Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Sabtu, 22 Maret 2014 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Nostalgia Menggelikan Ala Golkar

Posted: 22 Mar 2014 11:36 AM PDT

13955121441675822734

Kampanye Golkar (sumber:tribunnews.com)

seriously ?

Ini yang ada di pikiran saya ketika pertama membaca banyak artikel di media online mengenai jurus kampanye Golkar dengan ARB yang lantang berorasi mengenang romantisnya era orde baru dan memikatnya sosok Soeharto.

Agak tak lazim buat saya, karena umumnya kampanye selalu menjual janji janji yang lebih berwujud, seperti pembangunan infrastruktur, sekolah gratis, pengobatan gratis, dan tentu saja pemberantasan korupsi.

Lha..ini kok malah membangkitkan trauma banyak orang dengan Orde Baru dan Soeharto ?. Saya sih menganggap nya dengan trauma, mungkin petinggi Golkar mengingat nya dengan "kenangan romantis".

Golkar sungguh sedang berjudi dengan peruntungannya, atau ini memang sudah upaya putus asa dari ARB untuk menaikkan elektabilitas nya yang masih jalan ditempat di papan tengah bursa capres 2014 ?

Mereka sungguh terlihat tidak punya inovasi, tidak kreatif dan seperti mengais ngais barang lama saja. Apa mereka tidak menyadari bahwa 'zaman uenak' itu bukan karena partainya hebat, tapi karena KKN dan pemaksaan politik ?

Apa mereka lupa, bahwa orde baru itu sendiri dijatuhkan rakyat sehingga tercapai masa demokrasi ?

Saya yakin, bapak yang berdiri di samping ARB di panggung, saat mereka kampanye di GOR Ciracas, JakTim tanggal 18 Maret kemarin tidak lupa. Ia yang berada di Golkar saat kemelut itu mencapai puncaknya di tahun 1998. Ia lah yang mati matian berusaha bekerja menghapus image orba dan Soeharto dari Golkar pasca reformasi . Saya yakin Bapak Akbar Tanjung tidak lupa dengan hal itu. Lalu kenapa ?

Bagi yang menganggap enak jaman Orba nya pak Harto mungkin perlu merenung dan berpikir ulang. Bukankah segala kekacauan yang melanda negara saat ini berakar dari kesalahan rezim orba?
Segala sumber informasi dikuasai pemerintah, Televisi saat itu, TVRI dikuasai oleh pemerintah, yang disiarkan juga hanya berita yang di-baguskan, aktivis dan wartawan yang nyela sedikit sama pemerintah langsung raib.

Berdalih dengan hal hal yang dianggap positif seperti harga pangan yang murah dan swasembada beras di jaman orde baru, ya memang apapun murah, termasuk nyawa. Golkar seakan mengira bahwa rakyat negeri ini pelupa akut, dan mulai pede setelah 16 tahun tiarap, sekarang membuat keluarga cendana dan Orde Baru sebagai etalase kampanye. Sebagian mengatakan rindu Orba karena menilai saat ini melihat adanya korupsi hampir di segala sendiri hasil reformasi. Apakah pernah terpikir kalau korupsi itu (terlihat) merajalela saat ini justru karena dibongkar semua ?. KPK itu produk reformasi, pak. Trus kalau soal alasan harga harga murah bagaimana ? Itu lebih tidak pas menurut saya. Zaman Majapahit, sayuran tinggal metik loh, pak. Kalo gitu langsung jualan nama raja Hayam Wuruk saja di berbagai kampanye. Terlihat sekali figur capres nya tidak mempunyai kelebihan yang bisa dijual.

ARB bahkan dengan pede dan lantang mengatakan kepada kader dan simpatisan mereka, bahwa jangan ragu mengatakan Golkar adalah produk Orba dan harus kembali berkuasa. Pendapat saya pribadi, what in the past, stay in the past. Bangga nya Golkar dengan rezim Orde baru menunjukkan bahwa Golkar adalah pemilik masa lalu, kalau begitu, jelas mereka tidak bisa dipercayakan dengan Indonesia dan masa depannya. Karena saya tidak percaya, dan Golkar tidak akan memiliki suara saya.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Harimau dan “Harimau”

