Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Kamis, 27 Maret 2014 0 komentar

Kompasiana


Benarkah Prabowo Kroni Soeharto ?

Posted: 27 Mar 2014 11:29 AM PDT

1395942398722306370

Prabowo S. Djojohadikusumo dan Titiek Soeharto

Kedudukan sebagai menantu presiden membuat Prabowo S. Djojohadikusumo selalu dibayang – bayangi nama besar HM. Soeharto, mantan mertuanya yang selama 32 tahun menjadi penguasa negeri hijau khatulistiwa. Sampai akhirnya posisi menantu pun lengser, status kroni Soeharto hampir pasti tetap melekat kuat pada dirinya.

Karir militer yang cemerlang pun kerap kali dihubungkan dengan statusnya sebagai menantu kesayangan presiden. Padahal, tak sembarang perwira mampu menyelesaikan tugas lapangan dengan hasil yang memuaskan seperti Prabowo. Menembak mati Presiden Fretilin dan atau membebaskan sandera bukanlah prestasi sederhana. Dan akhirnya sejarah membuktikan, demi menghentikan derap langkah sang Jenderal, harus diciptakan konspirasi besar termasuk melibatkan kekuasaan dan campur tangan keluarga istana sendiri.

Hubungan Prabowo dengan keluarga Cendana terjalin setelah Prabowo memperistri murid ayahnya di kampus, Titiek Soeharto. Sang murid yang tak pernah berani duduk di depan dan selalu memilih bangku paling belakang di setiap kelas ayahnya membuat Prof. Sumitro tak mengenali siapa gadis yang dikenalkan oleh Prabowo kepadanya. Bagi Sumitro, pernikahan Prabowo dan Titiek Soeharto adalah historical accident, yang kelak terbukti dengan berakhirnya karir militer sang putra secara tragis akibat tikaman dari keluarga sang besan.

Keluarga Prof. Sumitro dan Soeharto secara kultural bagaikan langit dan bumi. Soeharto berasal dari Yogya dan Ibu Tien adalah bangsawan Surakarta. Kombinasi ini sudah barang tentu menciptakan kehidupan keluarga yang amat kental nuansa jawanya, sangat - sangat feodal. Nenek Prabowo, Ibunda Prof. Sumitro sangat anti feodalisme, itulah sebabnya ia meminta suaminya RM. Margono Djojohadikusumo agar tidak usah memakai gelar kebangsawanan KRT.

Sedangkan Keluarga Prof. Sumitro Djojohadikusumo sendiri adalah keluarga yang amat terbuka, sangat modern, egaliter, terdidik dari institusi pendidikan terbaik di berbagai negara. Dan dalam banyak situasi, meski orang Jawa namun terkadang tak paham dengan tradisi Jawa. Ibunda Prabowo, Dora Sigar adalah wanita Minahasa yang lama tinggal di Eropa, sedangkan Prof. Sumitro sendiri berasal dari Banyumas yang dikenal sebagai pemberontak. Leluhur Prof. Sumitro adalah Pangeran Diponegoro.

Keluarga Prof. Sumitro sudah jelas tak mampu mengikuti "ciri khas" keluarga Cendana. Prof. Sumitro yang ceplas – ceplos apa adanya sangat sering memberi nasehat kepada Soeharto, terlebih mengenai peranan anak – anak dan kroni – kroni Soeharto. Raut kemarahan tak pernah ditumpahkan Soeharto di depan Sumitro meski sesungguhnya Soeharto amat tersinggung, sebaliknya Soeharto justru mengungkapkan kesadarannya akan kesalahan yang terjadi, namun Prof. Sumitro sangat terheran – heran setelah Soeharto kembali melakukan banyak kesalahan yang sama. Di akhir masanya, Soeharto lebih banyak mendengarkan dan menuruti tuntutan anak dan kroninya daripada nasehat Prof. Sumitro, terlebih setelah Prof. Sumitro menyatakan tentang kebocoran 30% dana pembangunan yang dilansir di Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ke-12 di Surabaya, November 1993.

Hubungan Prabowo dan Keluarga Cendana setali tiga uang dengan hubungan perbesanan Prof. Sumitro dengan Soeharto. Sudah lama ipar – ipar Prabowo menaruh dendam kepada Prabowo. Hal ini sangat wajar karena Prabowo mewarisi sikap Ayahnya yang kerap terbuka dan terus terang apa adanya, bila ada sesuatu yang tidak benar dan tidak sesuai maka Prabowo langsung mengemukakan rasa ketidak senangannya itu.

Prabowo sangat prihatin dan menyesalkan sepak terjang bisnis anak – anak presiden. Prabowo pernah menentang pembelian pesawat dan alat persenjataan yang dimark-up hingga empat kali lipat dari harga sebenarnya.  Prabowo dengan sengit menyebut perbuatan itu sebagai bentuk penjarahan yang sangat zalim. Komentar - komentar pedas nan tajam dari Prabowo tentu menyakiti hati keluarga Soeharto. Tatkala Tutut sangat mendominasi penyusunan kabinet 1997, Prabowo kembali melancarkan aksi protesnya. Prabowo berujar, " Mengapa orang – orang terbaik disingkirkan ?".

Kelakukan Prabowo yang kesekian kalinya itu tentu semakin membuat telinga Keluarga Cendana semakin panas. Setiap kali berselisih paham dengan Prabowo, anak – anak Soeharto pasti segera mengadu kepada Ayahandanya tercinta, Soeharto.

Lengsernya Soeharto pada 21 Mei 1998 adalah puncak dari ketegangan Prabowo dan Keluarga Soeharto. Cendana marah besar, mengapa Prabowo membiarkan mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR, mereka curiga bahwa itu disengaja oleh Prabowo sebagai bagian dari konspirasi untuk menjatuhkan sang penguasa. Tutut dan Mamiek marah-marah kepada Prabowo, "Kamu ke mana saja dan mengapa membiarkan mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR ?" Prabowo dengan sengit balik bertanya, " apakah aku harus menembaki para mahasiswa itu ?".

Perbedaan mendasar secara kultur kekeluargaan, latar belakang politik dan akhir karier kemiliteran membuat saya menyimpulkan bahwa sangat naif jika Prabowo disangkakan sebagai kroni Soeharto. Jangankan bergantung kepada Soeharto, Prof. Sumitro mendidik anak – anaknya agar jangan bergantung bahkan pada bantuan dan kemampuan orang tua. Sangat berbeda dengan sistem keluarga Soeharto yang memberikan fasilitas tanpa batas kepada anak – anaknya bahkan kroninya. Tatkala Hashim ( adik Prabowo ) baru saja selesai sekolah, Hashim berujar pada ayahnya agar ia bisa berbisnis di Indonesia. Prof. Sumitro ketika itu masih menjabat di kabinet. Menanggapi permintaan anaknya, Prof. Sumitro mengatakan, " selama saya masih jadi menteri, please jangan di Indonesia ". Sehingga akhirnya Hashim bekerja di luar negeri pada waktu itu.

Akhir tahun 1977, Prof. Sumitro datang kepada Pak Harto dan mengatakan, "Nanti tahun 1978 Bapak akan mempertimbangkan susunan kabi­net, mohon saya jangan dimasukkan lagi, saya sudah mendekati 60 tahun. Hashim mau berkarir di bidang bisnis, selama saya masih di dalam pemerintahan,  nggak saya perkenankan…."

Dan yang mengejutkan Prof. Sumitro, Pak Harto justru bilang begini, "Kalau begitu Pak Mitro enggak adil terhadap anak-anak."

Nah, dari sudut pandang memperlakukan anak – anak saja saya dapat menyimpulkan Prof. Sumitro dan Soeharto memiliki karakter yang jauh berbeda, rasanya tidak masuk akal sang putra, Prabowo S. Djojohadikusumo hasil pendidikan kemandirian yang anti ketergantungan bahkan kepada orang tua sendiri, bisa menjadi kroni yang sangat bergantung pada kemudahan dan fasilitas yang dimiliki Soeharto. Jika pada akhirnya Prabowo ternyata kaya raya juga, ingatlah bahwa Hashim S. Djojohadikusumo adalah pebisnis ulung yang bisa saja mereka berdua memiliki bisnis yang dirintis secara bersama – sama.

So, masihkah berpikir Prabowo kroni Soeharto ?

* M. Ricky Rivai *

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

7.000 Perak Bisa Nonton Enak

Posted: 27 Mar 2014 11:29 AM PDT

Menghadapi tuntutan dari mendahaganya ingin menonton film – film nasional maupun internasional tapi tempat tinggal jauh dari bioskop membuat saya tergerak mencari alternatif bagaimana menikmati sungguhan box office tanpa ke bioskop.

Film – film (mungkin) banyak dijual dalam bentuk kepingan cakram digital di pasaran, tapi ini adalah alternatif yang lebih saya sukai dari pada harus membeli cakram digital. Karena biasanya kualitas dari film dari kepingan cakram digital berkualitas TS/Cam, hasil rekaman dari oknum pembajak yang menonton ke bioskop terus hasilnya di burn ke cakram digital untuk dipasarkan, makanya saya nggak suka beli CD/DVD bajakan meski murah, walaupun nggak semuanya kualitas Cam, jadi mirip beli kucing dalam karung.

Saya bukan bermaksud mempromosikan suatu produk disini, karena saya bukan staff marketing dari pihak – pihak yang bakal saya sarankan ditulisan ini.

Oke, ini dia produk – produk yang wajib kamu punya supaya bisa modal 7.000 dapat enak.

Pertama, kamu wajib punya notebook/netbook sebagai media kamu menonton film tersebut dan modem GSM.

Kedua, kamu pilih kartu simPATI sebagai provider untuk modem kamu, ini bukan promo ya, sekali lagi bukan promo. Kamu akses di *363# tentunya sim – card simPATI-nya harus berada di handphone terlebih dahulu ya. Kenapa simPATI? Karena hanya simPATI yang masih memberi tarif termurah untuk paket seperti ini. Paket apakah yang kita pilih? Nah dari askes *363# pilih → 2. Telkomsel Flash, pilih → 3. Flash Kuota Based – Optima, pilih → 4. Paket Midnight, pilih → 2. Rp. 7000/7,2Mbps/7hari. Tunggu balasan dari operator.

Dengan 7000 rupiah kita mendapatkan 2048 Mb atau 2Gb seminggu, dan bisa dinikmati dari jam 00.00 s.d 08.59, selain murah, tentunya semua tahu telkomsel menjangkau daerah pelosok, ya seperti tempat tinggal saya ini, meski pelosok telkomsel telah menyediakan sinyal 3g untuk daerah seperti ini.

Bagi kamu yang setuju dengan paket ini, kamu bisa mengaksesnya secara ringkas dengan menekan *363*2*3*4*2#

Ketiga, akses ke situs www.nontonmovie.com disana terdapat film – film dalam dan luar negeri yang dapat ditonton secara streaming, tapi dengan sedikit bantuan IDM (internet download manager) maka film bisa otomatis kamu download tanpa harus menonton secara streaming, serta film telah terdapat subtitled Indonesia, jadi kamu tidak perlu mencari subtitled lagi.

Kesimpulan:

2 Gb bagi saya sudah bisa mendapatkan 3 film dengan permisalan 1 film berukuran 650Mb, lagipula jangan takut file jadi corrupt bila dalam mendownload file tersebut paket simPATI telah mencapai kuotanya. Beli lagi paket begadang seminggu, dan "resume" pada file yang terputus di download tentunya memerintahkan resume di dalam aplikasi IDM.

7000 udah bisa nonton enak.

Tambahan:

Bagi yang menggilai anime bisa juga nonton streaming atau mendownload di http://animeindo.tv disitu juga sudah ada subtitled Indonesianya lho.

Semoga bermanfaat dan dapat dipahami.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Jokowi : Capres ataukah Cawapres?

Posted: 27 Mar 2014 11:29 AM PDT

Jokowi benar-benar fenomenal. Berita terakhir, Jokowi masuk daftar "The World's 50 Greatest Leaders" pada peringkat ke-37 versi majalah Fortune – sebuah majalah terkemuka di Amerika Serikat, edisi 07 April 2014, sebagaimana yang tertulis dalam sebuah artikel tertanggal 20 Maret 2014. Jokowi juga satu-satunya orang Indonesia yang diperhitungkan kapabelitasnya sebagai pemimpin berkelas dunia.

Itu saja dulu soal prestasi Jokowi di tingkat dunia dalam berita mutakhir. Soal prestasi lain-lain dan selanjutnya, silakan mencari sendiri beritanya di media apa pun. Yang pasti, popularitas Jokowi, baik secara nasional maupun internasional, semakin meyakinkan sebagian besar rakyat Indonesia untuk menjadikan Jokowi sebagai Presiden RI dalam Pemilu 2014 ini.

Calon Presiden Tanpa Wakil

Pada Jumat sore, 14 Maret 2014, di Kantor DPP PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, secara resmi Jokowi ditetapkan sebagai calon presiden (capres) oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Hal ini secara langsung merupakan jawaban PDIP seputar rumor mengenai harapan sebagian masyarakat Indonesia, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, agar Jokowi maju sebagai capres.

Serta-merta pencapresan Jokowi menjadi gusar dan panik banyak capres lainnya. Karena jabatan saat ini masih sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi langsung 'diserang' oleh demo sebagian warga Jakarta, yang di antaranya menerima bayaran Rp.100 ribu per orang. Juga diserang oleh sejumlah wakil rakyat, yang salah satu partainya terkenal selalu oportunis (berkoalisi dengan penguasa atau calon penguasa yang potensial).

Namun, berkaitan dengan pencapresan Jokowi tersebut, ada satu pertanyaan yang cukup menggoda, yaitu siapakah calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Jokowi. Pasalnya, PDIP tidak pernah menyebut-nyebut siapa cawapres-nya.

Posisi cawapres, sebenarnya, tidak kalah strategisnya, mengingat kapasitas wakil presiden nantinya harus bisa benar-benar berkolaborasi secara positif dengan Jokowi dan PDIP. Apalah arti kehebatan Jokowi jikalau kinerjanya kelak justru direcoki oleh wakilnya sendiri.

Belum lagi kalau mengingat "masa hidup" manusia adalah misteri, dimana siapa pun tidak akan mampu menebak kapan waktu pemberhentian nafas oleh Sang Maha Kuasa. Ini bukan 'menyumpah' tetapi antisipasi sedini mungkin. Kemungkinan besar PDIP pun sudah bisa menyiapkan 'sesuatu' apabila memang "misteri" itu mendadak datang.

Baiklah, bisa saja kemungkinan positif menjadi rencana dan strategi PDIP. Akan tetapi, di sisi lain, muncul suatu dugaan atau kecurigaan, jangan-jangan PDIP sengaja 'melowongkan' posisi cawapres adalah sebagai sebuah 'bargainning' politik. Kecurigaan ini murni berasal dari pemikiran liar Penulis.

Selain ketiadaan berita mengenai siapa cawapres dalam penetapan pada 14 Maret lalu, juga dengan adanya pihak-pihak dari partai lain yang mencoba 'mendekati' PDIP sekaligus 'menawarkan' untuk mengisi kekosongan itu. Pihak-pihak partai lain yang melakukan itu sebenarnya, pertama, sudah tidak memiliki rasa malu secara manusia dan bangsa. Kedua, bisa merupakan upaya berpolitik yang licik di kemudian hari.

Apa pun itu, barangkali, bagi PDIP, kesengajaan alias 'lowongan' tersebut bisa menjadi semacam superioritas tertentu dalam kancah perpolitikan Indonesia. Namun, harus juga diwaspadai, bahwa kelowongan yang sengaja diciptakan untuk 'bargainning' justru berkesan negatif. Maksud kecurigaan alias pemikiran liar ini, ada 'bisnis' politik tingkat tinggi.

Ada pemikiran liar kedua, selain soal 'bargainning' politik tersebut. Ketika 'bargainning' politik bisa memunculkan dampak negatif terhadap PDIP, bisa jadi justru cawapresnya nanti berasal dari lingkungan keluarga Megawati. Mungkin saja Puan Maharani yang akan menjadi cawapres untuk mendampingi Jokowi nanti.

Presiden ataukah Wakil Presiden

Maaf, ini satu lagi pemikiran liar (ketiga) untuk mencoba mencari kemungkinan meskipun kemungkinannya sangat tidak mungkin jika PDIP memang berpegang teguh pada ketetapannya sendiri. Apakah itu? Jangan-jangan Jokowi sengaja dipajang untuk menggalang massa tetapi ujung-ujungnya justru Megawati atau Puan Maharani yang akan menjadi capres-nya dan Jokowi sebagai cawapres.

Ya, jangan-jangan. Ketidakjelasan cawapres memang sebuah "misteri" tersendiri, yang memungkinkan munculnya keliaran berpikir Penulis. Akan tetapi, menurut Penulis, jika memang nantinya Jokowi hanya menjadi cawapres, tentu saja secara politik PDIP melakukan blunder (kekelirun). Apakah para elit PDIP rela berencana secara blunder begitu? Tentu tidak, kan?

Perjalanan perpolitikan PDIP selama ini sudah tentu bukanlah sengaja atau tidak sengaja hendak melakukan blunder. Orang-orang yang duduk dalam kursi eksekutif, semisal para gubernur, bukanlah orang-orang yang sama sekali tidak memiliki kapasitas mumpuni untuk mengelola daerah-daerah serta kepentingan nasional. Serangan-serangan politik yang dilancarkan oleh para kompetitor pun bisa menjadi ujian penting dalam setiap perjalanannya.

Nah, yang terakhir, yang justru patut dicurigai sebagai blunder adalah tulisan ini sendiri. Bukannya Jokowi, Megawati, Puan Maharani, ataupun PDIP. Harap maklum, Penulisnya adalah seorang kader GOLPUT sejati. Ahai!

*******

Panggung Renung – Balikpapan, 28 Maret 2014

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Ayo Belajar Technopreneurship bersama Hadi Wenas, Natali Ardianto, William Tanuwijaya, Sandiaga Uno, Budi Rahardjo, Sanny Gaddafy GRATIS

Posted: 27 Mar 2014 11:29 AM PDT

Online Technopreneurship Teaser
Quote:

Sedikit info tentang HarukaEdu
Quote:HarukaEdu adalah portal pendidikan dimana anda dapat mengikuti berbagai macam pendidikan formal maupun informal secara online: kelas online, kuliah online dan sertifikasi online.

Selain kelas online yang dapat diikuti secara gratis oleh siapa saja, kami bekerja sama dengan universitas berakreditasi A atau B dan institusi pendidikan lainnya untuk menawarkan kuliah online dan sertifikasi online yang berkualitas. Jadwal kuliah yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap orang yang berbeda menjadikan program kami sangat tepat bagi mereka yang sudah bekerja.

Melalui pendidikan online yang ditawarkan, diharapkan agar kami dapat memberikan kesempatan yang lebih besar dan kemudahan kepada siapapun yang berminat untuk meningkatkan pengetahuan, profesionalitas dan daya saing mereka.

Tujuan Pembelajaran Technopreneurship
Quote:Dalam kelas online ini, anda akan mempelajari baik teori dasar mengenai technopreneurship maupun pengetahuan praktikal yang dapat membantu anda memulai sebuah technology startup.

Beberapa topik mendasar dari technopreneurship akan dibahas dalam kelas ini seperti Pengertian dan Potensi Technopreneurship; Pengenalan Peluang dan Riset Pasar; Pengembangan Produk; Model Bisnis dan Potensi Keuangan; Rencana Eksekusi; dan Pendanaan.

Selain itu, untuk mempermudah peserta memahami pelajaran, kelas online ini juga memberikan sebuah contoh dimulainya suatu startup yang prosesnya disesuaikan dengan topik yang sedang dibahas.

Kompetisi Startup Pitching
Quote:Sebagai tugas akhir dari kelas Online Technopreneurship ini, anda akan diminta untuk mempersiapkan pitch startup anda selama 5 menit dan menguploadnya di YouTube. Pitch terbaik dari ke 3 kelas Online Technopreneurship akan mendapat dukungan dari kontributor kami sebagai berikut:

Beasiswa dari Jakarta Founder Institute
Alamat bisnis dan hot desk untuk 12 bulan dari The Executive Center
Jasa konsultasi legal dari Trias Consulting
Jasa konsultasi PR dari Kennedy Voice & Berliner
Co-working space selama 2 bulan dari GEPI
Mentorship mengenai pendanaan dari IMJ/Fenox VC
Co-working space, web hosting, dan koneksi Internet dari Skystar Ventures

Jadwal Kelas Online
Quote:Kelas online ini akan diadakan sebanyak 3 kali sebagai berikut:

Kelas 1 : 10 April 2014 - 15 Mei 2014
Kelas 2 : 22 Mei 2014 - 26 Juni 2014
Kelas 3 : 3 Juli 2014 - 7 Agustus 2014

Pengumuman pemenang Kompetisi Startup Pitching akan dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2014. Syarat dan ketentuan pemenang akan diumumkan melalui website ini.

Tim Pengajar
Quote:

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Memahami Keberadaan Konstitusi Dalam Rangka Pernguatan Sistem Bernegara

Posted: 27 Mar 2014 11:29 AM PDT

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva menegaskan, konstitusi merupakan sumber hukum di Indonesia. Karena itu, tidak heran jika semakin tinggi tingkat pemahaman dan kesadaran bangsa terhadap konstitusi, maka akan semakin beradab sebuah negara. Hal itu diungkapkan Hamdan di depan ratusan mahasiswa dari 24 perguruan tinggi se-Indonesia regional barat saat pembukaan kompetisi debat konstitusi mahasiswa di Graha Bina Praja Setda Sumsel, Palembang, Sabtu (22/3).

"Konstitusi milik semua bangsa. Membentuk konstitusi itu bukan orang hukum saja, tetapi ahli politik, ahli agama, ahli teknik, bahkan ahli kimia. Ini menandakan peran konstitusi sangat besar," ungkapnya. Dengan demikian, jika setiap warga negara mampu memahami konstitusi secara baik, maka akan mengetahui aturan-aturan dasar atau kerangka dasar tentang organisasi negaranya, termasuk posisi dan perannya tidak akan mengarah pada absolute democratic.

Sementara itu, terkait permohonan gugatan Yusril Ihza Mahendra, Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva mengatakan permohonan gugatan Yusril untuk menguji Undang-undang No 42 Tahun 2008 agar pemilu diselenggarakan secara serentak pada 2014, adalah permohonan yang salah. Menurut Hamdan, Yusril meminta penafsiran tunggal, tidak disandingkan dengan UUD 1945 dan meminta MK mengeluarkan penafsiran tersebut dalam bentuk fatwa. "Sebenarnya diktum petitum permohonan Pak Yusril itu tidak tepat. Yang dia mohonkan adalah penafsiran Pasal 6 UUD dalam bentuk seperti fatwa. Bagaimana sih tafsirnya pasal 6 UUD itu," ujar Hamdan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (21/3). Padahal, menurut ketentuan MK, kata Hamdan, penafsiran harus terkait dengan pengujian pasal UU. Sedangkan pengajuan Yusril sama sekali tidak dikaitkan dengan Pasal UU yang hendak diuji.

Hamdan mengatakan memang betul MK merupakan lembaga penguji, penafsir tunggal paling autentik dari UUD. Akan tetapi, lanjut Hamdan, penafsiran hanya bisa dilakukan MK dalam kaitan Judicial Review, pengujian pasal UU atau UU terhadap UUD 1945. "Kalau hanya minta penafsiran satu pasal saja tanpa dikaitkan dengan pengujian pasal UU itu tidak bisa. Mahkamah tidak berwenang untuk melakukan itu. Itulah yang dimaksud putusan MK. Jadi permohonannya yang tidak tepat," ungkapnya.

MK dibawah pimpinan ketuanya Hamdan Zoelva membuktikan bahwa anggapan hakim konstitusi yang dijabat mantan politisi parpol tidak mempunyai sifat kenegarawanan ternyata tidak benar. Hamdan Zoelva seorang mantan Ketua Partai Bulan Bintang ternyata memiliki integritas sebagai negarawan yang cukup tinggi, ia sama sekali tidak terpengaruh oleh nama besar dan bekas seniornya di Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra yang juga seorang ahli hukum tata negara yang disegani berbagai kalanga.

Hamdan Zoelva telah menunjukkan integritasnya. MK telah dapat memberikan solusi hukum bahwa hak WNI untuk memilih Presiden tetap dijamin, sementara itu pelaksanaannya agar tidak menimbulkan kekacauan yang tidak perlu juga dapat dipelihara.

Memang UUD RI yang dewasa ini berlaku, yatu UUD hasil Amandemen Empat Kali pada tahun 2002 oleh MPR yang dipimpin Amien Rais yang dewasa ni ditantang oleh beberapa masalah yang diantaranya berkaitan dengan pemanfaatan kekayaan alam yang diatur oleh Pasal 33 UUD. Diantara UU yang kini dipersoalkan adalah UU Tentang Pertambangan, yang dianggap bertentangan dengan Pasal 33 UUD RI yang kini berlaku.

MK adalah satu-satunya lembaga yang boleh dan berhak membuat tafsiran terhadap pasal UUD 1945, dengan syarat apabila ada UU yag harus diuji substansi hukumnya. Artinya MK tidak boleh atas insiatifnya sendiri menguji sesuatu UU untuk dikaji substansi hukumnya berdasar pasal UUD. Pengujian harus dilakukan atas permintaan. Oleh sebab itu UU Tntang Pertambangan harus diuji maka harus ada unsur Bangsa Indonesia yang menyatakan dirugikan oleh UU tersebut dan meminta MK mengujinya.

Ke depan, forum kompetisi penghayatan atau kompetisi debat konstitusi merupakan hal penting dan berharga. Upaya semacam ini patut digunakan sebagai referensi berbagai forum kenegaraan lainnya untuk dicontoh sebagai Forum Pengkajian Masalah-masalah Berbangsa, dengan melibatkan beberapa tokoh bangsa, mantan pejabat tinggi negara yang masih aktif menyoroti persoalan nasional, termasuk mantan-mantan kepala institusi intelijen di Indonesia juga perlu diajak berbicara dalam forum-forum seperti itu, setidaknya untuk menganalisis setiap permasalahan bangsa dari sudut atau perspektif intelijen strategis.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Prabowo Subianto Menulis

Posted: 27 Mar 2014 11:29 AM PDT

Prabowo Subianto menulis:

Bicara mengenai hubungan luar negeri, saya percaya bangsa Indonesia ingin dikenal sebagai bangsa yang ramah & damai. Kita tidak ingin mendominasi bangsa lain, menjajah bangsa lain, apalagi menginjak hak orang lain.

Oleh karena prinsip itu, kepada orang asing yang bertemu saya katakan:

Aku Prabowo Subianto ingin jadi mitramu, kawanmu. Aku ingin berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Tapi kalau kau ingin aku jadi pesuruhmu, pionmu, kacungmu, saya katakan tidak!

Prabowo, Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) dan bangsa Indonesia tak ingin berlutut kepadamu. Kami tidak ingin jadi kacungmu, tidak ingin jadi budakmu!

Kami tidak ingin terus melihat kekayaan alam Indonesia diangkut kapal-kapal besar ke luar negeri untuk memperkaya dirimu sementara rakyat Indonesia kelaparan!

Jika pada 9 April 2014 ini publik memberikan mandat kepada GERINDRA, Indonesia harus jadi produsen, bukan konsumen yang terus menerus impor produk. Indonesia akan produksi mobil, motor, helikopter, dan kapal-kapal sendiri. Tidak akan terus bergantung pada produk asing.

Oleh karena prinsip saya ini, oleh karena keterbukaan saya dalam berbicara, tentu akan ada pihak-pihak yang risau. Pihak-pihak yang risau ini telah dan terus akan berupaya untuk mencoreng citra saya, dan citra GERINDRA di masyarakat dalam dan luar negeri.

Namun saya tidak takut. Saya tidak gentar. Saya yakin publik Indonesia cukup cerdas untuk memilah, mana yang fitnah dan mana yang benar!

Saudara-saudaraku.

Pada Pemilu hari Rabu, tanggal 9 April 2014 ini mari kita suarakan cita-cita kita. Suarakan bahwa Indonesia ingin berdiri di atas kaki sendiri, berdaulat secara ekonomi dan berdaulat secara politik. Indonesia ingin bangkit kembali menjadi Macan Asia tahun ini, tahun 2014! Bukan nanti-nanti, bukan kapan-kapan!

Jika saudara sependapat dengan saya, sebarluaskanlah pesan ini. Terima kasih.

Salam Indonesia Raya!!!

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Senin, 24 Maret 2014 0 komentar

Kompasiana


Amsal Serigala

Posted: 24 Mar 2014 11:24 AM PDT

Kelana

Posted: 24 Mar 2014 11:24 AM PDT

Isi Hati Seorang Anak Broken Home

Posted: 24 Mar 2014 11:24 AM PDT

Aku berasal dari keluarga yang biasa. Pekerjaan orang tuaku, ibuku seorang guru dan ayahku wiraswasta. Aku tinggal bersama nenekku (orang tua dari ibuku), dia yang telah membesarkan aku dari kecil..

Ke mana orang tuaku???

Mereka ada, tapi mereka tinggal di rumahnya masing-masing. Orang tuaku sudah lama bercerai dari sejak aku berumur 3 tahun. Aku tak tahu kenapa mereka bisa bercerai, sampai sekarang pun aku tak tahu..

Aku paling suka menyendiri di kamar tanpa ada orang satu pun yang menggangu. Walaupun terkadang kamar ku berantakan seperti kapal pecah tapi aku tetap betah..

Apa yang aku lakukan di kamar???

Yang aku lakukan hanya mendengarkan musik, tidur dan merenung memikirkan takdir ku sendiri. Terkadang aku ingin marah, tapi aku tak tahu harus marah pada siapa..

Apa yang ku renungkan???

Aku merenung memikirkan kebahagiaan yang tak pernah aku dapatkan, yang tak pernah aku rasakan, dan mungkin tak akan pernah aku dapatkan dan aku rasakan sampai kapan pun. Aku kesal, aku marah, aku sedih, kenapa aku tak seperti mereka??? Mereka yang merasakan kebahagiaan di dalam rumah. Aku ingin seperti mereka, merasakan kebahagiaan di dalam rumah, merasakan bagaimana rasanya tinggal bersama kedua orang tua, kakak dan adik dalam satu rumah. Aku ingin merasakan kebahagiaan itu, walaupun hanya satu hari..

Waktu kecil aku tak pernah tahu siapa orang tuaku..

Kapan aku tahu orang tuaku???

Ibu, orang tuaku yang pertama aku tahu, kira-kira waktu itu aku berumur 4 tahun, sepulangnya aku dari pantai bersama ibuku, paman ku, dan seorang laki-laki yang tidak aku kenal. Aku ingat waktu itu aku sedang kesakitan karena sepulangnya dari pantai kakiku menginjak karang, aku dibawa ke kamar, dan waktu itu pula nenekku bilang, "Rida, ini mamah kamu", lalu aku berkata dengan begitu gembiranya "Asyik aku punya dua mamah, yang satu aku panggil mamah, satu lagi aku panggil emak". (Emak panggilan ibu dalam bahasa sunda). Sejak itulah aku tahu ibuku, ibu kandung ku, ibu yang telah melahirkan ku..

Kapan aku tahu ayahku???

Aku tahu ayahku tidak lama semenjak tahu ibuku, tapi aku tak tahu kalau dia ayahku. Kedua kalinya aku bertemu dengan ayahku, waktu itu nenekku mengajak aku pergi ke rumah ayahku, sejak itu aku berumur 11 tahun, itulah hari di mana aku pertama kalinya mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah, aku di gendong, di cium, di peluk oleh seorang ayah. begitu bahagianya aku hari itu, tapi itu tak berlangsung lama hanya hari itu aku merasakan kasih sayang darinya, karena aku harus pulang lagi ke rumah nenekku, rumah di mana aku tinggal..

Hari itu juga pertama kalinya aku merasakan kasih sayang dari seorang kakek, dia begitu baik, dia juga begitu menyayangi ku, tapi hari itu juga hari di mana terakhir kalinya aku melihatnya. Semoga dia diberikan tempat yang mulia di sisi Allah SWT..

Dan sekarang aku masih belum merasakan kebahagiaan itu, kebahagiaan yang aku inginkan dari kecil. Tapi aku selalu tersenyum pada mereka. Mereka yang mengenal ku, seolah tak pernah ada luka dalam diriku, seolah tak ada kesedihan yang aku simpan, tapi sebenarnya aku sedih sangat dan sangat sedih..

Terkadang aku merasa sebatang kara, seorang diri, padahal aku punya orang tua, punya saudara, tapi aku tak merasakannya. Malah aku tak akrab dengan mereka. Dan terkadang aku merasa iri jika aku melihat keluarga yang begitu bahagia bisa berkumpul dengan keluarganya, dan seketika muncul di benak ku, kapan aku merasakannya???

Dari pengalaman ku aku tahu, seorang anak itu bukan hanya butuh materi, tapi juga butuh kasih sayang dan perhatian yang lebih dari orang tuanya. Dari pengalaman ku juga aku belajar, tugas orang tua itu harus bisa mendidik, dan membimbing anak-anaknya untuk menjadi lebih baik. Orang tua pun harus tahu perkembangan anaknya setiap hari, harus tahu bagaimana sikap anaknya dan bagaimana pergaulannya di luar sana..

Rezeki, umur, kematian, dan takdir seseorang hanya Allah yang tahu. Mungkin itu sudah takdir ku. Takdir yang harus aku terima dengan ikhlas dan lapang dada. Semoga tak ada saudara-saudaraku yang merasakannya. Dan semoga suatu saat nanti anakku juga tak pernah merasakan seperti yang aku rasakan.. Cukup aku, hanya aku, dan aku yang merasakannya..

Amiin..

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Aku sayang banget sama melody nurramdhani laksani

Posted: 24 Mar 2014 11:24 AM PDT

REP | 25 March 2014 | 01:19 Dibaca: 0   Komentar: 0   0

aku sayang banget sama melody nurramdhani laksani…. aku kenal kamu pada tanggal 3 september 2012…. Walaupun aku dibayarkan nonton JKT48 theater, aku akan menolaknya jika melody tidak tampil. roses are red, violets are blue. my heart breaks when I am not with you. your beauty will conquer my mysery. sayang banget sama melo aku bukan ngeFANS sama kamu… aku gak ikhlas kalau kamu jadi milik orang lain… itu sebabnya aku menulis surat disini agar kamu tahu bahwa aku tuh benar-benar sayang banget sama kamu. waktu aku handshake musim Panas sounds good, aku bilang ke kamu "aku sayang banget sama kamu" kamu hanya bilang "terima kasih" aku hanya mengira kata-kata itu menandakan bahwa aku ini hanyalah fans kamu padahal bukan itu yang aku harapkan. yang aku harapkan kita memiliki hubungan lebih dari teman karena aku tuh sayang banget sama kamu… aku pengen memiliki kamu selamanya

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

Bumerang bagi PDIP ketika menunjuk Jokowi

Posted: 24 Mar 2014 11:24 AM PDT

Tulisan saya ini pada dasarnya berawal ketika saya mendengar keputusan PDIP untuk menunjuk Jokowi sebagai calon presiden dalam pemilu presiden 2014 mendatang.Pada dasarnya pemberitaan mengenai keterpilihan jokowi sebagai calon presiden mewakili PDIP tidaklah mengejutkan saya.Hal ini telah saya perkiraan dari berbagai gelagat Jokowi di masa lalu.Logikanya sederhana,setelah dinyatakan sukses memimpin solo selama 2 periode,jokowi menghentak publik dengan program mobil nasionalnya yaitu mobil Esemka yang sebenarnya saya rasa menunggangi trend populernya sekolah kejuruan dengan semboyan "SMK bisa".Menggunakan  program yang pada dasarnya dianggap program mati oleh beberapa kalangan karena tidak ada satupun tokoh bangsa ini yang benar benar bisa mewujudkan program mobil nasional,Jokowi maju dengan gagahnya mewujudkan harapan bangsa yang telah lama terkubur untuk memiliki industri otomotif sendiri.Hal ini nampaknya sukses melantarkan Jokowi ke jenjang berikutnya yaitu pemilihan Walikota Jakarta.Pertanyaan selanjutnya,Jokowi yang dinamis ini tentu akan merangkak naik lagi pada tingkatan yang lebih tinggi lagi dan pilihan terakhir tentunya RI 1.

Indikasi lainya mengenai majunya Jokowi adalah dengan pemberitaan mengenai ditolaknya surat permohonan cuti Jokowi yang ditolak kementrian dalam negeri.Indikasi mengenai akan terpilihnya Jokowi sebagai calon presiden mendatang sudah semakin kentara.Puncaknya adalah ketika Pimpinan PDIP menunjuk langsung Jokowi sebagai calon Presiden mewakili PDIP.Sampai pada titik ini saya sebenarnya melihat alur perjalan Jokowi dari Solo menuju Jakarta merupakan agenda PDIP yang terbilang cukup rapi.Jika kita mengibaratkan ini adalah suatu strategi perang,maka strategi PDIP terbilang sangat bagus.Dengan mendorong tingkat elektabilitas Jokowi melalui program programnya yang terbilang sangat merakyat maka diharapkan rakyat akan dengan senang hati untuk mendukung Jokowi.Pihak PDIP belajar dengan sangat baik untuk melihat celah rendahnya partisipasi masyarakat sebagai akibat kegagalan Pemimpin suatu daerah dalam menangani permasalahan rakyat dari segi ekonomi dan sosial melalui Jokowi.

Namun,tak ada gading yang tak retak.saya melihat adanya celah rencana yang begitu sempurna itu yaitu masalah timing.Bagaimana tidak,Jokowi yang sebenarnya digadang gadang untuk menuju kursi RI 1 karena terbatasnya waktu belum dapat menunjukan kerja maksimalnya dalam memimpin Jakarta.Ketika Jokowi terpilih sebagai calon presiden mewakili PDIP,pada dasarnya Jokowi juga meninggalkan tugas tugasnya yang belum selesai di Jakarta seperti halnya kemacetan dan Banjir.memang Jakarta memiliki wakil yang begitu tegas yaitu Ahok,namun sikap keras Ahok inilah yang menjadi permasalahan lain yaitu tidak sesuainya karakter rakyat yang dipimpin dengan karakter Ahok.Rakyat masih membutuhkan seorang sosok yang merakyat dan dapat masuk kedalam segala lapisan seperti seorang Jokowi.sebagai buktinya banyak unjuk rasa yang menolak Jokowi untuk maju ke Kursi RI 1.

Dari sinilah kekhawatiran saya muncul.Jokowi terlalu terburu buru meninggalkan Jakarta dengan problemnya yang belum selesai.hal ini justru dikhawatirkan akan menjadi Bumerang bagi PDIP itu sendiri yang mengusung Jokowi sebagai calon presiden.Saya khawatir,sikap simpatik dan fanatik terhadap Jokowi akan berubah menjadi kekecewaan.dan hal ini tentunya akan berimbas buruk baik bagi Jokowi maupun PDIP sendiri yang berharap dapat menang mudah dalam pemilu presiden 2014 mendatang.penilaian ini tidaklah terbatas pada penilaian segelintir warga Jakarta saja melainkan penilaian seluruh rakyat Indonesia yang mengikuti gerak gerik Jokowi selama ini.Kesan terburu buru inilah yang saya takutkan menjadi bumerang bagi PDIP pada pemilu mendatang.Saya ingat sebuah pribahasa "If you run after two hares,you will catch Neither…." akan lebih baik jika Jokowi maju di Pemilu mendatang setelah menunjukan hasil gemilang di Kota seribu masalah bernama Jakarta dan saya yakin rakyat akan dengan senang hati mendukung pemimpin dengan kualitas tersebut.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Membaca “Body Language” ketua umum PKS Anis Matta

Posted: 24 Mar 2014 11:24 AM PDT

link video : http://www.youtube.com/watch?v=HkswcMWT2u0

Assalamualaikum . . .

Tahun 2014 adalah tahun politik, dan sebentar lagi kita akan melaksanakan pemilu, kali ini saya tertarik menulis tentang bahasa tubuh seorang pemimpin partai saat berbicara, yaitu Anis Matta adalah ketua umum PKS.

di dalam video ini saya tertarik dengan gerakan-gerakan kecil yang dilakukan oleh Anis Matta, dan mencoba untuk menganalisa nya.

pertama saya memperhatikan cara Anis Matta duduk saat ditanya oleh wartawan. Anis Matta menumpangkan kaki pada kaki satu nya, menurut buku HERMAN STREHLE Meinen, Gesten und Gebarden : cara menumpangkan kaki, ini dapat kita lihat pada mereka yang percaya diri, orang yang merasa lebih tinggi, atau yang merasa sederajat dengan orang-orang sekelilingnya.

Kemudian saat berbicara, Anis Matta menggunakan gaya affiliatif yang hangat, menurut HERMAN STREHLE : gaya Affiliatif yang hangat dan bersahabat apabila ada sejumlah elemen seperti : kedekatan fisik, beberapa kontak tertentu, kontak mata, tersenyum, nada ramah dalam suara dan percakapan.

Dan sering kali Anis Matta menggerakan tangan dilakukan secara berulang-ulang, kerap kali melakukan gerakan membuka tangan yang di arahkan ke atas : membuka tangan dan di arahkan ke atas, dapat di artikan ingin menerima sesuatu. tangan yang di buka, berarti memberikan, secara sekunder dapat di katakan memberikan suatu keterangan.

sekian tulisan saya kali ini, semoga sedikitnya bisa bermanfaat. dimohon kritik dan saran nya, Terima kasih. sampai ketemu di postingan selanjutnya . . .

wassalamualaikum . . .

sumber :

http://www.youtube.com/watch?v=HkswcMWT2u0

buku HERMAN STERLHE : meinen, gesten, und gebarden

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Minggu, 23 Maret 2014 0 komentar

Kompasiana


Melecehkan Hak Cuti Hamil = Memperburuk Negara

Posted: 23 Mar 2014 11:20 AM PDT

OPINI | 24 March 2014 | 01:08 Dibaca: 2   Komentar: 0   0

Hak cuti hamil selama 1,5 bulan dan hak cuti melahirkan 1,5 bulan, sebenarnya telah diatur dalam Undang-Undang  No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUK). Secara normatif, hak upah penuh juga ditanggung selama menjalani cuti hamil dan cuti melahirkan [lihat Pasal 82 ayat [1] jo. Pasal 153 ayat [1] huruf e UUK]. Namun dalam relitas sehari-hari, hak cuti hamil para pekerja perempuan tersebut masih kerap diabaikan. Bahkan, tidak jarang ada yang "dipaksa" menandatangani surat pegunduran diri.

Apa yang akan Anda rasakan jika ibu Anda yang sedang hamil dan waktu melahirkan telah datang tiba-tiba harus kehilangan pekerjaan? Apakah orang-orang yang mengabaikan hak cuti hamil perempuan tersebut tidak memiliki ibu? Bukankah pemaksaan pengunduran diri pekerja perempuan hamil tersebut juga dapat berdampak meningkatkan kemiskinan? Karena itu, mari kita perbaiki bangsa ini dengan bersikap lebih hormat terhadap para pekerja perempuan yang sedang hamil. Kalau membiarkan terjadinya pelecehan hak cuti hamil, sama halnya memburuk kondisi bangsa ini.

Berikut ini kutipan aturan hukum dalam Undang-Undang  No. 13 Tahun 2003:

Pasal 82

(1) Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.

(2) Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.

Pasal 153

(1) Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan:

  • a. pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus;
  • b. pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
  • c. pekerja/buruh menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya;
  • d. pekerja/buruh menikah;
  • e. pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayinya;
  • f. pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan perkawinan dengan pekerja/buruh lainnya di dalam satu perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahan, atau perjanjian kerja bersama;
  • g. pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh, pekerja/buruh melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama;
  • h. pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan;
  • i. karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau status perkawinan;
  • j. pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter yang jangka waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan.

(2) Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) batal demi hukum dan pengusaha wajib mempekerjakan kembali pekerja/buruh yang bersangkutan.

Blog Welya Safitri

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

Penerawangan : Pssst ! Katanya Maladewa Itu Surga ?

Posted: 23 Mar 2014 11:20 AM PDT

Pulau Surga, itulah yang saya dengar tentang Maldives atau Maladewa. Untuk lebih meyakinkan pendengaran saya tadi, saya pun datang ke mbah Google. Saya baca beberapa tulisan dan melihat image (gambar) tentang pulau tersebut. Kesimpulan saya, pulau ini memang indah. Saya sendiri tidak tahu bentuk dan suasana surga karena belum pernah melihatnya. Yang saya ingat surga itu ada di telapak kaki ibu. Selain itu kata syair lagu Koes Plus, tanah kita ini adalah tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Jadi Maladewa di sebut pulau surga yang berbeda dengan telapan kaki ibu dan syair Koes Plus.

Saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang belum pernah ke Maladewa. Mendengar namanya sich sudah sering, apalagi saat bencana tsunami melanda Aceh. Negara pulau tersebut salah satu yang terkena dampaknya. Selain itu, dari kedatangan tim sepakbolanya yang pernah bertanding ke Indonesia tahun lalu. Walau sampai detik ini belum pernah ke sana, saya tidak kecil hati. Huuh !

Melihat keindahan Maladewa lewat penerawangan yang dibantu mbah Google membuat saya tertegun. Negara kepulauan yang kecil ini mampu eksis berkat karunia keindahannya yang membuat banyak pesohor dunia datang berwisata ke sana. Diperkirakan tak kurang sekitar 700 ribu turis per tahun datang dari segala penjuru dunia ke negara yang populasi dan wilayah terkecil di Asia tersebut. Pantainya yang indah dan alami dengan pemandangan bawah laut yang luar biasa. Itulah daya tarik utama surga Maladewa.

Soal terkenalnya pantai dan tourisme Maladewa ini saya jadi ingat Tulisan Status (yang lumayan panjang) salah seorang teman fb yang pernah dapat tawaran kerja bidang tourism. Katanya, Maladewa itu berbeda dengan Bali, di sana lebih alami, turisme dan penginapannya lebih bersifat eksklusif. Suasana privat sang pengunjung sangat dijaga. Maka tak heran, di sana sangat baik untuk membuat anak bagi pasangan pengantin baru! Waduuh…saya jadi ingat artis BCl, salah satu mantan Idola saya. Sehabis acara pernikahannya dengan artis Malaysia, dia berbulan madu ke Maladewa. Dan sekarang telah memiliki anak. Wah, ternyata teman fb saya itu tidak salah !

Selain keindahan surga, negara kepulauan Maladewa juga terkenal dengan prestasi (sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Maladewa), yakni :

  • Maladewa berhasil mencetak sebuah rekor menyelam (scuba diving) tahun 2006 dalam hal jumlah penyelam yang paling banyak berpatisipasi dalam sekali menyelam, dengan total 958 penyelam yang masuk ke dalam air sekaligus pada saat yang bersamaan. Rekor ini diambil alih oleh Indonesia tahun 2009.
  • Maladewa adalah negara pertama yang membuka sebuah kedutaan virtual, di dunia maya Second Life pada tanggal 22 Mei2007.
  • Maladewa adalah negara pertama yang mengadakan rapat kabinet di bawah air. Rapat kabinet dipimpin oleh presiden Mohamed Nasheed. Dalam rapat, presiden, wakil presiden, dan para kabinet menandatangani sebuah deklarasi yang bertujuan untuk mengadakan aksi global terhadap perubahan iklim, di depan Konferensi Iklim PBB di Kopenhagen. Rapat itu merupakan salah satu bagian dari kampanye besar-besaran oleh "international environmental NGO 350.org"

Kepulauan surga Maldives kini jadi makin ngetop karena pernah kedatangan salah satu pesohor negeri ini lewat pemberitaan yang memiliki momentum yang pas untuk bisa makin ngetop. Bisa dipastikan si tokoh itu tentu pergi ke surga dan menunjukkan keberhasilannya di surga tersebut, serta bisa menjelaskan keberhasilannya dan bagaimana indahnya surga secara murni dan konsekuen. Itu kalau beliau mau, kalau tidak ya…tidak apa-apa, itu hak beliau. Saya sih pasrah saja. Toh saya punya hak menentukan sikap saya pada hari libur nasional tanggal 9 April nanti. Tapi kita masihlah harus bersyukur, beliau masih mau berbagi oleh-oleh boneka tedy bear, bukan? Itu pertandanya beliau masih perduli pada sebagian orang. Semoga saya pun kelak kebagian oleh-oleh dari surga. Lumayan puat dipeluk waktu tidur yang bisa membawa saya ke mimpi surga.

Sebenarnya masih banyak hasil penerawangan surga Maladewa yang ingin saya sampaikan. Namun saya tidak ingin merusak imaginasi pembaca Kompasiana tentang surga yang seutuhnya. Nanti saya kualat.

Kalau kelak saya jadi pesohor negeri ini, saya juga akan berlibur dan menunjukkan keberhasilan ke Maladewa, sekaligus saya studi banding rapat kabinet di bawah air. Tapi anda jangan tanya siapa yang akan saya ajak ke sana dan boneka apa yang akan saya peluk. Itu urusan saya. Tunggu saja beritanya di media Kompasiana.

Anda ingin tambah ngetop? Datanglah ke pulau surga Maladewa dengan boneka teddy bear dalam pelukan anda. Soal bagaiman tingkat ke-ngetop-an anda itu bukan lagi urusan saya. Karena penerawangan saya tidak pernah memberi garansi. Pahamilah itu….Heu..heu..heu… Celeguk !

Tertanda

Pebriano Bagindo

(Mantan Penerawang Surga Maladewa)

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Antropologi Dalam Dunia Kesehatan..

Posted: 23 Mar 2014 11:20 AM PDT

Pada kesempatan kali ini penulis akan sedikit membahas tentang apa hubungan antara antropologi dengan ilmu kesehatan dan apa itu antropologi kesehatan. Penulis mengambil tema ini karena dirasa penting bagi kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia. Seperti yang telah kita ketahui, antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia dan segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia dan budaya. Antropologi juga mengkaji tentang antropologi kesehatan yang di dalamnya menerangkan hubungan antara manusia, budaya, dan kesehatan. Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi sosial dan kebudayaan yang mempelajari bagaimana kebudayaan dan masyarakat mempengaruhi masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan masalah terkait lainnya. Menurut Weaver Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1).

· Sejarah Perkembangan  Antropologi  Kesehatan

(Tahun 1849)
Rudolf Virchow ahli patologi Jerman terkemuka, pada tahun 1849 ia menulis apabila  kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit, maka apa pula ilmu  yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif  hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut. Munculnya bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.

(Tahun 1953)
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul "Applied Anthropology in Medicine". Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , akan tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah  menciptakan suatu disiplin baru.

(Tahun 1963)
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul "Antropologi Kesehatan" dan Paul membicarakan "Ahli Antropologi Kesehatan" dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya  tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour Science yang berorientasi  antropologi.

Budaya merupakan hasil karya manusia. Budaya lahir akibat adanya interaksi dan pemikiran manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilkan. Budaya manusia juga akan ikut berkembang dan berubah dari masa ke masa. Hal ini terjadi  pula pada budaya kesehatan yang ada pada masyarakat. Budaya kesehatan akan mengalami perubahan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat dan teknologi yang semakin canggih, budaya kesehatan di masa lalu berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan mendatang.

Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya kesehatan dalam masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat dahulu saat akan melakukan persalinan minta bantuan oleh dukun bayi dengan peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat lebih banyak yang mendatangi bidan atau dokter kandungan dengan peralatan yang serba canggih. Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan calon bayi mereka di dalam kandungan melalui USG. Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan yang diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan membuat masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

· Hubungan Antara Budaya dan Kesehatan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak terpisahkan akan keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan merupakan bagian budaya yang ditemukan secara universal. Dari budaya pula, hidup sehat dapat ditelusuri. Yaitu melalui komponen pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai yang dilaksanakan dan diyakini di masyarakat, serta kebudayaan dan teknologi yang berkembang di masyarakat.

Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di setiap masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa lalu, ketika pengetahuan tentang kesehatan masih belum berkembang, kebudayaan memaksa masyarakat untuk menempuh cara "trial and error" guna menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun resiko untuk mati masih terlalu besar bagi pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman empiris dengan konsep kesehatan ditambah juga dengan konsep budaya dalam hal kepercayaan merupakan konsep sehat tradisional secara kuratif. Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah penggunaan kunyit sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning (hepatitis) di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna penyakit pasti akan sesuai dengan warna obat yang telah disediakan oleh alam. Kemudian contoh lainnya adalah ditemukannya system drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan bangsa Kreta, dan bangsa Minoans. Ini menunjukkan bahwa kebudayaan dan pengetahuan serta teknologi sangat berpengaruh terhadap kesehatan.

Sedangkan Antropologi Kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, lingkungan yang dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain, norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi. Budaya memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan. Hal ini tidak lain karena pengertian budaya itu sendiri mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat dan kebiasaan. Ini dikarenakan budaya bersifat dinamis sebagai bagian penting yang tak terpisahkan dari kehidupan. Sebagai makhluk hidup yang menyadari akan pentingnya kesehatan, pemahaman akan budaya masyarakat sangat penting dalam memecahkan masalah-masalah kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, semoga bermanfaat.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Ini Humor

Posted: 23 Mar 2014 11:20 AM PDT

13955978671748691082

gambar koleksi pribadi

Saya yakin sohib semua pasti memiliki sense of humor walau tidak separah saya, namun setidaknya mampu tertawa jika membaca atau mendengar sebuah anekdot atau joke-joke lucu, minimal kalian tersenyum. Ini adalah humor, saya akan mengajak sohib semua untuk tertawa agar melupakan problema yang ada barang sejenak. Tertawa itu sehat, namun jangan berlebihan, karena bisa dimutasi ke RSJ nantinya.

Humor pertama;

Kemplus, tukang ojek yang biasa mangkal di perempatan jalan ujung kampung malam itu pulang terlambat. Kemplus yang cukup penakut harus melewati sebuah kebon kosong yang terkenal angker. Dengan perasaan was-was Kemplus pun mengendarai motornya agak kenceng, sembari mulut komat-kamit membaca do'a agar tidak diganggu oleh makhluk halus yang konon menghuni kebon kosong tersebut. Tiba-tiba Kemplus merasakan ada beban berat di jok belakang motornya, karena takut Kemplus pura-pura tidak terjadi apa-apa dan tanpa menoleh Kemplus terus saja memacu motornya ke arah kampung. Di tengah perjalanan, telinga Kemplus serasa ada yang membisiki.

"Maaf mas, saya numpang sampe ke kuburan depan ya?"

"Boleh, tapi jangan ganggu saya ya?" *gemeter*

"Tenang mas, saya gak ganggu kok. Cuma mau numpang doangan"

Sesampainya di kuburan dekat kampungnya, sosok misterius yang ternyata perempuan itu minta turun. Kemplus memberanikan diri untuk mengajaknya bicara.

"Dua ribu!" Gertak Kemplus

"Aduh mas, daritadi saya mangkal di atas pohon gak dapet duit. Malam ini sepi gak ada pelanggan" Jawab penumpang misterius yang ternyata mbak Kunti adanya.

"Dasar setan miskin luuuu….@#$@#!!!"

Humor kedua;

Bosan jadi tukang ojek, Kemplus melamar kerja di sebuah restoran dan langsung diterima. Kemplus dimarahi oleh bosnya di hari pertama ia kerja di sebuah restoran cepat saji. Pasalnya Kemplus salah ngirim order ke alamat orang lain, bukan ke alamat yang tertera di kertas. Alhasil konsumenpun protes dan Kempluspun dipanggil ke ruangan bosnya.

"Kamu tahu kesalahan kamu?"

"Tahu bos, beri saya kesempatan sekali lagi dan saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama"

Hari-hari berikutnya Kemplus bekerja seperti biasanya, mengantarkan pesanan makanan sesuai pesanan ke seantero kota. Suatu hari Kemplus kembali melakukan kesalahan yang sama. Kali ini Kemplus tidak menemukan alamat rumah yang memesan makanan di restoran tempat ia bekerja. Kemplus kembali dipanggil bos ke ruangannya.

"Saya tidak tahu mesti ngomong apalagi sama kamu Kemplus.  Besok kamu nggak usah berangkat dulu saja" Kemplus yang tidak memahami bahwa dirinya telah diberhentikan secara halus, sehari kemudian Kemplus kembali datang ke tempat kerjanya, sang bos yang melihatnya langsung mendamprat Kemplus.

"Ngapain kamu kesini lagi" Kata sang bos sambil melotot.

"Anu bos… Saya sudah menemukan alamat yang kemarin"

"Arggggghhhhhhhhhh.. %$#%#@!!!!"

Humor ketiga;

Kemplus yang dipecat dari restoran kembali mendapat kerja di sebuah kantor swasta sebagai office boy. Namun lagi-lagi Kemplus melakukan kesalahan. Sebagai pekerja baru Kemplus tidak boleh telat masuk kantor, namun di hari pertama kerja Kemplus datang terlambat, seharusnya Kemplus tiba di kantor sebelum karyawan lain masuk. Ditegurlah Kemplus oleh pak Japrun selaku pimpinan di kantor tersebut.

"Kenapa kamu telat?"

"Saya kecopetan di jalan pak"

"Terus apa hubungannya? Apa saja yang hilang?"

"Alamat kantor bapak ikut hilang, jadi saya kesulitan mencari kantor bapak"

"Auauauoooooooooooooooooooo……!!!!!!!!!"

Salam Kereria…

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Kelompok-kelompok Penghadang Jokowi

Posted: 23 Mar 2014 11:20 AM PDT

Begitu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan secara resmi bahwa Joko Widodo (Jokowi) ditetapkan sebagai calon presiden dari partai itu, Jumat (14/3/2014), sejumlah kelompok  langsung blingsatan. Seakan Pilpres sudah di depan mata, dan sekan-akan Jokowi akan memenangkan Pilpres, padahal jadwal pemilihan masih jauh dan tentu saja Jokowi juga belum tentu akan terpilih sebagai Presiden. Kalau memang rakyat Indonesia menghendaki Jokowi sebagai presiden dan Tuhan meridhoi apa boleh buat, sih…

Namun  beberapa detik sejak tayangan pengumuman resmi pencapresan dan disusul Jokowi menyatakan kesediaan menjadi Capres dengan mencium Sang Merah Putih, kelompok-kelompok ini langsung menunjukkan berbagai ekspresi ataupun reaksi kepanikan mereka. Nggak di arisan ibu-ibu, obrolan di pos ronda, di warung, semua didominasi isu ini, dan kelompok ini terselip di antaranya.

Di antara banjir ucapan selamat dan dukungan terhadap Jokowi, kicauan nyinyir dan sebagian berbau SARA langsung menghujani Twitter. Status dan komentar black campaign pun tak ketinggalan lalu lalang di Facebook dan setiap postingan tentang isu pencapresan Jokowi, tak terkecuali di media jurnalisme warga, Kompasiana.

Sampai saya menulis ini, black campaign terus dilakukan kelompok-kelompok yang tak setuju Jokowi memimpin Indonesia. Cukup membosankan sebenarnya, sebab mereka biasanya sekadar  copy paste postingan atau komentar yang ada sebelumnya. Argumennya pun sama, biasanya tanpa disertai penalaran yang sehat dan cerdas,  persis kaset rusak yang terus diputar ulang hingga mengganggu pendengaran orang.

Lucunya, kebanyakan mereka biasanya menyerang Jokowi,  tanpa menyebutkan sebenarnya mereka mendukung siapa. Padahal bila mau fair, serang saja dengan menyebutkan siapa di balik topeng /account mereka di dunia maya. Sebagian tentu sudah bisa menebak siapa mereka. Namun bagi yang masih penasaran, barangkali artikel ini sedikit membantu, mengenai siapa di balik pelaku black campaign yang selalu bersikap nyinyir untuk usaha menghadang Jokowi sebagai Presiden RI:

1. Pesaing di Pilpres 2014

Yang nyata-nyata dan jauh-jauh hari telah mengincarkursi Presiden adalah Aburizal Bakrie (ARB), Prabowo Subiyanto, Wiranto-Hary Tanoe. Yang belum kelihatan mungkin akan menyusul kemudian menjelang Pilpres.  Nyinyirer-nyirirer di dunia maya sebagian adalah orang-orang mereka. Mereka akan melancarkan amunisi berupa pertanyaan-pertanyaan dan argumen-argumen yang sebenarnya gampang dipatahkan. Misalnya: "apa Jokowi pantas? apa prestasi Jokowi? penghargaan juga dari lembaga abal-abal.. dlsb."

Pantas dan tidak pantas itu relatif. Dan tentu saja prestasi Jokowi banyak sekali, namun hanya mata yang jernih yang bisa melihat. Contoh kecil aja Waduk Pluit dan Ria-Rio, dulu kayak apa, sekarang kayak apa. Tapi orang yang dasarnya sudah sirik memang akan terus mempertanyakan (karena memang sekadar copas), tak peduli dengan mempertanyakan itu di mana-mana, justru mereka kelihatan begonya. Sedangkan penghargaan Jokowi buanyaaaakkkkk… dari yang level nasional (penghargaan dari pemerintah RI) hingga tingkat dunia. Sedikit contohnya adalah:

1. Penghargaan dari Kemkominfo, terkait keberhasilan penerapan e-government

2. Penghargaan dari Kemenpera erupa Adiupaya Puritama untuk pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan program kampung deret

3. Dari Delgosea untuk kategori Best City Award., karenadinilai berhasil dalam melakukan pendekatan kepada warganya di Solo, agar mau memahami dan menaati kebijakan pemerintah kota

4. Dari Ban Indonesia, karena dinilai berhasil mengendalikan inflasi saat jadi Walikota di Solo

5. Dari Kementrian PU, untuk tata ruang terbaik kedua se-Indonesia, di mana pembangunan di Solo sudah mencapai 80 persen kesesuaiannya dengan konsep penataan ruang yang ideal.

6. Dari Kemennaker , penghargaan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK) untuk pembangunan bidang ketenagakerjaan di Jakarta sepanjang tahun 2013.


7. Baru-baru ini masuk
Top 50 Greatest Leaders (50 Pemimpin hebat di Dunia), tepatnya urutan no 37 atas jasanya membersihkan kota dan menyingkirkan korupsi di wilayah yang dipimpinnya.

Dan masih banyak lagi.

2. Yang sakit hati karena jagonya kalah di Pilgub

Kelompok ini lebih mengerikan dalam menyerang, karena di dalam hatinya ada kebencian mendalam dan dendam membara akibat sakit hati jagonya dikalahkan saat Pilgub DKI, dua tahun lalu. Tingkat kenyinyirannya lebih pedas dari kelompok pertama. Suka menyebut Jokowi didukung partai terkorup, dan kelompoknya terbersih.Ya iyalah, jumlah yang tersangkut korupsi PDIP lebih banyak karena tingkat keterwakilan di DPR juga banyak. Kelompok mereka sedikit, sebab memang keterwakilan di DPR juga jauh lebih sedikit.

Sebagian pernyataan untuk menyerang dibumbui dengan  isu SARA, dan sebagian lain dengan tudingan-tudingan tanpa bukti. Tuduhan bahwa Jokowi didukung cukong dari China, antek Israel hingga menyebut  Jokowi dianggap dewa bagi pendukungnya, hingga tak pernah dikritik. Mereka tak pernah berkaca bahwa mereka pun menganggap junjungannya sebagai bani yang tak pernah salah, hingga sampai kini tak pernah percaya dan selalu memupuk keyakinan bahwa junjungan yang sudah masuk bui karena korupsi sebagai fitnah balaka.

3. Kelompok Intoleran

Kelompok-kelompok ini mendambakanIndonesia adalah negara Islam, dengan pemerintahan daulah islamiyah dan menerapkan hukum Islam di semua aspek. Mereka tidak rela dipimpin oleh orang yang tidak beragam Islam. Mereka menganggap Jokowi adalah ancaman karena mewariskan "pemimpin-pemimpin kafir", seperti di Solo meninggalkan FX Hadi Rudyatmo yang notabene beragama Katolik sebagai walikota, dan bila terpilih sebagai presiden tentu akan meninggalkan Ahok yang juga Nasrani sebagai Gubernur DKI. Mereka adalah orang-orang yang tinggal di Indonesia, namun tidak siap menjadi orang Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
4. Sebagian PNS

Para pegawai negeri sipil memang begitu dimanjakan di era SBY, hingga menguras anggaran negara untuk kenaikan gaji setiap tahun, sertifikasi guru dan dosen dan remunerasi di berbagai departemen. Jokowi adalah ancaman untuk mereka, karena tentu Jokowi bila terpilih sebagai presiden akan berusaha menyeimbangkan pos-pos anggaran. Bisa jadi pos untuk belanja pegawai yang saat ini mendominasi, akan tetap seperti itu selama bertahun-tahun (thus mereka tidak naik gaji).

Sebagian PNS juga merupakan sosok-sosok yang malas dan hanya mengejar gaji bulanan serta pensiun, tanpa disertai kinerja yang baik dan profesional. Dengan Jokowi menjadi presiden, peluang mereka untuk tetap bermalas-malasan akan makin tipis, karena di Solo maupun di Jakarta, Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang tak suka PNS malas, dan gemar  merapikan birokrasi.

5. Koruptor

Dengan semangat clean government, Jokowi adalah musuh bagi para koruptor. Di Solo, Jokowi telah membuktikan dengan hasil audit BPK untuk Pemerintah Kota Solo: wajar tanpa pengecualian. Jokowi juga selalu fokus pada kepentingan rakyat, tak ada anak-anak atau kerabatnya yang numpang memperkaya diri dengan kekuasaan serta wewenang yang ada padanya. Jokowi juga tak gentar berhadapan dengan lembaga perwakilan rakyat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini mungkin akan sangat klop bila pendampingnya kelak adalah orang yang memang juga dikenal sangat tegas dan tanpa ampun pada koruptor.

Kita lihat saja nanti.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Satinah Dipancung, Preseden Kasus Darsem!

Posted: 23 Mar 2014 11:20 AM PDT

Ini kisah sedih tentang nasib buruk para TKI dan TKW khususnya. Satinah tengah menunggu hukuman mati dengan cara unik: dipancung kepalanya dengan pedang. Sudah banyak orang merasakan kepala terputus dari leher dan badan dalam sekali tebas. Itu hukuman yang akan dialami oleh Satinah pada tanggal 3 April 2014.

Tanggal 3 April 2014 adalah batas waktu bagi Satinah untuk memertahankan hidupnya; memertahankan kepala dari tubuhnya tetap menyatu. Satinah tengah menunggu eksekusi pancung leher sampai mati di Arab Saudi, jika Satinah tak membayar diyat (denda pengganti nyawa) sebesar Rp 22,6 miliar atau 7 juta riyal. Satinah terbukti membunuh Nurah al Gharib yang telah menyiksa Satinah berkali-kali - sesuai pengakuan Satinah. Fakta tentang penyebab dibunuhnya majikan sebagai pertahanan diri dan membela diri tak digubris pengadilan Saudi. Bagaimana kasus ini bisa menjadi dilema kasus hukum di Arab Saudi bagi pemerintah Indonesia?

Sementara itu kementerian luar negeri Indonesia hanya menyediakan 4 juta riyal atau sekitar Rp 12 miliar. Kenapa begitu mahal diyat yang harus dibayar bahkan tampak seperti perdagangan nyawa korban dan penekanan denda yang melebihi kemampuan terdakwa? Bagaimana sebenarnya tradisi diyat dan bagaimana pemerintah Indonesia harus bersikap terhadap diyat yang semakin meninggi?

Diyakini, kasus Darsem yang dibebaskan dari pancungan menjadi preseden buruk bagi pemerintah Indonesia yang bersedia membayar diyat sampai 2 juta riyal atau setara dengan Rp 6 miliar - angka yang sangat besar bagi majikan apalagi TKW. Angka 2 juta riyal yang dibayarkan dalam kasus Darsem menjadi pemicu bagi keluarga korban pembunuhan atas Nurah al Gharib. Faktanya, seharusnya eskekusi telah dilakukan pada tahun 2011.

Namun tanpa alasan yang tak jelas keluarga korban meminta penundaan pemancungan sampai tiga kali. Maksudnya adalah dengan tidak dieksekusinya Satinah, maka keluarga Nurah al Gharib itu menawarkan pembayaran ganti rugi kompensasi uang yang harus dibayar oleh Satinah - sesuatu yang tak masuk akal mampu dibayar oleh TKW yang bayarannya tak lebih dari Rp 3 juta per bulan rata-rata.

Fakta lainnya adalah pada awalnya keluarga korban meminta bayaran 10 juta riyal. Pemerintah Indonesia hanya menawarkan diyat senilai 4 juta riyal - dua kali lipat dari harga nyawa Darsem. Kasus penundaan ini dengan diikuti oleh tawar-menawar harga nyawa yang telah hilang oleh keluarga. Kini posisi tawar adalah 7 juta riyal.

Saudi Arabia adalah negara barbar. Negara yang dikuasai oleh dinasti Saud dengan paham Wahabi dan salafi itu menjadi satu-satunya negara yang menerapkan kompensasi sebagai bentuk ganti rugi atas kematian. Nyawa dihargai semau keluarga atau ahli waris.

Kondisi sistem diyat atau kompensasi atau denda atas nyawa ini identik dengan salah satu budaya Indonesia di masyarakat Papua. Di Papua, kematian, penganiayaan, kecelakaan akan dituntut dengan denda. Dan angkanya juga tak masuk akal. Yang pada akhirnya yang harus membayar justru pemerintah daerah di Papua. Praktik diyat di Saudi Arabia dan denda di Papua rupanya memiliki kesamaan yakni budaya barbar dan budaya batu yang tetap dilestarikan.

Jadi, pedulikah rezim Susilo Bambang Yudhoyono untuk membayar diyat sebesar Rp 22 M untuk sebuah nyawa atas nama Satinah - sementara Satuan Tugas TKI menghabiskan Rp 200 miliar per tahun untuk perjalanan dan lain-lain. Dampak dibayarnya diyat yang melebihi Darsem, akan memicu harga nyawa diyat di kemudian hari akan semakin besar.

Ataukah kita biarkan Satinah badannya terpisah dari kepala dan menggelinding jatuh ke tanah - dengan konsekuensi keluarga korban tak mendapatkan apa-apa serta pemerintah RI tak kehilangan uang sepeser pun dan dikorupsi saja. Pun pembayaran diyat akan mélanggengkan praktik pemerasan ala bangsa barbar seperti di Saudi Arabia dan juga Papua. Dilema bagi Satinah dan pemerintah Indonesia. Dibayar jadi preseden seperti kasus Darsem, tak dibayar kepala Satinah dipancung - satu cara dagang bangsa barbar Arab Saudi yang sangat cerdik.

Salam bahagia ala saya.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.