinya. Oia, jika pembaca mendapati komentar begitu tentang saya, sekalian saya konfirmasi di sini, bahwa itu adalah FITNAH. Saya tak pernah melakukan hal tersebut dengan siapa pun. #skiptentangini.

Ada juga perayu maya yang menjadi Scrammer, tak jarang mereka memanfaatkan perempuan itu untuk meminta sejumlah uang, tentunya menggunakan alasan cinta. Selengkapnya silahkan lihat tulisan bunda Fey tentang Scrammer.

Sang perayu maya di Kompasiana juga ada. Terlepas dari hanya candaan/keseriusannya, dia hobi sekali menebar paku dalam setiap komentar. Jangankan yang muda, yang tua aja diembat. Hehehe.. ini yang lucu. Mau merayu, kok gak lihat-lihat dulu siapa yang dirayu? Kadang rayuannya itu sok nginggris. Maksud hati mau bilang, hai sweety… eh malah tertulis hai sweaty. Hehehe… saya sarankan, kalau mau merayu pakai bahasa inggris, baik-baik belajar bahasa inggrisnya. Karena, niat merayunya itu langsung kelihatan dari penulisan kata rayuan yang salah itu, walhasil rayuannya itu 'gak bakal digubris deh sama si perempuan. Kalau mau mendapatkan hati perempuan incaran, gunakan cara-cara yang manis dan sopan dan jangan kasar. Bukannya mendekat, yang ada si perempuan langsung kabur.

Kalau saya bilang sih, tak ada enaknya menjadi Don Juan, Playboy, dan Perayu Maya terutama bagi kami kaum perempuan. Yang namanya perempuan normal itu, paling cepat deh jatuh cinta sama seseorang kalau sudah termakan rayuan, apalagi rayuannya itu intens. Dan ketiganya berpotensi merugikan fisik sekaligus menyakiti hati kami, para perempuan yang sempat menggunakan cintanya untuk Anda.

Kembalikan kepada diri Anda masing-masing, Anda juga memiliki saudara perempuan. Nah,, bagaimana jadinya kalau saudara Anda yang disakiti oleh lelaki berperangai sama seperti Anda? Sakit, tidak? Selamat berpikir! [Auda]

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar