Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Kamis, 22 Agustus 2013 0 komentar
Adsense Content. recommended 336 X 300

Kompasiana


Fifa Bantu Pssi dan Pak Zen pun Meradang.

Posted: 22 Aug 2013 11:46 AM PDT

Pssi dapat bantuan dari Fifa, wah hebat berarti Pssi dapat kepercayaan penuh donk dari Fifa. Anehnya, kata pak Zen ini malah bencana buat Pssi. Hheee kenapa pak Zen, ini bukan zamannya lagi ngumpet-ngumpet tapi transparan klo boleh telanjang sekalian. Anehnya lagi, pak Zen malah mengambil contoh zaman Nurdin Halid. Alamak jang bukannya NH sudah nyungsep pak Zen kq masih dibawa-bawa lagi, biarin ajalah dia tenang dialamnya, iya gak Hheee..??

Kenapa aku berani menjamin klo Pssi saat ini bakal transparan. Ya iyalah masa mau ngumpet-ngumpet lagi, emang mau di KLB suporter lagi. Apalagi saat ini ada Barisan Sakit Hati yang juga dicounter oleh salah satu stasiun tv swasta, tentunya bakal lomba-lomba berbuat kebaikanlah biar bisa di nilai paling benar.

Tapi aku sich maklum-maklum aja klo pak Zen mengahakimi demikian. Macam apa yang kubilang diatas, klo sepakbola Indonesia saat ini ada oposisinya (BSH) dan pak Zen salah satunya, tentunya ini salah satu bagian dari upaya beliau buat menggiring opini tentang bantuan Fifa buat Pssi.

Aku cuma mau berpesan buat pak Zen dan yang sealiran dengan beliau. Kita selaku pecinta bal-balan nasional jangan terlalu cepat berspekulasi kalau belum benar-benar terjadi, apalagi ini merupakan berita baik buat sepakbola kita. Itu artinya, Fifa selaku pemegang otoritas sepakbola dunia percaya klo Pssi yang saat kalian anggap mafia mampu menjalankan amanah berupa bantuan lunak yang diberikan Fifa.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Menggugah Partisipasi Masyarakat dalam Mengelola Sampah

Posted: 22 Aug 2013 11:46 AM PDT

Bertambahnya jumlah volume timbulan sampah di perkotaan merupakan dampak dari bertambahnya jumlah penduduk dan perkembangan teknologi.  Berbagai sampah yang ditimbulkan akibat dari berbagai kemasan produk yang bertambah jumlahnya sesuai dengan berkembangnya peradaban manusia dalam mensupport kebutuhan hidupnya. Hal ini pun menambah persoalan bagi manusia itu sendiri karena semakin bertambahnya volume sampah yang tidak dapat di daur ulang maka kota pun semakin membutuhkan lahan bagi penyimpanan sampah-sampah tersebut. Dan dampak besarnya adalah pencemaran lingkungan secara besar-besaran, mulai dari pencemaran udara, air,  dan tanah.

Di negara maju, mungkin hal tersebut tidak begitu menjadi masalah besar. Kemajuan teknologi dalam sistem pengelolaan sampah melalui TPA (Tempat Pemrosesan Akhir )yang bersifat Sanitary Landfill , diciptakan untuk mengelola sampah sehingga yang sudah terbuang di lingkungan merupakan sampah yang relatif aman dan tidak mencemari. Bahkan mereka telah mampu mengubah sampah padat , cair maupun gas untuk bisa dimanfaatkan kembali bagi kebutuhan manusia mulai dari pupuk, bio gas dan lain-lain.

Namun keberhasilan negara-negara maju dalam mengelola sampah tidak serta merta karena kemampuan mereka untuk menyediakan infrastruktur dan teknologi yang handal dalam mengelola sampah. Di balik itu ada peran aktif masyarakat dalam menciptakan suatu sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Dimana masyarakat diminta untuk sudah memisahkan sampah berdasarkan jenisnya yaitu sampah organik (yang  mudah terurai seperti sisa makanan, daun-daun, ) dan non organik ( sampah yang tidak dapat terurai dan  dapat dimanfaatkan kembali) mulai dari rumah masing-masing. Sehingga petugas pengumpul sampah pun dengan mudah mengelompokkan sampah sebelum akhirnya berakhir di Sanitary Landfill.

Tujuan pengelompokan sampah itu sendiri adalah untuk memisahkan sampah mana yang bisa didaur ulang dan mana yang tidak (yang akhirnya dibawa ke Sanitary Landfill). Sehingga jumlah sampah kota pun menjadi berkurang karena sebagian sudah bisa dimanfaatkan kembali .

Di Indonesia sendiri pengelolaan persampahan masih sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah, baik dalam penyediaan infrastruktur pengelolaan sampah maupun dalam proses pengumpulan sampah itu sendiri. Dinas Kebersihan kota ditunjuk sebagai instansi yang bertanggung jawab untuk mengkolektif sampah dari rumah-rumah penduduk. Meskipun dalam praktiknya penduduk kota diminta membayar retribusi sampah , namun dana tersebut sangat jauh dari yang dibutuhkan untuk mengelola sampah dengan sistem yang masih sangat tradisional. Mengapa saya katakan demikian? Karena kita belum mampu menyediakan TPA yang bersistem Sanitary Landfill yang dilengkapi dengan teknologi pemisah limbah padat dan cair sehingga sampah hanya dibuang ke areal persampahan tanpa ditutup dan bercampur antara sampah organik dan non organik. Sehingga jumlahnya kian hari kian meningkat dan pencemaran yang ditimbulkan oleh sampah pun semakin besar dan meluas.

Sebetulnya ada hal yang saya kira lebih penting dari sekedar penyediaan infrastruktur dan teknologi handal dalam mengelola persampahan. Yaitu partisipasi dan kemandirian masyarakat kita dalam mengelola sampahnya sendiri. Atau istilahnya setiap rumah tangga bertanggung jawab dalam meminimalkan jumlah timbulan sampah yang sudah dihasilkan dari kegiatan rumah tangganya. Dengan cara apa kita dapat memulai partisipasi tersebut ? Yang pertama tentu saja memilah sampah mana yang bisa dimanfaatkan kembali atau sampah yang mampu terurai atau membusuk. Sampah yang dapat dimanfaatkan kembali contohnya seperti botol minyak makan, kemasan deterjen, kaleng susu, botol sampo dan lain sebagainya.  Sedangkan sampah yang mampu membusuk kita pisahkan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan.

Langkah lain yang mampu ditempuh adalah dengan sistem bank sampah. Dimana dalam satu lingkungan perumahan penduduk secara bersama-sama mengumpulkan sampah yang masih dimanfaatkan kembali (seperti bekas botol shampo dll) untuk dikolektif dan dijual ke pemulung. Sehingga masyarakat sendiri juga akan mendapatkan manfaat ekonomis dari kegiatan tersebut. Sebetulnya sampah-sampah organik seperti sampah daun pun masih dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kompos sehingga hasil dari pembuatan pupuk kompos tersebut juga akan memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat itu sendiri.

Dalam Undang Undang Pengelolaan Persampahan No. 18 Tahun 2008 pun telah diatur tentang peran masyarakat dalam ikut mengelola persampahan dan diharapkan di masa mendatang tidak terlalu tergantung dengan pemerintah, sehingga anggaran negara dalam mengelola persampahan pun semakin berkurang jika masyarakat sudah secara mandiri mampu berperan serta dalam mengelola persampahan. Pemerintah hanya mendukung masyarakat dalam penyediaan infrastruktur dan teknologi pengelolaan persampahan

Semoga saja harapan pemerintah tentang adanya partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah dapat terwujud. Sebetulnya dengan adanya partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah manfaatnya akan dirasakan oleh masyarakat itu sendiri. Selain mampu memanfaatkan sampah menjadi bernilai ekonomis, masyarakat akan menjadi lebih sehat karena jumlah sampah kota berkurang dan yang lebih hebat lagi adalah menjadi gaya hidup (life style) yang baik bagi masyarakat seperti yang sudah terjadi di negara-negara maju. Masyarakat menjadi kian sadar untuk  hidup "GO GREEN", tidak mudah membuang sampah sembarangan, sudah mampu memilah - milah sampah yang terbuang, dan dalam setiap berbelanja ke supermarket terbiasa membawa tas belanjaan sendiri dari rumah sehingga swalayan pun tidak perlu menyediakan kantong-kantong plastik yang akan menimbulkan sampah di bumi Indonesia.

Semoga tulisan ini bermanfaat  dan memberikan sedikit pencerahan bagi pembacanya bahwa generasi yang kuat dimulai dari generasi yang sehat. Dan untuk menjadi sehat kita juga harus menerapkan gaya hidup dan mind set yang sehat dan sadar lingkungan. Semoga suatu saat Indonesia bisa menjadi negara percontohan sebagai negeri yang sehat dan ramah lingkungan dari segi pengelolaan sampah selama masyarakatnya mau berupaya meningkatkan kualitas hidup mereka sendiri.

Salam Go Green :)

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Mata Bulan

Posted: 22 Aug 2013 11:46 AM PDT

Rindu itu Koma: Kisah Kecil Epilepsi #Stadium 2 -Dua Puluh Enam - Dua Puluh Delapan

Posted: 22 Aug 2013 11:46 AM PDT

Kompetisi untuk yang Bosan Hidup

Posted: 22 Aug 2013 11:46 AM PDT

Apakah anda pemilik kendaraan bermotor? Memiliki ponsel? Berdomisili di Indonesia? Sedikit bodoh, bebal, dan mungkin egois nomor wahid? Jika ya, bergabunglah dalam ajang yang hanya diadakan kalau panitianya sedang mood ini:

KOMPETISI MENYETIR DAN MENELEPON SE-INDONESIA!

Dalam kompetisi ini, peserta diharuskan mengendarai mobil atau sepeda motornya sambil menelepon atau mengirim sms, sambil berusaha menghindari berbagai rintangan. Tiap rintangan memiliki tingkat kesulitan yang semakin bertambah, yaitu:

- Genangan air
- Tikus, kodok, kucing, dan makhluk-makhluk hidup tidak penting lainnya (definisi "tidak penting" bisa bervariasi)
- Trotoar atau pembatas jalan
- Lubang perbaikan jalan
- Orang dewasa (lelaki atau perempuan), sehat
- Orang dewasa (lelaki atau perempuan) yang memai kruk, berjalan terpincang-pincang, atau sedang hamil
- Anak-anak
- Orang lanjut usia
- Kendaraan yang sama besar dengan kendaraan peserta
- Kendaraan yang LEBIH BESAR dari kendaraan peserta

Nilai lebih diberikan bila peserta sanggup menunjukkan variasi gaya, seperti:

- Menelepon/mengirim sms sambil merokok

- Menelepon/mengirim sms sambil tersenyum-senyum atau tertawa sampai matanya setengah tertutup

- Menelepon/mengirim sms sambil melakukan peregangan kepala ke kiri dan ke kanan (atau sedang mencari sesuatu?)

- Mampu mengembalikan keseimbangan dalam waktu kurang dari 2 detik setelah nyaris jatuh

- Memiliki sorakan khas yang harus spontan dikeluarkan setelah menghindari rintangan yang paling sulit yaitu manusia (contoh: "goblok!" "bego!" "sontoloyo!" Bila bervariasi akan lebih bagus)

Nilai akan dikurangi bila anda menabrak rintangan, dan semakin besar kalau rintangan hidup yang anda tabrak mati. Semakin mengerikan kondisi kematian rintangan, semakin besar nilai yang dikurangi.

Dapatkan hadiah utama hingga sebesar 300 juta rupiah* dan kesempatan untuk menjadi bintang media massa!** (Setidaknya selama dua atau tiga hari).

Persyaratan peserta:

- Memiliki kendaraan bermotor (SIM dan STNK tidak penting)

- Memiliki ponsel (halal atau curian tidak penting)

- Helm tidak diwajibkan

- Usia tidak dibatasi

- Egois dan bebal (SYARAT WAJIB)

Ingat! Anda tidak diperbolehkan mengikuti kompetisi ini bila anda:

- Bertanggung jawab

- Disiplin

- Memiliki keluarga dan teman yang masih anda cintai

Tidak perlu mendaftar! Dimana ada jalan raya, langsung saja bergabung!

*): jumlah hadiah tergantung besar asuransi jiwa anda

**): ketenaran anda mungkin lebih karena semua orang mengagumi betapa bodohnya anda ini, sampai-sampai sepuluh Darwin Award sekaligus harus dibooking untuk anda sendiri (Darwin Award: "penghargaan" untuk kisah-kisah kematian paling bodoh)

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Pulau Kecil yang Eksotis

Posted: 22 Aug 2013 11:46 AM PDT

REP | 23 August 2013 | 00:58 Dibaca: 15   Komentar: 0   0

1377194108777592767::: TABUHAN ISLAND ::: Pulau kecil yang masih alami dan tak berpenghuni yang terletak dibagian timur Jawa ini merupakan kebun laut yang eksotis, terumbu karang yang memukau dan dihuni oleh ribuan spesies ikan, bunga karang, udang karang dan berbagai tumbuhan laut adalah menu utama yang di sajikan oleh keindahan Pulau Tabuhan. Ditambah lagi, dengan kejernihan airnya, Pulau Tabuhan sangat cocok untuk mereka yang gemar kegiatan maritim seperti scuba diving.
Selain para satwa laut dan biota laut, berbagai jenis satwa darat pun bisa hidup dengan nyaman di pulau ini. Seperti contoh, burung Maleo yang terkenal dari Pulau Seulawesi selalu bermigrasi di habitat pulau tabuhan.

Selain itu dari segi lanscapenya sering jadi incaran para pecinta photografi karena dipulau kecil ini sangat sangat cocok sekali untuk pengambilan foto sunrise yang sangat indah yang lebih dikenal dengan Sunrise of Java, juga sunset dan foto bawah airnya yang sangat indah. (Sauqi, kompasiana).

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

Adsense Content. bottom of article

0 komentar:

Posting Komentar