Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Kamis, 27 Maret 2014 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Benarkah Prabowo Kroni Soeharto ?

Posted: 27 Mar 2014 11:29 AM PDT

1395942398722306370

Prabowo S. Djojohadikusumo dan Titiek Soeharto

Kedudukan sebagai menantu presiden membuat Prabowo S. Djojohadikusumo selalu dibayang – bayangi nama besar HM. Soeharto, mantan mertuanya yang selama 32 tahun menjadi penguasa negeri hijau khatulistiwa. Sampai akhirnya posisi menantu pun lengser, status kroni Soeharto hampir pasti tetap melekat kuat pada dirinya.

Karir militer yang cemerlang pun kerap kali dihubungkan dengan statusnya sebagai menantu kesayangan presiden. Padahal, tak sembarang perwira mampu menyelesaikan tugas lapangan dengan hasil yang memuaskan seperti Prabowo. Menembak mati Presiden Fretilin dan atau membebaskan sandera bukanlah prestasi sederhana. Dan akhirnya sejarah membuktikan, demi menghentikan derap langkah sang Jenderal, harus diciptakan konspirasi besar termasuk melibatkan kekuasaan dan campur tangan keluarga istana sendiri.

Hubungan Prabowo dengan keluarga Cendana terjalin setelah Prabowo memperistri murid ayahnya di kampus, Titiek Soeharto. Sang murid yang tak pernah berani duduk di depan dan selalu memilih bangku paling belakang di setiap kelas ayahnya membuat Prof. Sumitro tak mengenali siapa gadis yang dikenalkan oleh Prabowo kepadanya. Bagi Sumitro, pernikahan Prabowo dan Titiek Soeharto adalah historical accident, yang kelak terbukti dengan berakhirnya karir militer sang putra secara tragis akibat tikaman dari keluarga sang besan.

Keluarga Prof. Sumitro dan Soeharto secara kultural bagaikan langit dan bumi. Soeharto berasal dari Yogya dan Ibu Tien adalah bangsawan Surakarta. Kombinasi ini sudah barang tentu menciptakan kehidupan keluarga yang amat kental nuansa jawanya, sangat - sangat feodal. Nenek Prabowo, Ibunda Prof. Sumitro sangat anti feodalisme, itulah sebabnya ia meminta suaminya RM. Margono Djojohadikusumo agar tidak usah memakai gelar kebangsawanan KRT.

Sedangkan Keluarga Prof. Sumitro Djojohadikusumo sendiri adalah keluarga yang amat terbuka, sangat modern, egaliter, terdidik dari institusi pendidikan terbaik di berbagai negara. Dan dalam banyak situasi, meski orang Jawa namun terkadang tak paham dengan tradisi Jawa. Ibunda Prabowo, Dora Sigar adalah wanita Minahasa yang lama tinggal di Eropa, sedangkan Prof. Sumitro sendiri berasal dari Banyumas yang dikenal sebagai pemberontak. Leluhur Prof. Sumitro adalah Pangeran Diponegoro.

Keluarga Prof. Sumitro sudah jelas tak mampu mengikuti "ciri khas" keluarga Cendana. Prof. Sumitro yang ceplas – ceplos apa adanya sangat sering memberi nasehat kepada Soeharto, terlebih mengenai peranan anak – anak dan kroni – kroni Soeharto. Raut kemarahan tak pernah ditumpahkan Soeharto di depan Sumitro meski sesungguhnya Soeharto amat tersinggung, sebaliknya Soeharto justru mengungkapkan kesadarannya akan kesalahan yang terjadi, namun Prof. Sumitro sangat terheran – heran setelah Soeharto kembali melakukan banyak kesalahan yang sama. Di akhir masanya, Soeharto lebih banyak mendengarkan dan menuruti tuntutan anak dan kroninya daripada nasehat Prof. Sumitro, terlebih setelah Prof. Sumitro menyatakan tentang kebocoran 30% dana pembangunan yang dilansir di Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ke-12 di Surabaya, November 1993.

Hubungan Prabowo dan Keluarga Cendana setali tiga uang dengan hubungan perbesanan Prof. Sumitro dengan Soeharto. Sudah lama ipar – ipar Prabowo menaruh dendam kepada Prabowo. Hal ini sangat wajar karena Prabowo mewarisi sikap Ayahnya yang kerap terbuka dan terus terang apa adanya, bila ada sesuatu yang tidak benar dan tidak sesuai maka Prabowo langsung mengemukakan rasa ketidak senangannya itu.

Prabowo sangat prihatin dan menyesalkan sepak terjang bisnis anak – anak presiden. Prabowo pernah menentang pembelian pesawat dan alat persenjataan yang dimark-up hingga empat kali lipat dari harga sebenarnya.  Prabowo dengan sengit menyebut perbuatan itu sebagai bentuk penjarahan yang sangat zalim. Komentar - komentar pedas nan tajam dari Prabowo tentu menyakiti hati keluarga Soeharto. Tatkala Tutut sangat mendominasi penyusunan kabinet 1997, Prabowo kembali melancarkan aksi protesnya. Prabowo berujar, " Mengapa orang – orang terbaik disingkirkan ?".

Kelakukan Prabowo yang kesekian kalinya itu tentu semakin membuat telinga Keluarga Cendana semakin panas. Setiap kali berselisih paham dengan Prabowo, anak – anak Soeharto pasti segera mengadu kepada Ayahandanya tercinta, Soeharto.

Lengsernya Soeharto pada 21 Mei 1998 adalah puncak dari ketegangan Prabowo dan Keluarga Soeharto. Cendana marah besar, mengapa Prabowo membiarkan mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR, mereka curiga bahwa itu disengaja oleh Prabowo sebagai bagian dari konspirasi untuk menjatuhkan sang penguasa. Tutut dan Mamiek marah-marah kepada Prabowo, "Kamu ke mana saja dan mengapa membiarkan mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR ?" Prabowo dengan sengit balik bertanya, " apakah aku harus menembaki para mahasiswa itu ?".

Perbedaan mendasar secara kultur kekeluargaan, latar belakang politik dan akhir karier kemiliteran membuat saya menyimpulkan bahwa sangat naif jika Prabowo disangkakan sebagai kroni Soeharto. Jangankan bergantung kepada Soeharto, Prof. Sumitro mendidik anak – anaknya agar jangan bergantung bahkan pada bantuan dan kemampuan orang tua. Sangat berbeda dengan sistem keluarga Soeharto yang memberikan fasilitas tanpa batas kepada anak – anaknya bahkan kroninya. Tatkala Hashim ( adik Prabowo ) baru saja selesai sekolah, Hashim berujar pada ayahnya agar ia bisa berbisnis di Indonesia. Prof. Sumitro ketika itu masih menjabat di kabinet. Menanggapi permintaan anaknya, Prof. Sumitro mengatakan, " selama saya masih jadi menteri, please jangan di Indonesia ". Sehingga akhirnya Hashim bekerja di luar negeri pada waktu itu.

Akhir tahun 1977, Prof. Sumitro datang kepada Pak Harto dan mengatakan, "Nanti tahun 1978 Bapak akan mempertimbangkan susunan kabi­net, mohon saya jangan dimasukkan lagi, saya sudah mendekati 60 tahun. Hashim mau berkarir di bidang bisnis, selama saya masih di dalam pemerintahan,  nggak saya perkenankan…."

Dan yang mengejutkan Prof. Sumitro, Pak Harto justru bilang begini, "Kalau begitu Pak Mitro enggak adil terhadap anak-anak."

Nah, dari sudut pandang memperlakukan anak – anak saja saya dapat menyimpulkan Prof. Sumitro dan Soeharto memiliki karakter yang jauh berbeda, rasanya tidak masuk akal sang putra, Prabowo S. Djojohadikusumo hasil pendidikan kemandirian yang anti ketergantungan bahkan kepada orang tua sendiri, bisa menjadi kroni yang sangat bergantung pada kemudahan dan fasilitas yang dimiliki Soeharto. Jika pada akhirnya Prabowo ternyata kaya raya juga, ingatlah bahwa Hashim S. Djojohadikusumo adalah pebisnis ulung yang bisa saja mereka berdua memiliki bisnis yang dirintis secara bersama – sama.

So, masihkah berpikir Prabowo kroni Soeharto ?

* M. Ricky Rivai *

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

7.000 Perak Bisa Nonton Enak

Posted: 27 Mar 2014 11:29 AM PDT

Menghadapi tuntutan dari mendahaganya ingin menonton film – film nasional maupun internasional tapi tempat tinggal jauh dari bioskop membuat saya tergerak mencari alternatif bagaimana menikmati sungguhan box office tanpa ke bioskop.

Film – film (mungkin) banyak dijual dalam bentuk kepingan cakram digital di pasaran, tapi ini adalah alternatif yang lebih saya sukai dari pada harus membeli cakram digital. Karena biasanya kualitas dari film dari kepingan cakram digital berkualitas TS/Cam, hasil rekaman dari oknum pembajak yang menonton ke bioskop terus hasilnya di burn ke cakram digital untuk dipasarkan, makanya saya nggak suka beli CD/DVD bajakan meski murah, walaupun nggak semuanya kualitas Cam, jadi mirip beli kucing dalam karung.

Saya bukan bermaksud mempromosikan suatu produk disini, karena saya bukan staff marketing dari pihak – pihak yang bakal saya sarankan ditulisan ini.

Oke, ini dia produk – produk yang wajib kamu punya supaya bisa modal 7.000 dapat enak.

Pertama, kamu wajib punya notebook/netbook sebagai media kamu menonton film tersebut dan modem GSM.

Kedua, kamu pilih kartu simPATI sebagai provider untuk modem kamu, ini bukan promo ya, sekali lagi bukan promo. Kamu akses di *363# tentunya sim – card simPATI-nya harus berada di handphone terlebih dahulu ya. Kenapa simPATI? Karena hanya simPATI yang masih memberi tarif termurah untuk paket seperti ini. Paket apakah yang kita pilih? Nah dari askes *363# pilih → 2. Telkomsel Flash, pilih → 3. Flash Kuota Based – Optima, pilih → 4. Paket Midnight, pilih → 2. Rp. 7000/7,2Mbps/7hari. Tunggu balasan dari operator.

Dengan 7000 rupiah kita mendapatkan 2048 Mb atau 2Gb seminggu, dan bisa dinikmati dari jam 00.00 s.d 08.59, selain murah, tentunya semua tahu telkomsel menjangkau daerah pelosok, ya seperti tempat tinggal saya ini, meski pelosok telkomsel telah menyediakan sinyal 3g untuk daerah seperti ini.

Bagi kamu yang setuju dengan paket ini, kamu bisa mengaksesnya secara ringkas dengan menekan *363*2*3*4*2#

Ketiga, akses ke situs www.nontonmovie.com disana terdapat film – film dalam dan luar negeri yang dapat ditonton secara streaming, tapi dengan sedikit bantuan IDM (internet download manager) maka film bisa otomatis kamu download tanpa harus menonton secara streaming, serta film telah terdapat subtitled Indonesia, jadi kamu tidak perlu mencari subtitled lagi.

Kesimpulan:

2 Gb bagi saya sudah bisa mendapatkan 3 film dengan permisalan 1 film berukuran 650Mb, lagipula jangan takut file jadi corrupt bila dalam mendownload file tersebut paket simPATI telah mencapai kuotanya. Beli lagi paket begadang seminggu, dan "resume" pada file yang terputus di download tentunya memerintahkan resume di dalam aplikasi IDM.

7000 udah bisa nonton enak.

Tambahan:

Bagi yang menggilai anime bisa juga nonton streaming atau mendownload di http://animeindo.tv disitu juga sudah ada subtitled Indonesianya lho.

Semoga bermanfaat dan dapat dipahami.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Jokowi : Capres ataukah Cawapres?

Posted: 27 Mar 2014 11:29 AM PDT

Jokowi benar-benar fenomenal. Berita terakhir, Jokowi masuk daftar "The World's 50 Greatest Leaders" pada peringkat ke-37 versi majalah Fortune – sebuah majalah terkemuka di Amerika Serikat, edisi 07 April 2014, sebagaimana yang tertulis dalam sebuah artikel tertanggal 20 Maret 2014. Jokowi juga satu-satunya orang Indonesia yang diperhitungkan kapabelitasnya sebagai pemimpin berkelas dunia.

Itu saja dulu soal prestasi Jokowi di tingkat dunia dalam berita mutakhir. Soal prestasi lain-lain dan selanjutnya, silakan mencari sendiri beritanya di media apa pun. Yang pasti, popularitas Jokowi, baik secara nasional maupun internasional, semakin meyakinkan sebagian besar rakyat Indonesia untuk menjadikan Jokowi sebagai Presiden RI dalam Pemilu 2014 ini.

Calon Presiden Tanpa Wakil

Pada Jumat sore, 14 Maret 2014, di Kantor DPP PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, secara resmi Jokowi ditetapkan sebagai calon presiden (capres) oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Hal ini secara langsung merupakan jawaban PDIP seputar rumor mengenai harapan sebagian masyarakat Indonesia, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, agar Jokowi maju sebagai capres.

Serta-merta pencapresan Jokowi menjadi gusar dan panik banyak capres lainnya. Karena jabatan saat ini masih sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi langsung 'diserang' oleh demo sebagian warga Jakarta, yang di antaranya menerima bayaran Rp.100 ribu per orang. Juga diserang oleh sejumlah wakil rakyat, yang salah satu partainya terkenal selalu oportunis (berkoalisi dengan penguasa atau calon penguasa yang potensial).

Namun, berkaitan dengan pencapresan Jokowi tersebut, ada satu pertanyaan yang cukup menggoda, yaitu siapakah calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Jokowi. Pasalnya, PDIP tidak pernah menyebut-nyebut siapa cawapres-nya.

Posisi cawapres, sebenarnya, tidak kalah strategisnya, mengingat kapasitas wakil presiden nantinya harus bisa benar-benar berkolaborasi secara positif dengan Jokowi dan PDIP. Apalah arti kehebatan Jokowi jikalau kinerjanya kelak justru direcoki oleh wakilnya sendiri.

Belum lagi kalau mengingat "masa hidup" manusia adalah misteri, dimana siapa pun tidak akan mampu menebak kapan waktu pemberhentian nafas oleh Sang Maha Kuasa. Ini bukan 'menyumpah' tetapi antisipasi sedini mungkin. Kemungkinan besar PDIP pun sudah bisa menyiapkan 'sesuatu' apabila memang "misteri" itu mendadak datang.

Baiklah, bisa saja kemungkinan positif menjadi rencana dan strategi PDIP. Akan tetapi, di sisi lain, muncul suatu dugaan atau kecurigaan, jangan-jangan PDIP sengaja 'melowongkan' posisi cawapres adalah sebagai sebuah 'bargainning' politik. Kecurigaan ini murni berasal dari pemikiran liar Penulis.

Selain ketiadaan berita mengenai siapa cawapres dalam penetapan pada 14 Maret lalu, juga dengan adanya pihak-pihak dari partai lain yang mencoba 'mendekati' PDIP sekaligus 'menawarkan' untuk mengisi kekosongan itu. Pihak-pihak partai lain yang melakukan itu sebenarnya, pertama, sudah tidak memiliki rasa malu secara manusia dan bangsa. Kedua, bisa merupakan upaya berpolitik yang licik di kemudian hari.

Apa pun itu, barangkali, bagi PDIP, kesengajaan alias 'lowongan' tersebut bisa menjadi semacam superioritas tertentu dalam kancah perpolitikan Indonesia. Namun, harus juga diwaspadai, bahwa kelowongan yang sengaja diciptakan untuk 'bargainning' justru berkesan negatif. Maksud kecurigaan alias pemikiran liar ini, ada 'bisnis' politik tingkat tinggi.

Ada pemikiran liar kedua, selain soal 'bargainning' politik tersebut. Ketika 'bargainning' politik bisa memunculkan dampak negatif terhadap PDIP, bisa jadi justru cawapresnya nanti berasal dari lingkungan keluarga Megawati. Mungkin saja Puan Maharani yang akan menjadi cawapres untuk mendampingi Jokowi nanti.

Presiden ataukah Wakil Presiden

Maaf, ini satu lagi pemikiran liar (ketiga) untuk mencoba mencari kemungkinan meskipun kemungkinannya sangat tidak mungkin jika PDIP memang berpegang teguh pada ketetapannya sendiri. Apakah itu? Jangan-jangan Jokowi sengaja dipajang untuk menggalang massa tetapi ujung-ujungnya justru Megawati atau Puan Maharani yang akan menjadi capres-nya dan Jokowi sebagai cawapres.

Ya, jangan-jangan. Ketidakjelasan cawapres memang sebuah "misteri" tersendiri, yang memungkinkan munculnya keliaran berpikir Penulis. Akan tetapi, menurut Penulis, jika memang nantinya Jokowi hanya menjadi cawapres, tentu saja secara politik PDIP melakukan blunder (kekelirun). Apakah para elit PDIP rela berencana secara blunder begitu? Tentu tidak, kan?

Perjalanan perpolitikan PDIP selama ini sudah tentu bukanlah sengaja atau tidak sengaja hendak melakukan blunder. Orang-orang yang duduk dalam kursi eksekutif, semisal para gubernur, bukanlah orang-orang yang sama sekali tidak memiliki kapasitas mumpuni untuk mengelola daerah-daerah serta kepentingan nasional. Serangan-serangan politik yang dilancarkan oleh para kompetitor pun bisa menjadi ujian penting dalam setiap perjalanannya.

Nah, yang terakhir, yang justru patut dicurigai sebagai blunder adalah tulisan ini sendiri. Bukannya Jokowi, Megawati, Puan Maharani, ataupun PDIP. Harap maklum, Penulisnya adalah seorang kader GOLPUT sejati. Ahai!

*******

Panggung Renung – Balikpapan, 28 Maret 2014

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Ayo Belajar Technopreneurship bersama Hadi Wenas, Natali Ardianto, William Tanuwijaya, Sandiaga Uno, Budi Rahardjo, Sanny Gaddafy GRATIS

Posted: 27 Mar 2014 11:29 AM PDT

Online Technopreneurship Teaser
Quote:

Sedikit info tentang HarukaEdu
Quote:HarukaEdu adalah portal pendidikan dimana anda dapat mengikuti berbagai macam pendidikan formal maupun informal secara online: kelas online, kuliah online dan sertifikasi online.

Selain kelas online yang dapat diikuti secara gratis oleh siapa saja, kami bekerja sama dengan universitas berakreditasi A atau B dan institusi pendidikan lainnya untuk menawarkan kuliah online dan sertifikasi online yang berkualitas. Jadwal kuliah yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap orang yang berbeda menjadikan program kami sangat tepat bagi mereka yang sudah bekerja.

Melalui pendidikan online yang ditawarkan, diharapkan agar kami dapat memberikan kesempatan yang lebih besar dan kemudahan kepada siapapun yang berminat untuk meningkatkan pengetahuan, profesionalitas dan daya saing mereka.

Tujuan Pembelajaran Technopreneurship
Quote:Dalam kelas online ini, anda akan mempelajari baik teori dasar mengenai technopreneurship maupun pengetahuan praktikal yang dapat membantu anda memulai sebuah technology startup.

Beberapa topik mendasar dari technopreneurship akan dibahas dalam kelas ini seperti Pengertian dan Potensi Technopreneurship; Pengenalan Peluang dan Riset Pasar; Pengembangan Produk; Model Bisnis dan Potensi Keuangan; Rencana Eksekusi; dan Pendanaan.

Selain itu, untuk mempermudah peserta memahami pelajaran, kelas online ini juga memberikan sebuah contoh dimulainya suatu startup yang prosesnya disesuaikan dengan topik yang sedang dibahas.

Kompetisi Startup Pitching
Quote:Sebagai tugas akhir dari kelas Online Technopreneurship ini, anda akan diminta untuk mempersiapkan pitch startup anda selama 5 menit dan menguploadnya di YouTube. Pitch terbaik dari ke 3 kelas Online Technopreneurship akan mendapat dukungan dari kontributor kami sebagai berikut:

Beasiswa dari Jakarta Founder Institute
Alamat bisnis dan hot desk untuk 12 bulan dari The Executive Center
Jasa konsultasi legal dari Trias Consulting
Jasa konsultasi PR dari Kennedy Voice & Berliner
Co-working space selama 2 bulan dari GEPI
Mentorship mengenai pendanaan dari IMJ/Fenox VC
Co-working space, web hosting, dan koneksi Internet dari Skystar Ventures

Jadwal Kelas Online
Quote:Kelas online ini akan diadakan sebanyak 3 kali sebagai berikut:

Kelas 1 : 10 April 2014 - 15 Mei 2014
Kelas 2 : 22 Mei 2014 - 26 Juni 2014
Kelas 3 : 3 Juli 2014 - 7 Agustus 2014

Pengumuman pemenang Kompetisi Startup Pitching akan dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2014. Syarat dan ketentuan pemenang akan diumumkan melalui website ini.

Tim Pengajar
Quote:

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Memahami Keberadaan Konstitusi Dalam Rangka Pernguatan Sistem Bernegara

Posted: 27 Mar 2014 11:29 AM PDT

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva menegaskan, konstitusi merupakan sumber hukum di Indonesia. Karena itu, tidak heran jika semakin tinggi tingkat pemahaman dan kesadaran bangsa terhadap konstitusi, maka akan semakin beradab sebuah negara. Hal itu diungkapkan Hamdan di depan ratusan mahasiswa dari 24 perguruan tinggi se-Indonesia regional barat saat pembukaan kompetisi debat konstitusi mahasiswa di Graha Bina Praja Setda Sumsel, Palembang, Sabtu (22/3).

"Konstitusi milik semua bangsa. Membentuk konstitusi itu bukan orang hukum saja, tetapi ahli politik, ahli agama, ahli teknik, bahkan ahli kimia. Ini menandakan peran konstitusi sangat besar," ungkapnya. Dengan demikian, jika setiap warga negara mampu memahami konstitusi secara baik, maka akan mengetahui aturan-aturan dasar atau kerangka dasar tentang organisasi negaranya, termasuk posisi dan perannya tidak akan mengarah pada absolute democratic.

Sementara itu, terkait permohonan gugatan Yusril Ihza Mahendra, Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva mengatakan permohonan gugatan Yusril untuk menguji Undang-undang No 42 Tahun 2008 agar pemilu diselenggarakan secara serentak pada 2014, adalah permohonan yang salah. Menurut Hamdan, Yusril meminta penafsiran tunggal, tidak disandingkan dengan UUD 1945 dan meminta MK mengeluarkan penafsiran tersebut dalam bentuk fatwa. "Sebenarnya diktum petitum permohonan Pak Yusril itu tidak tepat. Yang dia mohonkan adalah penafsiran Pasal 6 UUD dalam bentuk seperti fatwa. Bagaimana sih tafsirnya pasal 6 UUD itu," ujar Hamdan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (21/3). Padahal, menurut ketentuan MK, kata Hamdan, penafsiran harus terkait dengan pengujian pasal UU. Sedangkan pengajuan Yusril sama sekali tidak dikaitkan dengan Pasal UU yang hendak diuji.

Hamdan mengatakan memang betul MK merupakan lembaga penguji, penafsir tunggal paling autentik dari UUD. Akan tetapi, lanjut Hamdan, penafsiran hanya bisa dilakukan MK dalam kaitan Judicial Review, pengujian pasal UU atau UU terhadap UUD 1945. "Kalau hanya minta penafsiran satu pasal saja tanpa dikaitkan dengan pengujian pasal UU itu tidak bisa. Mahkamah tidak berwenang untuk melakukan itu. Itulah yang dimaksud putusan MK. Jadi permohonannya yang tidak tepat," ungkapnya.

MK dibawah pimpinan ketuanya Hamdan Zoelva membuktikan bahwa anggapan hakim konstitusi yang dijabat mantan politisi parpol tidak mempunyai sifat kenegarawanan ternyata tidak benar. Hamdan Zoelva seorang mantan Ketua Partai Bulan Bintang ternyata memiliki integritas sebagai negarawan yang cukup tinggi, ia sama sekali tidak terpengaruh oleh nama besar dan bekas seniornya di Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra yang juga seorang ahli hukum tata negara yang disegani berbagai kalanga.

Hamdan Zoelva telah menunjukkan integritasnya. MK telah dapat memberikan solusi hukum bahwa hak WNI untuk memilih Presiden tetap dijamin, sementara itu pelaksanaannya agar tidak menimbulkan kekacauan yang tidak perlu juga dapat dipelihara.

Memang UUD RI yang dewasa ini berlaku, yatu UUD hasil Amandemen Empat Kali pada tahun 2002 oleh MPR yang dipimpin Amien Rais yang dewasa ni ditantang oleh beberapa masalah yang diantaranya berkaitan dengan pemanfaatan kekayaan alam yang diatur oleh Pasal 33 UUD. Diantara UU yang kini dipersoalkan adalah UU Tentang Pertambangan, yang dianggap bertentangan dengan Pasal 33 UUD RI yang kini berlaku.

MK adalah satu-satunya lembaga yang boleh dan berhak membuat tafsiran terhadap pasal UUD 1945, dengan syarat apabila ada UU yag harus diuji substansi hukumnya. Artinya MK tidak boleh atas insiatifnya sendiri menguji sesuatu UU untuk dikaji substansi hukumnya berdasar pasal UUD. Pengujian harus dilakukan atas permintaan. Oleh sebab itu UU Tntang Pertambangan harus diuji maka harus ada unsur Bangsa Indonesia yang menyatakan dirugikan oleh UU tersebut dan meminta MK mengujinya.

Ke depan, forum kompetisi penghayatan atau kompetisi debat konstitusi merupakan hal penting dan berharga. Upaya semacam ini patut digunakan sebagai referensi berbagai forum kenegaraan lainnya untuk dicontoh sebagai Forum Pengkajian Masalah-masalah Berbangsa, dengan melibatkan beberapa tokoh bangsa, mantan pejabat tinggi negara yang masih aktif menyoroti persoalan nasional, termasuk mantan-mantan kepala institusi intelijen di Indonesia juga perlu diajak berbicara dalam forum-forum seperti itu, setidaknya untuk menganalisis setiap permasalahan bangsa dari sudut atau perspektif intelijen strategis.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Prabowo Subianto Menulis

Posted: 27 Mar 2014 11:29 AM PDT

Prabowo Subianto menulis:

Bicara mengenai hubungan luar negeri, saya percaya bangsa Indonesia ingin dikenal sebagai bangsa yang ramah & damai. Kita tidak ingin mendominasi bangsa lain, menjajah bangsa lain, apalagi menginjak hak orang lain.

Oleh karena prinsip itu, kepada orang asing yang bertemu saya katakan:

Aku Prabowo Subianto ingin jadi mitramu, kawanmu. Aku ingin berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Tapi kalau kau ingin aku jadi pesuruhmu, pionmu, kacungmu, saya katakan tidak!

Prabowo, Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) dan bangsa Indonesia tak ingin berlutut kepadamu. Kami tidak ingin jadi kacungmu, tidak ingin jadi budakmu!

Kami tidak ingin terus melihat kekayaan alam Indonesia diangkut kapal-kapal besar ke luar negeri untuk memperkaya dirimu sementara rakyat Indonesia kelaparan!

Jika pada 9 April 2014 ini publik memberikan mandat kepada GERINDRA, Indonesia harus jadi produsen, bukan konsumen yang terus menerus impor produk. Indonesia akan produksi mobil, motor, helikopter, dan kapal-kapal sendiri. Tidak akan terus bergantung pada produk asing.

Oleh karena prinsip saya ini, oleh karena keterbukaan saya dalam berbicara, tentu akan ada pihak-pihak yang risau. Pihak-pihak yang risau ini telah dan terus akan berupaya untuk mencoreng citra saya, dan citra GERINDRA di masyarakat dalam dan luar negeri.

Namun saya tidak takut. Saya tidak gentar. Saya yakin publik Indonesia cukup cerdas untuk memilah, mana yang fitnah dan mana yang benar!

Saudara-saudaraku.

Pada Pemilu hari Rabu, tanggal 9 April 2014 ini mari kita suarakan cita-cita kita. Suarakan bahwa Indonesia ingin berdiri di atas kaki sendiri, berdaulat secara ekonomi dan berdaulat secara politik. Indonesia ingin bangkit kembali menjadi Macan Asia tahun ini, tahun 2014! Bukan nanti-nanti, bukan kapan-kapan!

Jika saudara sependapat dengan saya, sebarluaskanlah pesan ini. Terima kasih.

Salam Indonesia Raya!!!

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar