Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Senin, 22 Juli 2013 0 komentar

Kompasiana


Sampai mana puasaku?

Posted: 22 Jul 2013 11:29 AM PDT

بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan mengucapkan basmallah saya mulai tulisan ini, saat ini kaum muslimin di seluruh dunia pastinya sedang khusyu menjalankan salah satu kewajiban sebagai seorang muslim yaitu ibadah puasa ramadhan. Yah ramadhan memiliki makna yang sangat penting bagi kaum muslimin, selain di bulan ini Allah Taala mewajibkan puasa sebulan penuh kepada kaum muslimin, juga Allah Taala menurunkan Alquran. Kedudukan puasa sangat khas di sisi Allah Taala, sehingga Allah Taala mengikrarkan bahwa ibadah puasa ini hanyalah untuk Aku dan Aku sendiri yang akan menjadi pahalanya. Tentu saja maksudnya bukan Allah Taala membutuhkan puasa hamba-Nya, tetapi maksudnya bahwa puasa ini ibadah yang spesial di sisi Allah Taala. Karena di antara sekian banyaknya ibadah di dalam Islam, puasalah satu-satunya ibadah yang tidak bisa dirasuki oleh penyakit-penyakit hati semacam riya/pamer atau sum'ah/publikasi. Orang bisa saja ngaku-ngaku bahwa dia lagi puasa, padahal sebenarnya tidak. Karena hanya dialah dan Allah Taala saja yang tahu sebenarnya dia puasa atau tidak. Meski demikian bukan berarti puasa itu tidak bisa rusak, karena Yang Mulia RasululLah saw pun memberikan instruksi untuk puasa ini dengan dua hal, pertama iimaanan kedua ihtisabaan. Yaitu pertama harus atas dasar keimanan, iman itu pekerjaan hati yang ditandai dengan adanya pengakuan dan perwujudan melalui lahir kita. Jadi ibadah puasa itu tidak bisa dipaksa-paksa karena dia ibadah yang didasari oleh kesadaran sepenuhnya dari hati. Apalagi sampai disweeping puasa atau tidak hehe. Kedua ihtisaban, sambil menghisab diri senantiasa introspeksi, memeriksa diri. Puasa itu artinya secara sederhana adalah menahan diri dari apa-apa yang membatalkan puasa atau mengurangi pahala puasa dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Sehingga lahirlah ihtisaban itu, sederet rambu-rambu pun disampaikan oleh YM RasuluLlah saw supaya para shoimin itu berhati-hati di dalam puasanya. YM RasuluLlah saw pun mengingatkan kita bahwa Allah Taala tidak butuh dari puasa kita itu lapar dan hausnya, atau di tempat lain bersabda bahwa banyak orang yang berpuasa tapi tidak sadar bahwa puasanya itu hanyalah dapat lapar dan haus doang. Inilah yang harus mendapat perhatian lebih dari para shoimin, jangan sampai kita sudah capai-capai puasa, menderita lapar dan haus sebulan penuh eh giliran terima gaji pahala nol besar dikarenakan kelalaian kita sendiri yang berpuasa tidak mengindahkan instruksi dari YM RasululLah saw. ada peribahasa kamboja (kampung bojong nangka) "cape gawe teu kapake" artinya sudah capek-capek kerja ga kepake. Kalau begitu harus bagaimana puasa itu? tadi sudah disampaikan puasa itu menahan diri, bukan saja dari hal-hal yang bersifat lahir seperti makan, minum dan "bertarung dengan istri" saja, tetapi juga harus menahan diri dari berkata lacur, caci maki, fitnah, tebar kebencian dan permusuhan, gangguin orang, serempet-serempet hak asasi orang lain dan saudara-saudaranya yang merupakan penyakit mulut dan hati hehe. Bahkan ketika ada yang ngajak berantem beneran pun YM RasuluLlah saw bersabda ga usah diladenin bilang saja ana shoim lagi puasa. Nah barulah ketika puasa kita sudah sesuai dengan instruksi YM RasuluLlah saw yaitu iimaanan wa ihtisaaban inshaAllah dengan karunia Allah Taala puasa kita akan mengantarkan kita menjadi hamba Allah Taala yang lebih baik yaitu derajat muttaqi. Ketika hari raya tiba, yang disebut hari kemenangan kita akan bergembira bukan karena dapat THR gede atau dapet baju baru atau bebas dari belenggu puasa hehe, tapi kita bergembira karena mendapat lailatul qadar, mendapat ied hakiki, yaitu liqa-a-Allah, pertemuan dengan Allah Taala. Menjadi manusia yang disucikan lahir dan batin, manusia yang dihijrahkan dari kondisi buruk kepada kondisi yang baik.

Semoga saja Allah Taala mengaruniakan kita ied yang hakiki, menghidayahi kita menaufiki kita puasa yang sebenar-benarnya. Sehingga ketika berakhirnya puasa itu akan terjadi revolusi rohani yang luar biasa dalam diri kita, amin Allahumma amin.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Ust. Maulana: Ustadz Kok Melambai?

Posted: 22 Jul 2013 11:29 AM PDT

Prolog :

Tulisan lepas ini hasil request dari pembaca tulisan saya di Kompasiana. Seorang bapak yang meminta saya untuk menuliskan tentang ustadz ini. Siapa dia? Ikuti saja tulisan lepas hingga usai. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

Ust. Maulana: Ustadz Kok Melambai?

13745158561997307084

www.bintangindonesia.com

Jama'ah oh jama'ah…

Siapa yang nggak tahu dengan "tagline" di atas? Tiap pagi mewarnai di televisi Anda usai subuh. Tagline ini begitu cepat merasuki baik bagi jama'ah yang hadir maupun pemirsa televisi yang menonton cara tausyiah di televisi swasta. Mau tahu siapa yang mendengungkannya?

Tak lain dia adalah seorang ustadz yang berasal dari Bugis. Ustadz M. Nur Maulana a.k.a ustadz Maulana. Begitulah yang kita kenal. Pembawaannya setiap kali berceramah atau berkhotbah selalu mengundang decak tawa setiap kali tampil. Apalagi pembawaannya cukup menghibur bagi para jama'ah oh jama'ah

Namun sayang ustadz yang popular karena dakwahnya di upload di You Tube oleh seseorang. Ia sendiri tidak tahu siapa yang menguploadnya. Begitu ia berkata setiap kali diwawacari oleh para kuli flashdisk (ikutin sesuai zaman bukan kuli tinta, bukan kuli disket melainkan kuli flashdisk)—dengan senyum khas. Nyengir. Banyak sebagian kalangan yang meragukan  kredibilitasnya sebagai ustadz. Apalagi ia berasal dari kampung di Makasar. Bahkan ada yang mengkritik pedas hingga meng-down-kan dirinya. Tak pelak ia sempat menangis ketika dibanjiri protes di media sosial karena penampilan dalam menyampainnya ia berceramah atau berkhotbah.

Karena video You Tubelah ustadz Maulana makin terkenal. Apalagi berawal dari penjualan DVD dakwahnya laku keras. Hingga Dirut televisi swasta mencari dan memanggilnya untuk bersedia mengisi acara tausyiah setiap bakda subuh hingga saat ini berjalan,

Melambai. Ngondek. Kemayu. Begitulan lontaran-lontaran yang ia terima dari para pemirsa televisi maupun para ustadz dan ulama ketika melihat ia menyampaikan dakwahnya dengan gaya khasnya. Apalagi ustad yang memulai karirnya dari 1988 ini selalu ditemani surban yang disempangkan di pundak. Dan itu jadikan media untuk memberi suasana lain. Ya, mirip di film "Perempuan Berkalung Sorban" yang diperanakan oleh Revalina S. Temat. Tapi karena ustadz Maulana laki-laki maka saya juluki "Ustadz Melambai Berkalung Sorban".

Entahlah, apakah itu strateginya untuk berdakwah agar apa yang ia sampaikan pada jamaah langsung tidak membosankan dan jenh. Tetapi tidak segitunya, bukan?

Ya, seharusnya sebagai seorang pedakwah atau penceramah harus memiliki kewibawaan dan disegani bukan dilecehkan dan diprotes karena gayanya yang melambai. Ngondek dan kemayu. Wallahu'allam bishowwab.[]23072013

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Musim Liburan Li Belanda, Cuaca Cerah, Beginilah Keadaan Di Pantai

Posted: 22 Jul 2013 11:29 AM PDT

doc pribadi, sunset atau matahari pamit mundur, di pantai Scheveningen yang langka terjadi

Sejak memasuki bulan juli tahun ini, cuaca di Belanda begitu memancar, bukan hanya cerah, tapi juga hangat dan tidah basah karena hujan.

Tentu saja kejadian ini membuat warga Belanda menyambutnya dengan suka cita, baik dengan cara nongkrong-nongkrong di teras kafe, atau barbeque bersama teman atau keluarga, ada yang bersepeda seharian menyususri perkampungan Belanda yang asri dan indah. bahkan mengunjungi pantai yang paling banyak di lakukan oleh warga Belanda ketika udara cerah ceria.

Doc pribadi, warga berleha-leha di bawah bangunan pertokoan yang tutup dan di bawah terik matahari

Kami sekeluarga tak mau ketinggalan, walau jarak menempuh perjalanan cukup memakan waktu kurang lebih satu jam dengan menggunakan kereta dan di teruskan menggunakan kereta listrik, tapi kami tak pernah tanggung kalau mengunjungi pantai. yakni bisa sampai terbenam matahari, setiap berada di pantai di musim panas yang panjang itu. di tambah anak-anak mulai memasuki liburan di sekolahnya.

doc. pribadi, anak-anak begitu sumringah dan bahagia

Terbenam matahari di musim panas terjadi, yakni sekitar jam 10 malam, dan kami berada di pantai tak jarang sampai jam 11 malam. anak-anak berlarian ke sana ke mari, suasana yang begitu nyaman dan terorganisir dengan baik. di mana Ambulan dan polisi tak henti hilir mudik mengontrol para pendatang untuk bersantai di pantai dalam keadaan aman, dan terkendali.

Begitu pula petugas P3K atau pertolongan pertama pada kecelakaan membuka posko khusus untuk menangani kecelakaan ringan yang bisa terjadi ketika kita sedang asik bermain. dan tak lupa pengawasan pantai yang siap siaga membantu ketika ada kasus pengunjung terbawa arus atau tenggelam. pokonya semua sarana yang di butuhkan warga di siapkan untuk mengantisipasi hal yang tidak di inginkan sampai terjadi.

Kami mengunjungi pantai Scheveningen, salah satu pantai yang berada di Provinsi Den Haag, pantai tersebut adalah pantai yang paling mudah di kunjungi oleh warga yang tidak menggunakan kendaraan pribadi dan mudah di capai oleh kendaraan umum.

Ketika kami datang, kami di sambut oleh gadis cantik berambut blonde dengan menawarkan tato gratis kepada anak-anak, tentu saja anak-anak mau dan berebut meminta di tato yang terbuat dari tempelan tato tersebut. setelah memberikan tato, si gadis menanyakan no Telp atau Handpone, beserta nama anak-anak kita, untuk menjaga kemungkinan anak kita hilang dari pengawasan karena manusia yang begitu menyemut memenuhi bibir pantai.

doc. pribadi, duh…jeng-jeng, jarena mau menghirup udara bersih dari polusi, ko malah rokokkan

Tujuan nomor HP kita, adalah untuk menghubungi kita apabila anak kita di ketemukan oleh petugas patroli atau siapa saja yang melapor ke bagian pengaduan warga atau kehilangan dan di ketemukan barang atau anak. oh…ternyata gadis cantik berambut blonde itu petugas dari pemerintahan, untuk mendata anak-anak dan mengatasi kasus kehilanagan anak.

Setelah mendata segalanya yang di minta imformasi, kemudian kita menuju pantai dan anak-anak tak mau menunggu langsung menyebur dan bermain air dan pasir di pinggir laut yang mengandung udara yang menyegarkan dan menyehatkan itu.

doc. pribadi, sabar ya pak…, nerkamnya di rumah saja

Tentu saja sebelum nyebur kelaut dan bermain di  pantai, mereka harus menggunakan cream pelindung matahari dulu. karena kalau tidak, bukan hanya berbahaya untuk kesehatan, juga sinar matahari sekarang sudah tidak ramah lagi. karena lapisan ozonnya yang sudah rusak dan bisa menimbulkan kanker kulit bagi yang sering berada di bawah terik matahari dalam waktu yang lama.

Ada yang di sayangkan ketika kami berada di pantai Sheveninegn tersebut, alih-alih mau menghirup udara bersih, eh…ada yang merokok berbau daun ganja kerap tercium menyengat oleh kami. yah…namanya negara yang membebaskan menghisap ganja,  tak bisa di hindari kalau dalam suatu kumpulan massa, selalu saja mencium bau asap daun yang di haramkan di negaraku itu.

doc. pribadi, warga yang menceburak diri ke air karena panas

Selebihnya kami begitu menikmati dan berbahagia, karena anak-anak begitu menikmati keberadaanya di pantai dengan tak henti bermain air dan pasir, berlarian ke sana ke mari sambil membawa meber kecil yang kami bawa dari rumah, kemudian di isi oleh pasir laut dan menumpuknya membuat sebuah bangunan pasir.

Ada yang sedikit berubah dengan keberadaan pantai Scheveningen yang berada di Den Haag tersebut, tahun lalu masih membuka pertokoan sarana bisnis yang khusus di bangun, bangunana yang memanjang dan menjorok ke pantai, di mana di dalamnya terdapat beberapa restoran, toko-toko kecil, juga sarana rekreasi lainnya, kini sudah tak beroprasi lagi, bahkan bangunan tersebut sudah kosong melompong tak ada aktivitas bisnis di sana.

Padahal tahun lalu kami sering makan Apel tart dan teh, untuk menikmati udara laut yang menjorok ke dalam pantai dan otomatis restoran tersebut berada di atas laut. sayang sekarang semuanya menghilang karena crisis ekonomi, jadi gedung tempat, dan berbagai kegiatan bisnisnya tak terlihat beroprasi lagi.

doc. pribadi, orang bertato di Belanda normal loh

Namun sarana permainan lainnya, masih tetap ada, seperti komedi putar, atraksi burung, loncat trampolin. permainan yang di gemari anaku, yakni bom-bom car atau mobil mobilan juga mengalami kemunduran, di mana tahun lalu masih terdapat beberapa mobil-mobilan yang tersedia, kini tinggal satu di tambah dua motor-motoran

Keadaan di pantai benar-benar seperti lautan manusia, mereka melakukan berbagai aktivitas yang menyenagkan, ada yang hanya tertidur di bawah terik matahari, ada yang main ski pomula dengan menggunakan riak ombak yang menyisir pantai, dan berbagai kegiatan menyenangkan lainnya.

doc. pribadi, gedung pusat bisnis kenangan makan dan menghirup udara bersih di atas laut dulu, kini menjadi kosong hiks

Hal yang paling menarik yang saya perhatikan ketika berada di pantai, dari ratusan atau bahkan mungkin ribuan manusia yang berada di bibir pantai untuk menikmati suasan cuaca cerah plus menyantap makanan dan minuman yang mereka bawa atau beli dari penjual di sekitarnya yang bertebaran. kesadaran warga para penikmat cuaca yang terkenal mahal dan jarang menemukan cuaca cerah dan hangat di Belanda, yakni kesadarn mereka akan membuang sampah, yang tidak sembarangan.

Mungkin kesadaran saja tidak cukup, karena setiap manusia selalu ada dan banyak oknum yang tak sadar lingkungan, tapi dengan perpaduan antara petugas yang di turunkan, dari polisi yang hilir mudik, patroli dan mengontrol warga menggunakan mobil patroli yang di gunakan khusus bisa melaju di pasir, mungkin itu salah satu faktor kenapa warga yang datang tak berani membuang sampah sembaranag.

Padahal tempat sampah cukup jauh loh, tapi kita tak kehilangan akal, daripada harus bulak balik membuang sampah ke tempatnya yang cukup jauh, lebih baik, sampat tersebut kami masukan ke tas dan ketika menuju pulang kita masukan ke tempat sampah yang tempatnya jauh tersebut.

Saya sempat memperhatikan seorang ibu yang memungut plastik-plastik kecil potongan dari bungkus makanan yang di buang anaknya, kemudian dia kumpulkan di dalam satu kantong plastik sampah yang dia simpan di dalam tas, untuk kemudian di buang ke tempat sampah nantinya seperti kebanyakan orang lakukan di situ.

doc pribadi, tak ada sampah kan, walau warganya berjibun

Alhasil dari kesadaran para pengunjung pantai, di tambah oleh kesiagaan pihak petugas pemerintahan, seperti polisi, petugas ambulan, P3K juga Guard pantai. meskipun hari itu hari minggu, mereka tak malas untuk bertugas dan berpatroli, demi menjaga dan memastikan keadaan dan kondisi warga tetap baik dan pantai tetap asri.

Semoga para penikmata pantai di tanah air Indonesia tercinta, mau meniru cara yang baik dari peradaban negara maju, sayangilah alam kita, terutama pantai di tanah air yang begitu elok dan memukau dan luar biasa keindahnnya, jangan membuang sampah sembarangan ketika kita berekreasi ke pantai atau ke mana saja, apalagi sampah pelastik yang akan meracuni dan membebani kebersihan pantai tersebut.

doc, pribadi.asik bermain air di cuaca yang langka

Satu lagi yang patut di tiru, petugas pegawai pemerintahan yang terkait, tidak pernah lengah dan siap siaga selalu berada di antara warga. baik dalam jenis bantuan  maupun pengawasn terpadu. semoga pegawai pemerintahan negriku, terutama polisi bisa juga melakukannya. tidak malas bertugas dan menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya di saat situasi lagi di butuhkan di tengah keriuhan warga, meskipun di hari libur. karena kesadaran warga saja belum, cukup untuk mengatasi kemelut dan ketidak disiplinan manusia di manapun, meski di negara yang sudah maju sekalipun.

sebenarnta

tulisan ini tadi pagi sudah di posting, tapi sulit masuknya dan tak bisa masuk sama sekali ke Kompasiana, jadi sekarang saya coba publish lagi. terimakasih kepada para komentator yang saudah masuki di antaranya saya copi di sini

padahal paling ga enak itu ngerokok di pantai

Waaaaa…I love beach very much…sunset…sunrise…ombaknya…langitnya…anginnya…perfect lah pokoknya….

Wow….

Waaaaah………………musim panas saat ini ya teh?


terimakasih atas semua komentarnya, saya tak bisa menjawabnya tadi, karena tidak bisa di temukan tulisan saya di publish.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Setangkai Mawar Biru

Posted: 22 Jul 2013 11:29 AM PDT

Tak Kenal, Ciuman Berbalas (17+)

Posted: 22 Jul 2013 11:29 AM PDT

Sinting! Akun @agnezmo bernilai $7,937,786.03

Posted: 22 Jul 2013 11:29 AM PDT

Sebenarnya apa sih untungnya kita maen twitter? Satu pertanyaan yang menjadi pemikiran gweh sampe sekarang. Twitter itu kan buang-buang waktu, terus buang-buang pulsa, pokoknya gak ada untungnya deh. Apalagi kalo Emak ngomel-ngomel, kerjaan kita cuman maen hape doang, jadi tambah ribet urusannya.

Kemaren gweh gak sengaja nemu website yang intinya berisi, bagaimana menilai akun kita di twitter? Artinya, akun kita dan jumlah follower itu ternyata ada nilai jualnya. Untuk lebih jelas, link-nya ada di sini:

LINK

Terus gweh iseng masukin, kira-kira berapa nilai akun twitter orang paling banyak followers di Indonesia (alias @agnezmo)? Ternyata jumlahnya seperti tertera di atas. Ada juga tulisan yang bunyinya seperti ini…

We have calculated that the @agnezmo Twitter account is worth between $5,953,339.52 and $9,922,232.53 USD on the open market.

Dalam artian, kisaran harga akun twitter @agnezmo antara 5,9 juta USD sampe 9,9 juta USD. Mungkin di sinilah yang jadi jawaban pertanyaan gweh sebelumnya, bahwa, bagaimana kita mengukur taksiran harga "image" di twitter? Terlepas dari bagaimana cara @agnezmo mendapatkan 8 juta followers, yang pasti, ini adalah nilai ukur sebuah image yang hendak dijual.

Masih banyak memang pertanyaan seputar apa fungsi followers di dunia maya terhadap nilai penjualan sebuah produk?

1. Misal, apakah dengan banyak followers berarti banyak juga yang beli produknya?

2. Apakah di masa depan, twitter bisa jadi patokan bagi sebuah "branding image"?

3. Coba kita bandingkan dengan orang-orang kaya di dunia, atau mungkin artis Hollywood dengan bayaran termahal? Apa nyambung dengan followers twitter?

4. Belum nemu lagi pertanyaan baru… J

Laporan Pertanggung Jawaban Jenderal Luten | #CJRBoyBandAntiLipsing | Ciyus, nih? Ada Tempat Nongkrong Baru di Dunia Maya? | Google Konslet : Kiamat Searching | Fungsi Search di Twitter yang Nyebelin | Bottleneck (Wikipedia Ngaco)

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Minggu, 21 Juli 2013 0 komentar

Kompasiana


Jokowi Tinggal Menunggu Waktu Turun Sebagai Gubernur?

Posted: 21 Jul 2013 11:15 AM PDT

Makin benderang saja tingkah Jokowi. Terakhir adalah laporan gelontoran dana yang cukup besar akibat blusukan Jokowi yang dilansir oleh FITRA. Wow lumayan juga jumlahnya. Kalau topeng Jokowi kian terbongkar, alamat dah. Tinggal nunggu waktu geser dari posisi Gubernur.

Belum jika mulai muncul kegerahan dan protes beberapa kelompok warga pada Jokowi, Warga waduk Pluit, pedagang tanah Abang, hingga soal warga Fatmawati. Apakah akan ada tambahan lagi warga-warga yang bakal protes?

Saya kok amat yakin bakal bermunculan lagi warga-warga yang semakin berani menyatakan protesnya. Biasanya kan begitu. Sekali ada satu dua bersuara maka yang lain dan semula diam akan ikut-ikutan lantang bersuara.

Jokowi sendiri sudah mengeluarkan sahutan baliknya atas informasi baru oleh FITRA. Media-media pun menemukan makanan lahapnya. Memburu berita-berita paling mereka buru dan bisa menaikkan jumlah pembacanya.

Saya juga baca FITRA balik melawan. Jika saja Jokowi menantang dikeluarkan data-datanya maka pun akan mengeluarkan data-data tersebut. Wah wah. Media-media kembali menemukan makanan bergizinya. Bahkan media sosial macam Kompasiana pun, para penulis-penulisnya pun ikut gegap gempita menanggapi. Saling sahut-menyahut. Alias bersahutan.

Jika fenomena saling membuka hal tersembunyi ini berlanjut, tak dapat dielakkan lagi maka topeng muka Jokowi akan semakin kentara ke permukaan. Jika topeng sudah terbuka seluruhnya, bisa dipastikan Jokowi memiliki peluang besar bakal bergeser dari jabatan yang didudukinya.

Saya berharap topeng-topeng lain juga terbuka. Seperti topengnya Mahfudh MD, Dahlan Iskan, maupun tokoh-tokoh lain yang dianggap serupa dengan mereka. Pastilah akan menimbulkan perubahan paradigma pikir luar biasa dalam cara pikir rakyat tentang para pemimpin-pemimpin di tanah air.

Topeng kemurnian. Begitu maksud saya dengan istilah topeng di sini. Saya berharap semakin terang mata rakyat terbuka lebar-lebar, bagaimana memilah dan memilih pemimpin masa depan terbaik bagi bangsa ini. Biar terbiasa meneliti sebelum memilih. Siapa tahu di situ ada topengnya.

Lalu bagaimana dengan topeng Jokowi? Jika saja semakin dibuka topengnya Jokowi ternyata tetap asli, alias yang terlihat tetap saja wajahnya sendiri, ya kans dia menjadi presiden makin terbuka lebar. Kan jadi bergeser tuh kedudukannya sebagai Gubernur?

Masalahnya saya menjagokan Mahfudh MD…

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

just appreciate our amazing life..

Posted: 21 Jul 2013 11:15 AM PDT

Kisah Anak Yatim dari Wonogiri dalam Mengapai Pendidikan

Posted: 21 Jul 2013 11:15 AM PDT

Lesna Purnawan Pria kelahiran 9 Maret 1988 terlahir di daerah terpencil di selatan Wonogiri tepatnya di Kecamatan Giritontro, dari keluarga kalangan di bawah rata-rata (baca: miskin) dan ia hanya mampu menamatkan pendidikan sekolah dasar (SD) pada tahun 2001, setelah lulus SD ia belum bisa langsung melanjutkan ke SMP karena sejak kelas 1 SD sudah ditinggal ayahnya karena meninggal dunia, sejak itulah ia menjadi seorang yatim, dari sinilah yang melatarbelakangi dan keterbatasan biaya menjadikan ia tidak dapat melanjutkan pendidikan berkelanjutan.

Setelah lulus SD Tahun 2001 ia merantau ke Solo Baru, di sini  ia memulai perjuangan hidupnya dalam meraih cita-cita untuk melanjutkan sekolah.  Saat di Solo Baru ia memulai keberuntungannya menjadi penjual  koran di sekitaran Perumahan Solo Baru, aktivitas itu di jalaninya dari selesai sholat subuh sampai jam 9 pagi, di samping menjadi penjual koran ia memanfaatkan waktu luangnya menjadi tukang parkir di pelataran parkir "PICCO Baby Shop, dan Shiatsu Solo Baru" dan menjadi muadzin di masjid baitul makmur Solo baru "ndhelalah" jarak lokasi parkir dengan masjid tidak  terlalu jauh, aktivitas itu bisa ia jalani dengan baik, dan malam harinya ia kadang tidur di masjid, terkadang ia numpang di rumah saudaranya diwilayah Langenharjo, Solo Baru, aktivitas itu ia jalani semata-mata hanya memohon ridho Allah SWT dan harapan dapat melanjutkan Sekolah, namun sejak tahun 2001-2004 ia belum ia belum mampu menggapai cita-citanya untuk bisa sekolah.

Karena keinginan untuk sekolah sangat mengebu dalam jiwanya, pada tahun 2004 ia nekat mengadu nasib di Jakarta tepatnya hijrah ke Ciputat, dengan berbekal tekad dan niat untuk melanjutkan pendidikan SMP, SMA, dan pendidikan yang berkelanjutan, di ciputat ia menumpang  rumah saudara ibunya  di rumah pasangan (H. Sartono, S.sos dan Hj. Haryanti, S.sos, M.Si) di sana ia sambil bekerja serabutan dan tetap dengan tekadnya untuk sekolah, siang harinya ia bekerja dan malam harinya ia gunukan untuk sekolah. Pada tahun 2013 ia menamatkan  pendidikan Strata 1 (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu Manejeman Budi Bakti (STIM BUDI BAKTI) Bekasi, sebuah kisah dan perjalanan panjang dalam meraih semua ini pertigaan, tikungan, perempatan,h bahkan jalan berlubang ia lalui untuk bisa melanjutkan sekolah SMP, SMA, hingga aS1 tanpa biaya dari orang tuanya namun ia tetap menjadi anak yang rendah hati dan apa yang di lakukan selalu di  niatkan karena memohon keridhoan dari Allah SWT. "Tanpa Ridho mamak (ibu) dan Ridho Allah SWT saya tidak bisa sekolah dan sampai di ciputat, apa yang saya lakukan ini niat karena Allah SWT dan saya dedikasan sepenuhnya untuk mamak saya mas, tuturnya kepada infowonogiri.com

Di ujung tahun 2009 ia bekenalan dengan seorang gadis  asal wonogiri melalui jejaring sosial Facebook (FB) dan pada Januari 2010 ia menikahi Anie Pujiyati, S.Pt Perempuan yang berdomisili di Jl. Klengkeng 2 No. 1, Kerdukepik, Giripurwo, Wonogiri Putri pasangan H. Sumarsono (Pegawai BRI Cab. Wonogiri) Hj. Ratmini (Pengusaha Rias Pengantin dan Dekorasi) "SEKAR JAGAD" pada saat itu ia masih berusia 21 Tahun dan masih kuliah semester 3, niat dan tekad karena Allah SWT ia memberanikan diri melamar dan menikahi Anie Pujiyati, S.Pt. Dan Januari 2011, pasangan ini di karunia seorang Putra bernama UMAR JAGAD RAZAQ ANIE LESNA. Percintaan Lesna Purnawan dan Anie pujiyati yang relatif singkat melalu jejaring sosial Facebook karena di anggap menarik dalam fenomena era teknologi kisahnya pernah di angkat  MAJALAH INTISARI Edisi 574 Maret 2011 "Menjemput Jodoh di Internet".

Lesna Purnawan juga aktif di kegiatan organisasi sosial seperti di Paguyuban keluarga Wonogiri (PAKARI), Paguyuban Jawa tengah  (se-jabodetabek) PJT, Kawedanan Baturetno (KABARET COMMUNITY) dll. Dari kegiatan itulah ia banyak menimba ilmu dan jaringan di antaranya dengan tokoh-tokoh Jawa-tengah, Wonogiri Serta banyak belajar serta menjalin persahabatan dengan para Akademisi, Mahasiswa, Seniman, birokrat, politikus, pengusaha asli  dari wonogiri yang berada di jabodetabek, dan di daerah, serta tokoh-tokoh nasional lainnya. Banyak rekan-rekan mengatakan kalo Lesna purnawan ini termasuk pribadi yang supel  dan bergaul  dengan siapapun dari kalangan bawah sampai kalangan atas, sebagia contoh dengan tokoh-tokoh dari wonogiri antara lain, Agus Heryawan Effendy, SE., MM. biasa di kenal "Agus Bering", Sugiyatno Adi Prayitno, SE., MM. Drs, H. Sudarmanto Leles, MM dll. Pekerjaan yang ia geluti saat ini di bidang Percetakan dan Penerbitan, dianataranya Lesna Printing, Lesna Publishing, Lesna Jagad Offset, serta menjadi Wartawan di media online dan cetak.

Saat ini Lesna Purnawan di beri amanah oleh Ketua DPC PPP WONOGIRI Anding Sukiman, S.Pd untuk  menempati posisi  sebagai CALEG DPRD WONOGIRI DAPIL 1 Nomor Urut 4 meliputi Kecamatan Wonogiri, Selogiri, Wuryantoro, Eromoko, Manyaran, dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dengan harapan dapat menjadi politisi muda yang berintegritas, amanah dan benar-benar memperjuangkan kesejahteraan masyarakat wonogiri, atas dasar pengalamam hidupnya yang bisa di katakan "pahit" dan dari keluarga kalangan dibawah rata-rata serta menjadi anak yatim sejak masih kelas 1 SD Insya Allah benar-benar menjadi wakil rakyat yang amanah.

Pembaca dapat berkomunikasi dengan Lesna Purnawan melalui:

PIN BB                 : 282398AB

Twitter                 : @lesnapurnawan

Facebook            : Lesna purnawan

Telepon/sms     : 0821 25 388 014 | 087 8080 53 879

Website               : www.lesnapurnawan.com

: www.kerdukepik.blogspot.com

Alamat                 : Jl. Klengkeng 2 No. 1, Kerdukepik, Giripurwo, Wonogiri

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Sisi Pembelajaran yang Lain dari Kompasiana

Posted: 21 Jul 2013 11:15 AM PDT

1374427814487983370
gambar :

http://ririsatria40.files.wordpress.com/2012/11/kom02.jpg

http://jessetalks.files.wordpress.com/2009/12/david_henrie.png

www.kompasiana.com

(diolah dengan photoshop dan fotosketcher)

Sebagai sebuah wadah masyarakat untuk menyebarluaskan berita dan ilmu lewat dunia maya, Kompasiana tentu juga memikul tanggung jawab moral untuk memberikan pembelajaran kepada pembacanya

Secara umum, pembelajaran oleh Kompasiana itu sudah otomatis didapat pembaca dari artikel-artikel yang diunggah oleh Kompasianer. Ada banyak sekali tulisan yang bermanfaat dan mencerdaskan di sini. Tak kurang juga tulisan yang menarik dan menghibur.

Tulisan-tulisan itu bisa saja memang dihantarkan oleh orang yang punya kompetensi dibidangnya, semisal mantan wapres, mantan menteri, dokter, dosen, ahli hukum, insinyur, ustadz, pendeta, seniman, sastrawan, guru, dan lain-lain.

Namun pembelajaran itu bisa juga berasal dari orang biasa yang memang berkecimpung dalam belantara kehidupan nyata. Kita lihat ada TKI, tukang becak, bakul jamu, mantan preman, pedagang kaki lima, supir, dan lain-lain latar belakang profesi juga tingkat pendidikan, yang menjadi kontributor setia Kompasiana.

Kompasianer itu semuanya ihklas untuk berbagi dan terhubung, lewat tulisan. Terkadang sebuah artikel mendapat tanggapan minor dari pembacanya, atau bahkan dari sesama kompasianer.

Adapun komentar negatif yang mungkin muncul itu, janganlah sampai membuat kita patah arang. Karena pada hakikatnya, semua komentar itu, baik positif maupun negatif, adalah pemicu kita, para kompasianer, untuk lebih baik dalam menulis dan berkarya. Janganlah kita lantas menjadi berang atau malah balik menyerang sang komentator pembawa bubuk merica itu.

Sebenarnyalah, kita semua ihklas untuk berbagi dan terhubung di sini, sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Berbagi apa yang kita lihat, kita dengar dan rasakan. Tidak hanya berbagi berita dan ilmu, di sini kita juga berbagi derita dan harapan. Karena bukan tidak mungkin, sharing derita dan pengharapan kita itu justru memberi manfaat bagi kita dan para pembaca; paling tidak dapatlah diambil hikmahnya.

Selain pembelajaran dari artikel kiriman kompasianer, masih ada pembelajaran lain di Kompasiana, yakni dari admin dan moderator. Di luar beberapa tutorial cara menulis yang pernah diturunkan oleh admin, kita masih bisa memetik ilmu dari cara admin memperlakukan tulisan.

Marilah kita simak lebih mendalam tulisan-tulisan yang ada di Index Headline. Galibnya, tulisan yang bertengger di sini adalah tulisan bagus yang sudah diperbaiki oleh admin Kompasiana, untuk diterbitkan ulang dalam bentuk yang sudah 'layak tayang'. Cobalah tulisan-tulisan itu kita perhatikan cara pengetikannya, kita cermati gaya bahasanya, pilihan kata dan frasanya, atau kita pahami format literasinya.

Setelah pengamatan dan pendalaman itu, dapatlah ia kita jadikan sebagai salah satu referensi ketika akan mencoba menulis. Referensi ini tentunya di samping berbagai referensi lain, yang apabila makin banyak maka akan makin memperkaya khazanah dan wawasan kita tentang kiat-kiat menulis.

Selain dari artikel yang ada di Index Headline, kita masih bisa belajar menulis dan mengambil ilmu dari tulisan yang ada di Trending Artikel. Namun patut dicatat, sebahagian besar tulisan di sini adalah tulisan populer, yang dipilih moderator dan admin dari tulisan yang ada di Highlight. Tulisan-tulisan di Trending Artikel ini, menurut pengamatan dan pengalaman kami, tidak melalui proses editing ulang oleh admin. Jadi ia tampil apa adanya, sehingga tidak bisa dijadikan referensi mutlak dalam hal belajar dasar-dasar kepenulisan. Tetapi setidaknya, keberhasilan tulisan itu masuk ke jajaran TA, niscaya karena ada nilai lebih yang dikandungnya.

***

Siapakah pembaca Kompasiana?

Pembaca Kompasiana adalah para kompasianer itu sendiri, ditambah para pembaca lain yang merupakan silent rider atau bahkan ghost rider. Para pembaca luar ini, umumnya adalah orang yang mendapat alamat dari hasil mencari di Google atau mesin pencari lain. Patut dicatat, ada banyak sekali judul artikel di Kompasiana yang bersikukuh muncul di halaman-halaman awal mesin pencari Google.

Mengapa? Karena asas kerja pencarian mesin pencari otomatis itu adalah asas persesuaian dan asas popularitas. Makin sering suatu tulisan dibaca orang, maka makin besarlah kemungkinan ia menjadi jawara di halaman depan mesin pencari otomatis itu. Karena itu saya tak heran ada beberapa tulisan saya yang sering ada di halaman-halaman

awal mesin pencari Google. Tentunya dengan kata kunci yang bersesuaian.

***

Mari belajar, mari (tetap) menulis.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Just Human Being

Posted: 21 Jul 2013 11:15 AM PDT

Banyak Acara TV Bulan Ramadhan tidak Mendidik

Posted: 21 Jul 2013 11:15 AM PDT

REP | 22 July 2013 | 00:33 Dibaca: 27   Komentar: 0   0

Prihatin melihat tayangan TV pada bulan ramadhan ini, banyak tayangan yang tidak bermutu, malah sebaliknya, isinya hanya melulu melecehkan,merendahkan martabat manusia dan semua itu menjadi bahan lawakan yang seakan di bawakan dengan tanpa dosa… Saking khawatirnya ..anak sy selalu sy dampingi dalam menyaksikan tayangan -tayangan TV tersebut. Sy khawatir anak saya malah jd terbiasa dengan sikap melecehkan atau merendahkan martabat manusia…ah…itukah mendidik bangsa ini..yang notabene dibulan ramadhan ini seharusnya penuh dengan kasih sayang dan menjunjung tinggi kemanusiaan…. hanya beberapa tayangan TV yang termasuk bermutu: seperti AKSI - nya di Indosiar , itu bermanfaat sekali , Ceria Ramadhan - dengan dai'-dai ciliknya itu juga bermanfaat..buat anak2… tapi mana dengan TV lain ????KPI tolong tegur dan beri sanksi kepada Tayangan 2 TV yang keluar dari Norma2 dan pelcehan harkat martabata manusia…

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Rabu, 17 Juli 2013 0 komentar

Kompasiana


Buku SD Porno: salah siapa?

Posted: 17 Jul 2013 11:21 AM PDT

belakangan kita selalu disibukan dengan pemberitaan yang buruk tentang pendidikan dari semua levelnya. Berita ini menutupi berbagai prestasi yang dilakoni oleh beberapa pihak yang konsisten memperjuangkan nilai-nilai luhur pendidikan. salah satu yang mencuat ialah mengenai peredaran buku aja untuk SD yang memuat konten pornografi. Ini bukanlah yang pertama kali, sejak beberapa tahun lalu berita ini selalu terdengar dan tidak pernah ada titik cerah penyelesaiannya.

Pendidikan Anggaran Besar Tanpa kejelasan Arah

Tidak elok jika hanya menyelahkan penerbit dan guru yang memasarkan buku tersebut dalam kasus ini. Fenomena beredarnya buku porno dikalangan pelajar SD merupakan potret dari kesemrawutan pengelolaan pendidikan kita. dengan anggaran yang diberikan oleh negara berkisar 20% dari APBN, dan juga APBD menyisakan pertanyaan yang miris, apakah masalah penerbitan buku ajar tidak dijadikan program utama?

Pertanyaan ini wajib dijawab oleh pihak kementrian pendidikan. Karena pola kurikulum era reformasi ternyata dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk terus memproduksi buku ajar yang setiap tahunnya selalu berganti. Jika diidentifikasi, jelas sekali program produksi buku ajar ini merupakan proyek tahunan yang selalu dinikmati oleh berbagai pihak, seperti guru, pejabat struktural di kecamatan, kabupaten, hingga nasional serta tentunya oleh pihak penerbit itu sendiri.

Diketahui di dalam struktur organisasi Kementrian pendidikan dan kebudayaan tentunya ada bidang kurikulum, yang berkewajiban memberikan arahan dalam setiap proses belajar mengajar di kelas, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi. Belum lagi, sejak dulu sudah ada balai pustaka, yang memiliki program kerja untuk menerbitkan setiap lembaran buku ajar, buku edukatif dan informatif yang layak dibaca oleh setiap siswa di perpustakaan. Jelas sekali bahwa tidak ada kemauan dari pemerintah pusat, dalam hal ini kemdikbud dalam upaya memenuhi kewajibanya untuk menyediakan bahan ajar yang gratis dan berkualitas.

Belakangan, bahkan kementian pendidikan sudah melalukan upaya pembuatan buku ajar elektronik yang dapat diunduh secara gratis untuk memudahkan proses belajar mengajar di kelas. Tapi buktinya, sampai saat ini berbagai program, struktur, dan sumber daya yang cukup melimpah tersebut tidak dioptimalkan untuk kemajuan pendidikan kita.

Alhasil, lewat penerbitan yang dilakukan oleh pihak swasta, selain konten yang dimuat tidak melalui saringan yang baik. kondisi ini malah memberatkan ekonomi orang tua siswa. Setiap semesternya, orang tua harus memikirkan kocek pendidikan yang cukup besar untuk pembelian buku ajar lengkap dengan lembar kerja siswa yang wajib dibeli setiap tahunnya. Apakah itu wajib? tidak wajib memang, namun dalam suasana keseragaman sekolah yang ditampilkan dengan kesamaan seragamnya setiap hari tentunya menjadi masalah bagi si siswa yang akan minder, malu, dan tidak pede jika dirinya tidak memiliki apa yang dimiliki oleh teman-temannya di dalam bersekolah.

"Proyek" Pendidikan

menggelitik jika membahas masalah proyek. secara detail Bremen dan Wiradi (2004) mendefinisikan proyek sebagai sumber pendapatan lain diluar gaji resmi. Mentalitas pendidik dan para pejabat yang terkait, tidak pernah menyiakan ritual smesteran ataupun tahunan untuk mendapatkan uang tambahan. Jika ditilik lebih lanjut begitu banyak, upaya pendidik dan pejabat terkait untuk mendapatkan 'proyek'. Salah satu bisnis besar dibidang pendidikan selain pengadaan bahan ajar ialah bimbingan belajar. Bimbingan belajar kerap bekerja sama dengan sekolah untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan perusahaan yang mengambil momen dari ketakutan berlebih para siswa untuk dapat lulus dari tingkatan tertentu. Bisnis ini sangat menjanjikan, terbukti dengan semakin menjamurnya bimbel di kota-kota besar. Terdengar juga dibeberapa sekolah mengambil peluang itu dengan nama study tour, umroh bersama, dan juga meninjau kampus di luar negeri serta masih banyak lagi.

Jelas sekali, bahwa arah pendidikan formal kita ialah memeras siswa dan orang tuanya tentunya untuk mendapatkan penghasilan tambahan. padahal, konstitusi negara kita sudah menjamin penyelengaraan pendidikan dengan dana yang cukup besar. Dengan kondisi seperti ini, tentunya akan menciptakan kelas sosial baru di masyarakat. sekolah-sekolah sudah memiliki tingkatan tertentu, bukan didasarkan pada kualitas pengajar dan proses belajarnya, namun berbagai 'proyek' yang diadakan di sekolahnya. Sekolah yang tidak menjanjikan, yang sulit bagi pendidiknya mendapatkan 'proyek' akan diselenggarakan apa adanya, seadanya. tanpa bobot kualitas pemikiran dari pada pendidik yang mumpuni. Bahkan, di beberapa sekolah negeri sudah dibedakan antara kelas reguler (bayaran biasa), dengan kelas eksutif (banyak proyek) dengan istilah bilingual, akselerasi dan berbagai istilah lainnya.

Lalu mau apa?

membincangkan masalah pendidikan memang tidak akan ada habisnya. proyek abadi mencerdaskan kehidupan bangsa akan terus digulirkan oleh negara, walaupun nyata-nyata hanya prosedural semata. buku Porno ialah salah satu titik kecil noda yang ada di kain bendera 'tut wuri handayani'. masih banyak noda-noda yang lain yang besar dan membandel. Watak bangsa akan sangat ditentukan oleh pendidikan formal yang diselenggarakan oleh negara, melalui sekolah-sekolah yang ada.

Sertifikasi guru, Kurikulum 2013 dan lain-lain  yang memakan anggaran sangat besar nyata-nyata belum menunjukan dampak yang signifikan untuk perbaikan pendidikan kita, bahkan di tingkat proses belajar mengajar. Negara harus tegas, untuk memberangus oknum-oknum yang bermain 'proyek' di dalam dunia pendidikan. Kembalikan pendidikan kepada nilai-nilai luhur yaitu membentuk generasi bangsa yang melek IPTEK dan IMTAK. Jangan sampai proses pendidikan hanya dimanfaatkan oleh oknum tertentu dan korporasi, yang menjadikan siswa hanya sebagai sapi perahan. semoga.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Terima kasih Kompasiana.

Posted: 17 Jul 2013 11:21 AM PDT

Sebelum saya mengenal Kompasiana, hidup dan dunia saya begitu simple; Saya selalu melihat kebaikan dari setiap orang, pandangan saya begitu naif, seperti Shahruk Khan di film "My name is Khan", bahwa di dunia ini, hanya ada dua macam orang, orang baik yang berbuat kebaikan, dan orang jahat yg berbuat jahat.

Setelah mengenal Kompasiana, level stress saya langsung naik drastis. Saya baru sadar bahwa tidak semua hal di dunia ini yang hitam putih. Dari banyak tulisan yang pernah saya baca di kolom "Politik" dan "Humaniora", saya bisa menyimpulkan, ternyata banyak orang yang hanya berlaku baik di depan kita dalam kehidupan sehari-hari, tapi terdoktrin oleh kepercayaan mereka untuk mengkavling surga hanya untuk kaum mereka masing-masing, dan mengutuk yang berbeda pandangan maupun kepercayaan dengan mereka untuk menjadi penghuni neraka (kecuali kalau mengikuti kepercayaan mereka). Theis agresif dan Atheis agresif adalah fenomena yang baru bagi saya.

Saya ingin kembali seperti dulu lagi, tapi sepertinya sudah terlalu terlambat. Saya sudah berubah menjadi pribadi yang paranoid (beralasan atau tidak, itu untuk di bahas di artikel yang lain). Sudah tiga bulan belakangan ini, paling tidak satu jam dalam sehari saya menghabiskan waktu membaca artikel-artikel di Kompasiana. Dan celakanya lagi kegatalan saya untuk menulis, semakin bertambah, dari hari ke hari, semakin tak tertahankan. Sampai akhirnya, lahirlah tulisan sederhana ini; Dan seperti iklan Klinik Tong Fang yang sempat nge trend beberapa bulan yang lalu, ijinkanlah saya mengatakan:

Terima kasih, Kompasiana.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Tegaskan Alasan Menulis Anda

Posted: 17 Jul 2013 11:21 AM PDT

Oleh MUCH. KHOIRI

Pada suatu hari di musim gugur tahun 1993, 32 penulis dari seluruh penjuru dunia yang ikut Internasional Writing Program (IWP) diminta untuk membuat esei yang bertema, "Why, What, How I Write?" (Mengapa, Apa, Bagaimana Saya Menulis?). Esei mereka akan dijadikan bahan diskusi testimonial di berbagai acara, dan bahkan berlanjut untuk rekaman dan dokumentasi.

Ketika hasil tulisan mereka dibawa ke forum, perbincangan yang paling hangat dan menggugah diskusi seru terletak pada "mengapa"-nya, yakni alasan menulis. Dengan  kalimat lain, apakah alasan atau kausa (penyebab) yang mendorong mereka menulis bidang tulis masing-masing: drama, novel, puisi, dan sebagainya.

Betapa tidak, ternyata alasan (penyebab) menulis tidak mudah dirumuskan secara jelas oleh setiap penulis. Memang ada yang blak-blakan dan jelas, tetapi kebanyakan masih samar-samar—entah karena  mereka malu, atau karena mereka ingin mengungkapnya kelak saat menerima hadiah Pulitzer Prize atau Nobel Prize misalnya.

Dalam  diskusi itu saya berada dalam satu forum dengan penulis-penulis dari China (Dong Jiping), Ivory Coast (Assamala Amoi), dan Arab Saudi (Abdullah Bakhit). Satu-persatu kami harus berbicara di depan audiens di sebuah aula di English Philosophy Building (EPB), University of Iowa (USA). Respons audiens, yang kebanyakan penulis Amerika, tidak kalah serunya.

Tentu saja, alasan menulis yang mengedepan sangat beragam,  baik jenis maupun tingkatnya. Ada yang enteng, ada yang rumit. Keragaman alasan itu terjadi karena perbedaan pendapat yang mengemuka, baik dari panelis (nara sumber) maupun dari audiens. Untungnya, bukan saling meniadakan, melainkan saling melengkapi.

Meski demikian, secara garis besar, alasan-alasan itu bisa dikategorikan menjadi dua: alasan ideal dan alasan praktis. Alasan pertama lebih abstrak, ideal, dan filosofis; alasan kedua lebih personal, kentara dan terukur.

Alasan praktis itu, misalnya, ingin berjuang lewat tulisan, ingin mendidik masyarakat,  ingin kaya, ingin terkenal, mencari penghidupan (nafkah), atau memenuhi kewajiban kredit poin. Masih ada sederetan alasan sejenis yang bisa dipasang di sini.

Adapun alasan ideal lazimnya bersifat abstrak dan filosofis, bersumber dari idealitas penulis.  Dalam catatan saya, novelis F. Scott Fitzgerald mengatakan, "The reason one writes isn't the fact he wants to say something. He writes because he has something to say." (Alasan mengapa orang menulis bukannya fakta bahwa dia ingin mengatakan sesuatu. Dia menulis karena memiliki sesuatu untuk dikatakan. )

Lebih kuat dari itu, Somerset Maugham menegaskan, "We do not write because we want to; we write because we have to." (Kita tidak menulis karena kita ingin menulis; kita menulis kerena kita harus menulis!).  Tersimpan kewajiban tertentu yang membuatnya harus menulis.

Sementara itu, John Fowles menyimpulkan, "There are many reasons why novelists write – but they all have one thing in common: a need to create an alternative world." (Ada banyak alasan mengapa para novelis menulis—namun mereka punya satu kesamaan: suatu kebutuhan untuk menciptakan sebuah dunia alternatif.)

Apapun alasan yang dikemukakan, itu sah-sah saja. Pendapat Fitzgerald, Maugham, dan Fowles pantas disimak; sama pantasnya dengan pendapat para penulis dari China, Ivory Coast, Mesir, dan Arab Saudi—atau pendapat penulis mana pun, termasuk Anda, tentunya.

Yang penting, alasan itu harus menjadi daya dorong yang kuat untuk senantiasa menumbuhkan dan memelihara semangat menulis. Alasan itu harus bisa menguatkan seseorang untuk tetap menulis guna meraih apa yang diinginkan.

Lebih dari itu, alasan menulis itu juga harus bisa digunakan untuk menguatkan diri ketika berbagai godaan dan serangan mengancam untuk melemahkan dan mematikan.  Contohnya, alasan itu harus lebih kuat melawan hasrat menonton televisi, malas, atau mengobrol tanpa arah.

Oleh karena itu, alasan menulis seyogianya dirumuskan dengan jelas dan tegas. (Andaikata masih ideal, harus ada turunan yang praktis.) Dengan kejelasan ini, penulis bisa membuat visualisasi di dalam dirinya dan membuat action plan rinci dan bertahap untuk mewujudkan target (misalnya: 3 bulan 1 buku!)—sekaligus menguatkan mental selama menulis.

Sekarang, angaplah Anda diundang suatu Panitia Lomba Menulis Nasional untuk menulis esei empat halaman tentang alasan menulis. Nah, tentukan alasan Anda sekarang. Alasan itulah yang menentukan apakah Anda akan tetap bertahan di depan laptop untuk menulis serius atau untuk sekadar menggugurkan kewajiban undangan.***

KBD Gresik, 17 Juli 2013

Salam kompasiana,

Emcho – Much. Khoiri

Cara Penulisan Daftar Pustaka :

Khoiri, Much. Tahun upload. Judul artikel.  Alamat URL lengkap artikel ini. Diakses pada tanggal……..

Contoh:

Khoiri, Much. 2013. Jurus Mengatasi Kemacetan Menulis. http://media.kompasiana.com/buku/2013/07/02/jurus-mengatasi-kemacetan-menulis-573794.html.Diakses pada tanggal 20 Juli 2013.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

ARSENAL BIKIN GERAM LMN

Posted: 17 Jul 2013 11:21 AM PDT

Singkat saja, semua sudah tahu apa janji LMN jika menguasai sepak bola indonesia yaitu meningkatkan ranking Indonesia yang terpuruk menjadi minimal ke………

Bahwa dengan masuknya LMN cs berarti sepak bola kita sekarang dikendaliakan oleh mafia, jadi kalau masalah skor pertandingan sudah menjadi rahasia umum

Saat melawan Belanda Indonesia kalah 3-0 dan saat melawan arsenal kalah 7-0 aneh bukan ? mungkin ini mada sedikit cerita singkat juga pertengkaran antara  AW  MLN JFT

JFT ; Bangsat looo LMN, anda sudah merusak reputasi gue di dunia sepak bola sebagai seorang pelatih, lo sudah rusak citra n martabat  gue di indonesia dan dunia, kemarin loo… bilang kalau gue… bakal jadiin  gue pelatih hebat dan terkenal tapi makan tetep ikut PERSIPURA tapi malah lo hancurin … kalau begini caranya gue mundur jadi melatih ( sambil ngemut permen suduk dimainin di mulutnya)

LMN; tenang bro bisa diatur, AW ini orang memang bajingan gak kayak LVG sesuai orderan jangan masukin bola banyak banyak ni mau naikin ranking doang jadi gak usah ganas ganas berapaun ongkosnya ikut, yang pasti muke lo yang item tetep gue selamati liat aja entar, dah gitu aja AW mau gue telpun dulu    sgr (sambil menelus jidatnya yang lebar memeras otak) oke jek……….

LMN dan AW

LMN; Heuui…AW  lo moyet ga tau diri udah udah dibilangi jangan buat gol banyak banyak kenepa lo langgar, kemarin udah gue bilang ni aye  mau naikin citra bahwa di era kepemimpin aku biar terlihat lebih  baik .   yeee lu langgar kenapa ? inikan cuma tur pra musim kenapa ngotot ? lo gue undang cuma untuk menghibur aje ? malu neh timnas bntukan gue lo bantai……..

AW; ane sebenarnya tidak ingin melakukan hal seperti ini, ane udah marahin to pemain gue…. segera di kamar ganti, karena tidak mengidahkan intruksi dan saya sangat menyesal dengan hal ini….

LMN  ; intruksi apa yang AW maksud ?   tolong PLease jelaskan, kaseih tahu sejujurnya yang ter jadi……

AW; saya tanyakan ke asst saya saat jeda babak pertama di ruang ganti, tolong cek apa rekeningnya sudah gemuk… jwbnya belum, pemain sudah pada gelisah ya…. akhirnya kujawab terserah dah……. pusing pikirin orang indonesia main bola ada sogokan………

LMN : trus ……….

AW; saat menit 50 dapat sms udah masuk,  saya kode Chuba Akpom karena dia yang menoleh pertama kesaja dengan lambaian jari  tangan saya dengan kode metal, bukanya menurukan tempo tapi malah trenginas……. ya terjadilah gol ke 2, selanjutnya Olivier Girou juga salah pengertian , saat Lukas Podolski mencetak gol menit 83 kepingir lapangan untuk minum……… saya sudah tidak bisa berbuat lagi….. masak saya harus membuat gol bunuh diri……. karena permainan IDT memang sagat amat jelek jadi tidak bisa pura pura kewalahan menerima serangan balik…….dan apa lagi…………………… maaf…………

LMN; ya…. gue maaf in… ceritakan saja

AW: Lukas bilang……(sudah terlambat pak…….kode tadi yang dimaksud oleh rekan rekan yang berpenapilan ciamik di pra musim akan dijadikan pemain reguler….. apalagi sudah terbiasa bermain Kick 'n' Rush disuruh menurunkan tempo medadak tidak bisa pak apalagi sudah tinggal 8 menit…… ini ARSENAL bukan tim abal abal AREMA atau PERSIPURA  yang bisa atur pertandingan….. udah pak dikembaliakan saja……) jadi ini saya kembalikan saja………

LMN; oooooo enak bener ente….. udah ancuri muke gue……. jadi tidak dipercaya ama roy sukro………. pokoknya gue minta pertanggung jawaban atau gue bocorin…….. ne berita……. biar sama sama manpus…… jika klub Inggris mau terima sogokan…………

AW; ape yang harus saya lakukan bang……….

LMN: Cukur habis vietnam……… skor telak dan lebih buruk dari 7-0……. dah berapapun gue tambah 3x lipat dan uang tadi jadi DPnya dan ini langsung saya tranfer gak bakalan telat lewat UN bank di london jadi 3 m3nit langsung masuk

AW; kalau gitu saya terima tawaran anda, pemain akan saya intruksikan all out mulai meneit pertama

Setelah vietnam terjungkal………

AW; maaf pak LMN   saya sudah maksimal, dan saya intruksikan kepada anak buah saya sejak menit pertama tetapi hasilnya 7-1 …. memang lebih baik permainanaya….. tidak kayak melawan IDT mulai menit 50 dapat membobol   6 gol

MLN; ya sudah…. yang penting sama sam kebobolan 7 gol…… coba kemari aku tau nomer hp XL mu saat di indonesia, pasti saat skor 6 -0 saya ingin pemain mu melakukan gol bunuk diri atau menghalang halangi pemainku untuk mencetak gol balasan

AW; Ya sudah pak tahun depan di undang lagi…… kukasih skor baik 2 -0, kalau disuruh kalah tidak mungkin……. dan kumaikan pemain cadangan semua…

MLN : awas kalau ingkar……. gak an ku udang lagi selama aku masih makan dI PSSI

setelah itu

LMN; Gimana jek……. besok mau lagi melatih lawan liverpol…….

JFT;  Maaf pak,  sebenarnya seneng seneng saja tapi saya masih trauma dengan kekal;ahan telah kenarin, kesehatan saya langsung down…… sampai sekarang gak doyan makan…… sudah ke dokter belum membaik

LMN; tenang saja….. sudah gue koling si Brendan Rodger….. mainya untuk hiburan saja….. jangan seperti arsenal….. kalah skorm tipis syaratnya ikut saja……. toh klasnya dibawah arsenal

JFT; pak klub Inggris itu terkenal profesionalnya … gak kayak di endonesia…… lagian…….

LMN; lagian kenapa…………..

JFT; pelatih di indonesia bukan saya saja……. banyak yang lain……. dan materi pemainya skill kurang dan jauh tertinggal baget……. apalagi……. harus kouta 95 ISL……. ini yang agak sulit

LMN; usul mu….. gimana….. beri masukakan…. aku juga sudah buntu….. ketua BTN ne….. pake pelatih asing kemarin terlanjur di tendang…… AR menurut kabar sudah pikun……… kalao ga pikun sekarang di telp……… besok sudah sampai indonesia…… visa turisnya masih aktif…….

JFT; sebenarnya pak lawan liverpole cukup Semen Padang FC plus ISL pak….. sudah ter uji pak…… tapi klau kita lakukan itu kita malu….. dari pada memoles IDT yang masih mentah…….

LMN: udah….. gak usah panjang lebar…… bagaimana ini mau tidak menukangi lavan liverpol besok……. udah ngantuk……..

JFT: coba pak….. saya pikir pikir dulu………. besok saya telpun balik……… RD kayaknya siap pak….. dia juga rakus seperti bapak………. mau rangkap jabatan……. AREMA oke….. U 23 oke TIMNAS oke  …… dia emang ga punya malu….. gitu dulu  pak….. salam buat rekan rekan

tut……..tut…….tut………………

kemungkinan kesalah ketik inisial salak ketik…. krn sambil ngantuk

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

doa dan darah

Posted: 17 Jul 2013 11:21 AM PDT

Bromo Navia

Posted: 17 Jul 2013 11:21 AM PDT