Posted: 22 Mar 2014 11:36 AM PDT

Selamat Jalan Sayang

Posted: 22 Mar 2014 11:36 AM PDT

Pesan Ayah di Hari Tua

Posted: 22 Mar 2014 11:36 AM PDT

Jokowi Harus Serang Koruptors Seperti Kompasianers Lakukan

Posted: 22 Mar 2014 11:36 AM PDT

Ya. Ini nasihat bagi Jokowi dan PDIP. Jokowi harus memulai kampanye bukan dengan lembek. Jokowi harus mulai berani menyerang para kritikus. Jokowi tak boleh membiarkan diri menjadi bulan-bulanan. Fakta yang dibolak-balik memang menjadi biasa dalam kampanye. Bahkan kampanye hitam pun perlu dilakukan oleh musuh-musuh Jokowi - yakni para koruptor - yang berdiri di belakang para capres lain yang dapat dipastikan adalah Aburizal Bakrie yang bisa nyapres. Serangan Prabowo - yang belum tentu bisa nyapres - dan Ical, yang tengah terbelit kasus video syur jalan-jalan dengan Marcella dan Olivia Zalianty, menunjukkan kepanikan Prabowo akibat pencalonannya perlu dijawab. Kenapa serangan perlu dijawab? Salah satu alasan agar Jokowi tampak tegar. Kalau terlalu lembek dan 'klemah-klemeh' nanti dianggap tak bisa tegas.

Di luar itu, upaya-upaya para pecundang dalam Pilgub DKI 2012, tak perlu dirisaukan. Banyak hal yang tetap menempatkan Jokowi sebagai yang paling unggul di antara para capres. Para saingan Jokowi seperti Hatta Rajasa sudah lempar handuk dan akan mendukung salah satu partai.

Kelompok partai agama atau berbasis agama seperti partai agama PKS, PBB, PKB, PAN, PPP, tak memiliki tokoh untuk dijadikan lawan bagi Jokowi atau pun Prabowo. Sebut saja Hidayat Nur Wahid dari PKS, Yusril Ihza Mahendra (PBB), Rhoma Irama/Mahfud MD dari PKB, Hatta Rajasa (PAN), Surya Darma Ali (PPP) hanyalah figuran dan tak menarik sama sekali di mata pemilih.

Partai seperti Hanura dengan Winarno-HT juga tak akan memiliki kemampuan merebut hati pemilih dan diperkirakan tak akan mempu mencapreskan mereka. Jika pun berkoalisi kemungkinan akan mendukung Golkar. NasDem, Demokrat, dan PKPI kemungkinan akan bersatu dan menghindari bersatu dengan Golkar.

Jika PDIP terlalu percaya diri dan tak mengajak berkoalisi dengan partai lain, maka NasDem, Demokrat, PKPI, dan mungkin sekenario kedua (PKS, PKB, PAN, PPP, PBB) tak mampu membangun koalisi Poros Tengah II atau juga para partai Islam akan terpecah dan salah satu mendukung Golkar, maka NasDem, Demokrat, PKPI akan melakukan koalisi dengan dukungan salah satu partai Islam tersebut .

Nah calon dari gabungan partai ini tak akan keluar dari si sempalan Golkar Suryo Paloh, si culun politik Pramono Edhie Wibowo, sang hedonis Anis Matta, si wani piro Hidayat Nur Wahid, yang lainnya seperti Surya Darma Ali, dan Yusril sebagai penggembira yang penting tertulis di kertas suara.

Melihat konstelasi persaingan dan kontestasi capres seperti itu, maka Jokowi harus mampu menahan serangan para capres yang mungkin muncul. Serangan terhadap Jokowi yang terkait dengan meninggalkan tugas sebagai Gubernur DKI, tak amanah, tak bermoral, tak usah ditanggapi. Juga serangan yang berbau etnis dan agama jangan juga ditanggapi. Ibarat kafilah menggonggong anjing tetap lari berlalu.

Kampanye yang primordialis sudah kuno dan rakyat tidak buta dan masih waras. Kewarasan rakyat itu akan muncul dalam bentuk memahami dan memelajari serangan-serangan para capres terhadap satu sama lain. Karena Jokowi dianggap yang paling menonjol, maka jangan heran jika Jokowi menjadi target kritikan dan kampanye baik hitam maupun putih.

Meskipun demikian Jokowi tetap perlu untuk melawan para koruptor dengan menghantam mereka secara konsisten. Jokowi perlu belajar strategi untuk secara konsisten menghantam para koruptor kepada para Kompasianers yang secara cerdas terus berperang opini untuk melawan para Kompasianers pendukung para koruptors seperti pendukung ustadz Luthfi Hasan Ishaaq, Demokrat, Golkar dan partai-partai lain yang berseberangan dengan Jokowi dan PDIP.

Salam bahagia ala saya.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Bayern Munchen, Sang Juara Liga Champion Eropa 2014

Posted: 22 Mar 2014 11:36 AM PDT

13955103341416826616

Sumber Illustrasi foto lihat disini

Matahari kembali bersinar lagi. Induk ayam sibuk mengais-ngais cacing di tanah. Bebek sedang berenang seharian tak mau keluar dali kolam, dari pagi sampai petang. Ular boa sepanjang 5 meter tak kuasa menahan kantuk usai menyantap seekor rusa gemuk, tadi pagi. Begitulah hiruk-pikuk alam dengan segala tingkah polahnya. Suasana yang enak sambil memancing.

Menunggu ikan mematuk pancing, saya rebahan di bawah pohon rindang. Tak berapa lama, kolam itu berubah jadi seperti tivi ukuran layar tancap. Kaget juga, tapi hati senang. Karena yang muncul di permukaan kolam adalah siaran live Liga Champion Eropa 2014. Saya tak perlu bergadang nonton liga champion kali ini. siik asiik. 

Pertandingan berjalan seru babak perempat final. Bayern pun melibas Manchester United dengan skor akhir 4-2. Skor 2-0 di kandang Bayern. Di Old Trafford, skor imbang 2-2. Ribery dinobatkan jadi man of the match, alias bintang pertandingan. Horeeee…saya pun tepuk tangann.

Dibabak semi final, Bayern ketemu lagi sama konco lama, FC Chelsea. Mourinho marah-marah, sambil nunjuk-nunjuk wasit. Chelsea kalah tipis lewat adu pinalti (6-5). Sakit hati Bayern di final 2012 terbayar lunas.

Di tempat lain, Barcelona mengamuk. Atletico Madrid ditelan mentah-mentah dengan skor 3-1 di Camp Nou. Di stadion Vicente Calderon, Atletico membalas dengan memukul Barcelona 2-1. Selisih satu gol, Barcelona melenggang kangkung ke babak selanjutnya. Dibabak semi final, Madrid sudah menunggu kedatangan Messi dan kawan-kawan.

Di Santiago Bernebu, Ronaldo dkk menggilas Barcelona dengan skor 1-0. Barcelona membalas sakit hati di Camp Nou, 2-1. Barcelona lolos dengan menang agregat gol.

Di Estadio Da Luz, Lisbon, stadion babak final liga champion 2014 dikepung oleh pendukung Bayern Fans Club. Seisi stadion seperti sirup marjan warna merah ditumpah ke gelas. Priiitt…peluit ditiup wasit. 15 menit berselang, barisan lini belakang Bayern kocar kacir. Messi menerobos sendirian, melewati tiga pemain belakang Bayern. Dan, menembak ke gawang. Beruntung, Manuel Neur bisa mementahkan bola.

Priiittts…babak I selesai.

Sesudah turun minum, taktik Pep Guardiola berubah. Taigo Alcantara masuk menggantikan Mario Manzukic. Bayern kembali menyerang lewat saya, Arjen Robben dan Frank Ribery. Menit ke 82, Scweingstiger umpan pendek ke Tiago Alcantara. Tiago membawa bola melewati dua bek Barcelona, Puyol dan Pique. Mengumpan ke depan, maksudnya ditujukan kepada Frank Ribery. Terjadi kemelut di depan gawang. Dan, Goooolllllllll.

Gol ini dicetak oleh Franks Ribery di menit ke 85.

Sah…!

Bayern Munchen pun dinobatkan sebagai Sang Juara Liga Champion 2014.

Ada yang menarikk-narik pancing saya. Saya terkejut…!!! Buka mata, rupa-rupanya hari sudah sore. Akh, pulang dulu.

Salam Bola

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar