Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Senin, 24 Maret 2014 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Amsal Serigala

Posted: 24 Mar 2014 11:24 AM PDT

Kelana

Posted: 24 Mar 2014 11:24 AM PDT

Isi Hati Seorang Anak Broken Home

Posted: 24 Mar 2014 11:24 AM PDT

Aku berasal dari keluarga yang biasa. Pekerjaan orang tuaku, ibuku seorang guru dan ayahku wiraswasta. Aku tinggal bersama nenekku (orang tua dari ibuku), dia yang telah membesarkan aku dari kecil..

Ke mana orang tuaku???

Mereka ada, tapi mereka tinggal di rumahnya masing-masing. Orang tuaku sudah lama bercerai dari sejak aku berumur 3 tahun. Aku tak tahu kenapa mereka bisa bercerai, sampai sekarang pun aku tak tahu..

Aku paling suka menyendiri di kamar tanpa ada orang satu pun yang menggangu. Walaupun terkadang kamar ku berantakan seperti kapal pecah tapi aku tetap betah..

Apa yang aku lakukan di kamar???

Yang aku lakukan hanya mendengarkan musik, tidur dan merenung memikirkan takdir ku sendiri. Terkadang aku ingin marah, tapi aku tak tahu harus marah pada siapa..

Apa yang ku renungkan???

Aku merenung memikirkan kebahagiaan yang tak pernah aku dapatkan, yang tak pernah aku rasakan, dan mungkin tak akan pernah aku dapatkan dan aku rasakan sampai kapan pun. Aku kesal, aku marah, aku sedih, kenapa aku tak seperti mereka??? Mereka yang merasakan kebahagiaan di dalam rumah. Aku ingin seperti mereka, merasakan kebahagiaan di dalam rumah, merasakan bagaimana rasanya tinggal bersama kedua orang tua, kakak dan adik dalam satu rumah. Aku ingin merasakan kebahagiaan itu, walaupun hanya satu hari..

Waktu kecil aku tak pernah tahu siapa orang tuaku..

Kapan aku tahu orang tuaku???

Ibu, orang tuaku yang pertama aku tahu, kira-kira waktu itu aku berumur 4 tahun, sepulangnya aku dari pantai bersama ibuku, paman ku, dan seorang laki-laki yang tidak aku kenal. Aku ingat waktu itu aku sedang kesakitan karena sepulangnya dari pantai kakiku menginjak karang, aku dibawa ke kamar, dan waktu itu pula nenekku bilang, "Rida, ini mamah kamu", lalu aku berkata dengan begitu gembiranya "Asyik aku punya dua mamah, yang satu aku panggil mamah, satu lagi aku panggil emak". (Emak panggilan ibu dalam bahasa sunda). Sejak itulah aku tahu ibuku, ibu kandung ku, ibu yang telah melahirkan ku..

Kapan aku tahu ayahku???

Aku tahu ayahku tidak lama semenjak tahu ibuku, tapi aku tak tahu kalau dia ayahku. Kedua kalinya aku bertemu dengan ayahku, waktu itu nenekku mengajak aku pergi ke rumah ayahku, sejak itu aku berumur 11 tahun, itulah hari di mana aku pertama kalinya mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah, aku di gendong, di cium, di peluk oleh seorang ayah. begitu bahagianya aku hari itu, tapi itu tak berlangsung lama hanya hari itu aku merasakan kasih sayang darinya, karena aku harus pulang lagi ke rumah nenekku, rumah di mana aku tinggal..

Hari itu juga pertama kalinya aku merasakan kasih sayang dari seorang kakek, dia begitu baik, dia juga begitu menyayangi ku, tapi hari itu juga hari di mana terakhir kalinya aku melihatnya. Semoga dia diberikan tempat yang mulia di sisi Allah SWT..

Dan sekarang aku masih belum merasakan kebahagiaan itu, kebahagiaan yang aku inginkan dari kecil. Tapi aku selalu tersenyum pada mereka. Mereka yang mengenal ku, seolah tak pernah ada luka dalam diriku, seolah tak ada kesedihan yang aku simpan, tapi sebenarnya aku sedih sangat dan sangat sedih..

Terkadang aku merasa sebatang kara, seorang diri, padahal aku punya orang tua, punya saudara, tapi aku tak merasakannya. Malah aku tak akrab dengan mereka. Dan terkadang aku merasa iri jika aku melihat keluarga yang begitu bahagia bisa berkumpul dengan keluarganya, dan seketika muncul di benak ku, kapan aku merasakannya???

Dari pengalaman ku aku tahu, seorang anak itu bukan hanya butuh materi, tapi juga butuh kasih sayang dan perhatian yang lebih dari orang tuanya. Dari pengalaman ku juga aku belajar, tugas orang tua itu harus bisa mendidik, dan membimbing anak-anaknya untuk menjadi lebih baik. Orang tua pun harus tahu perkembangan anaknya setiap hari, harus tahu bagaimana sikap anaknya dan bagaimana pergaulannya di luar sana..

Rezeki, umur, kematian, dan takdir seseorang hanya Allah yang tahu. Mungkin itu sudah takdir ku. Takdir yang harus aku terima dengan ikhlas dan lapang dada. Semoga tak ada saudara-saudaraku yang merasakannya. Dan semoga suatu saat nanti anakku juga tak pernah merasakan seperti yang aku rasakan.. Cukup aku, hanya aku, dan aku yang merasakannya..

Amiin..

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Aku sayang banget sama melody nurramdhani laksani

Posted: 24 Mar 2014 11:24 AM PDT

REP | 25 March 2014 | 01:19 Dibaca: 0   Komentar: 0   0

aku sayang banget sama melody nurramdhani laksani…. aku kenal kamu pada tanggal 3 september 2012…. Walaupun aku dibayarkan nonton JKT48 theater, aku akan menolaknya jika melody tidak tampil. roses are red, violets are blue. my heart breaks when I am not with you. your beauty will conquer my mysery. sayang banget sama melo aku bukan ngeFANS sama kamu… aku gak ikhlas kalau kamu jadi milik orang lain… itu sebabnya aku menulis surat disini agar kamu tahu bahwa aku tuh benar-benar sayang banget sama kamu. waktu aku handshake musim Panas sounds good, aku bilang ke kamu "aku sayang banget sama kamu" kamu hanya bilang "terima kasih" aku hanya mengira kata-kata itu menandakan bahwa aku ini hanyalah fans kamu padahal bukan itu yang aku harapkan. yang aku harapkan kita memiliki hubungan lebih dari teman karena aku tuh sayang banget sama kamu… aku pengen memiliki kamu selamanya

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

Bumerang bagi PDIP ketika menunjuk Jokowi

Posted: 24 Mar 2014 11:24 AM PDT

Tulisan saya ini pada dasarnya berawal ketika saya mendengar keputusan PDIP untuk menunjuk Jokowi sebagai calon presiden dalam pemilu presiden 2014 mendatang.Pada dasarnya pemberitaan mengenai keterpilihan jokowi sebagai calon presiden mewakili PDIP tidaklah mengejutkan saya.Hal ini telah saya perkiraan dari berbagai gelagat Jokowi di masa lalu.Logikanya sederhana,setelah dinyatakan sukses memimpin solo selama 2 periode,jokowi menghentak publik dengan program mobil nasionalnya yaitu mobil Esemka yang sebenarnya saya rasa menunggangi trend populernya sekolah kejuruan dengan semboyan "SMK bisa".Menggunakan  program yang pada dasarnya dianggap program mati oleh beberapa kalangan karena tidak ada satupun tokoh bangsa ini yang benar benar bisa mewujudkan program mobil nasional,Jokowi maju dengan gagahnya mewujudkan harapan bangsa yang telah lama terkubur untuk memiliki industri otomotif sendiri.Hal ini nampaknya sukses melantarkan Jokowi ke jenjang berikutnya yaitu pemilihan Walikota Jakarta.Pertanyaan selanjutnya,Jokowi yang dinamis ini tentu akan merangkak naik lagi pada tingkatan yang lebih tinggi lagi dan pilihan terakhir tentunya RI 1.

Indikasi lainya mengenai majunya Jokowi adalah dengan pemberitaan mengenai ditolaknya surat permohonan cuti Jokowi yang ditolak kementrian dalam negeri.Indikasi mengenai akan terpilihnya Jokowi sebagai calon presiden mendatang sudah semakin kentara.Puncaknya adalah ketika Pimpinan PDIP menunjuk langsung Jokowi sebagai calon Presiden mewakili PDIP.Sampai pada titik ini saya sebenarnya melihat alur perjalan Jokowi dari Solo menuju Jakarta merupakan agenda PDIP yang terbilang cukup rapi.Jika kita mengibaratkan ini adalah suatu strategi perang,maka strategi PDIP terbilang sangat bagus.Dengan mendorong tingkat elektabilitas Jokowi melalui program programnya yang terbilang sangat merakyat maka diharapkan rakyat akan dengan senang hati untuk mendukung Jokowi.Pihak PDIP belajar dengan sangat baik untuk melihat celah rendahnya partisipasi masyarakat sebagai akibat kegagalan Pemimpin suatu daerah dalam menangani permasalahan rakyat dari segi ekonomi dan sosial melalui Jokowi.

Namun,tak ada gading yang tak retak.saya melihat adanya celah rencana yang begitu sempurna itu yaitu masalah timing.Bagaimana tidak,Jokowi yang sebenarnya digadang gadang untuk menuju kursi RI 1 karena terbatasnya waktu belum dapat menunjukan kerja maksimalnya dalam memimpin Jakarta.Ketika Jokowi terpilih sebagai calon presiden mewakili PDIP,pada dasarnya Jokowi juga meninggalkan tugas tugasnya yang belum selesai di Jakarta seperti halnya kemacetan dan Banjir.memang Jakarta memiliki wakil yang begitu tegas yaitu Ahok,namun sikap keras Ahok inilah yang menjadi permasalahan lain yaitu tidak sesuainya karakter rakyat yang dipimpin dengan karakter Ahok.Rakyat masih membutuhkan seorang sosok yang merakyat dan dapat masuk kedalam segala lapisan seperti seorang Jokowi.sebagai buktinya banyak unjuk rasa yang menolak Jokowi untuk maju ke Kursi RI 1.

Dari sinilah kekhawatiran saya muncul.Jokowi terlalu terburu buru meninggalkan Jakarta dengan problemnya yang belum selesai.hal ini justru dikhawatirkan akan menjadi Bumerang bagi PDIP itu sendiri yang mengusung Jokowi sebagai calon presiden.Saya khawatir,sikap simpatik dan fanatik terhadap Jokowi akan berubah menjadi kekecewaan.dan hal ini tentunya akan berimbas buruk baik bagi Jokowi maupun PDIP sendiri yang berharap dapat menang mudah dalam pemilu presiden 2014 mendatang.penilaian ini tidaklah terbatas pada penilaian segelintir warga Jakarta saja melainkan penilaian seluruh rakyat Indonesia yang mengikuti gerak gerik Jokowi selama ini.Kesan terburu buru inilah yang saya takutkan menjadi bumerang bagi PDIP pada pemilu mendatang.Saya ingat sebuah pribahasa "If you run after two hares,you will catch Neither…." akan lebih baik jika Jokowi maju di Pemilu mendatang setelah menunjukan hasil gemilang di Kota seribu masalah bernama Jakarta dan saya yakin rakyat akan dengan senang hati mendukung pemimpin dengan kualitas tersebut.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Membaca “Body Language” ketua umum PKS Anis Matta

Posted: 24 Mar 2014 11:24 AM PDT

link video : http://www.youtube.com/watch?v=HkswcMWT2u0

Assalamualaikum . . .

Tahun 2014 adalah tahun politik, dan sebentar lagi kita akan melaksanakan pemilu, kali ini saya tertarik menulis tentang bahasa tubuh seorang pemimpin partai saat berbicara, yaitu Anis Matta adalah ketua umum PKS.

di dalam video ini saya tertarik dengan gerakan-gerakan kecil yang dilakukan oleh Anis Matta, dan mencoba untuk menganalisa nya.

pertama saya memperhatikan cara Anis Matta duduk saat ditanya oleh wartawan. Anis Matta menumpangkan kaki pada kaki satu nya, menurut buku HERMAN STREHLE Meinen, Gesten und Gebarden : cara menumpangkan kaki, ini dapat kita lihat pada mereka yang percaya diri, orang yang merasa lebih tinggi, atau yang merasa sederajat dengan orang-orang sekelilingnya.

Kemudian saat berbicara, Anis Matta menggunakan gaya affiliatif yang hangat, menurut HERMAN STREHLE : gaya Affiliatif yang hangat dan bersahabat apabila ada sejumlah elemen seperti : kedekatan fisik, beberapa kontak tertentu, kontak mata, tersenyum, nada ramah dalam suara dan percakapan.

Dan sering kali Anis Matta menggerakan tangan dilakukan secara berulang-ulang, kerap kali melakukan gerakan membuka tangan yang di arahkan ke atas : membuka tangan dan di arahkan ke atas, dapat di artikan ingin menerima sesuatu. tangan yang di buka, berarti memberikan, secara sekunder dapat di katakan memberikan suatu keterangan.

sekian tulisan saya kali ini, semoga sedikitnya bisa bermanfaat. dimohon kritik dan saran nya, Terima kasih. sampai ketemu di postingan selanjutnya . . .

wassalamualaikum . . .

sumber :

http://www.youtube.com/watch?v=HkswcMWT2u0

buku HERMAN STERLHE : meinen, gesten, und gebarden

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar