Adsense Link 728 X 15;

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Senin, 12 Mei 2014 0 komentar

Kompasiana


Keluarga Korban Tragedi Trisakti Dukung Prabowo

Posted: 12 May 2014 12:32 PM PDT

Capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto mendapat dukungan dari keluarga pahlawan reformasi Elang Mulia Lesmana, yaitu Hira Teti sang ibunda. Menurutnya, Prabowo merupakan korban politik yang dimanfaatkan oleh lawan politiknya jelang Pilpres 2014.

Inilah lucunya politik, keluarga korban sendiri merapat ke Prabowo, sementara  LSM heboh menyuarakan pertanggungan jawab mengatas namakan korban. Siapa yang harus dipercaya ?.

Kalau kita melihat keberada LSM adalah juga kekuatan politik diluar parpol. Sebab, sudah mejadi rahasia umum ditengah masyarakat bahwa LSM juga dimanfaatkan untuk kepentingan politik atau kepentingan perorangan untuk berbagai kepentingan.

Ketika saya menghadapi suatu masalah, banyak LSM yang menghubungi saya menawarkan diri membela saya dengan menggelar demo.  Untuk menggalang massa perkepala sekian, tinggal menghitung saja berapa  kuatnya kita membayar untuk mengerahkan massa agar kepentingan kita  diperhatikan.

Apalagi untuk masa menjelang pilpres, etikanya  para kontestan tidak saling menjatuhkan, namun bisa saja untuk jatuh menjatuhkan menggunakan  tangan LSM.  Sebab, kita sudah sama-sama tahu, persaingan politik saat ini bukan tanpa bagasi penuh uang dan karena ada uang itu orang beredia bekerja.

Sudah diakui oleh PDIP, itu patut diapresiasi, bahwa gerak team sukses dibayar, bukan kerja bakti. Karena itulah filosofi membela siapa yang bayar lebih mengedepan, soal siapa yang benar  tidak berlaku.

Tidak pula menjustifikasi semua LSM seperti itu, namun LSM yang menyuarakan politik  tidak terlepas dari urusan yang tidak etis ditangani oleh parpol.

Paling tidak, seperti yang saya sebut diatas, keluarga korban sendiri merapat ke Prabowo, sementara LSM heboh menuntut pengusutan Prabowo.   Hal ini menimbulkan pertanyaan,  LSM itu benar benar mewakili korban atau hanya heboh  kalau ada yang memesan.

Namun, ini hanya sekedar pandangan pribadi berdasarkan apa yang saya temui, tak bermaksud  menggenaralisir semua LSM seperti yang saya gambarkan diatas. Ada LSM yang memang benar-benar  bekerja sesuai patron  yang umumnya  berafiliasi dengan LSM dunia yang memang memberikan biaya dan umumnya tidak berkait dengan urusan politik, apalagi menjelang pilpres.

Adalah menjadi tantangan bagi LSM yang memang bekerja untuk sebuah perjuangan  sebab menjamurnya LSM  saat ini  hanya menjadi kedok untuk mencari uang. Apalagi LSM didaerah, dengan alasan  mengawasi pembangunan, ujungnya cari uang tutup mulut.

Seperti yang diangkat oleh beberapa LSM yang mempersoalkan pelanggaran HAM kepada Capres Prabowo Subianto. Seyogyanya yang dilihat adalah instrumen hukum yang dimiliki oleh negara ini.  Empat  presiden mulai dari BJ Habibie,Gus Dur,Megawati dan SBY, pelanggaran HAM yang ditudingkan kepada Capres Prabowo  tidak pernah diusut.  Sesungguhnya instrumen hukum yang ada tidak bertindak  karena sudah menjadi keputusan politik, kasus sudah ditutup rapat-rapat.

Tak berbeda dengan halnya dengan korban pembersihan PKI dengan alasan bahaya laten komunis.  Jumlah korban diperkirakan mencapai lebih satu juta jiwa, tak ada teriakan LSM untuk mengusut  karena sudah diterima sebagai keputusan politik.

Barangkali kita harus menengok kenyataan politik yang ada sekarang, ex rezim orde baru masih eksis, yang tumbang hanya Suharto.  Dan itu sebuah kenyataan politik bahwa  yang berganti hanya pimpinan nasional. Secara umum,   yang berperan dalam politik  saat ini  adalah anak didik Suharto,  anak Golkar yang merupakan partai single mayority rezim  orde baru.  Adalah hal yang mustahil  untuk mengussut keputusan rezim yang memerintahkan  militer bertindak represif  kepada para penentang rezim.  Sebuah kenyataan politik, sudah empat presiden berkuasa, pelanggaran HAM yang ditudingkan kepada Prabowo tidak pernah diusut, mungkin dapat dijadikan renungan, mengapa ?.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Handphone, Alat Komunikasi Masa Kini

Posted: 12 May 2014 12:32 PM PDT

Telepon genggam atau oleh sebagian besar orang menyebutnya sebagai handphone adalah alat komunikasi yang paling digemari saat ini. Handphone merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Alat komunikasi ini memudahkan kita dalam berkomunikasi secara langsung tanpa harus bertatap muka. Teknologi ini telah menggeser fungsi surat dan telegram sebagai alat komunikasi bagi mereka yang bertempat tinggal saling berjauhan. Yang membedakan handphone dengan telepon kabel adalah handphone telah dilengkapi fasilitas SMS (Sort Messages Service) yaitu sebuah pelayanan yang diberikan untuk berkirim pesan teks secara elektronik dan dapat dibawa kemana saja dengan mudah karena tidak membutuhkan kabel listrik. Sekarang ini handphone berkembang dengan dilengkapi internet, kamera digital, video digital, pemutar musik digital dan fasilitas canggih lain.

Perkembangan teknologi komunikasi ini tidak lepas dari pengaruh yang ditimbulkan oleh arus globalisasi dunia yang makin gencar masuk ke dalam kehidupan kita. Sekarang ini, sangat mudah bagi kita untuk mengakses berbagai macam informasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pada awalnya alat komunikasi handphone ini hanya digunakan oleh kalangan tertentu yang mampu membelinya, karena harganya yang mahal. Namun kini, dapat kita jumpai dengan mudah orang-orang yang mempunyai handphone, bahkan saat ini telah tersedia handphone yang dilengkapi internet dengan berbagai bentuk dan merek dari yang paling murah sampai yang paling mahal di toko-toko gadget. Tidak hanya di kalangan orang dewasa, anak-anak –dewasa ini– telah dipegangi handphone yang tidak kalah canggih oleh orangtua mereka.

Orang dahulu menggunakan surat atau telegram untuk berkomunikasi dengan orang lain yang berada jauh darinya dan kemungkinan surat itu akan sampai ke tangan penerima beberapa hari kemudian. Namun, dengan adanya telepon genggam cukup mengetik SMS dan menekan tombol "send' maka tanpa menunggu lama pesan akan sampai pada penerima beberapa detik kemudian. Inilah alasan mengapa handphone telah menggeser fungsi surat dan telegram sebagai alat komunikasi jarak jauh. Selain mudah dan cepat, menggunakan handphone untuk berkirim pesan relatif lebih murah.

Dampak yang ditimbulkan tidak selalu positif, banyak juga dampak negatif yang dtimbulkan oleh alat komunikasi modern ini salah satunya mengurangi kemampuan interaksi sosial masyarakat. Dengan adanya handphone, masyarakat tidak perlu saling bertatap muka satu sama lain secara langsung untuk membicarakan sesuatu karena hanya dengan menelepon atau mengirim sms mereka sudah dapat bercakap-cakap sehingga menimbulkan rasa malas untuk bersosialisasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. Dampak negatif lain dengan semakin canggihnya aplikasi dalam handphone memudahkan orang untuk mengakses berbagai bentuk informasi baik positif maupun negatif sehingga mengurangi nilai-nilai dalam masyarakat.

Bagaimanapun juga, segala bentuk dampak yang ditimbulkan oleh alat elektronik ini positif atau negatif tergantung pada bagaimana kita dapat menyaring segala informasi yang kita peroleh dari alat elektronik tersebut.

Sekian, semoga bermanfaat..

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

“Profesor Kodok” di Kasus Bank Century

Posted: 12 May 2014 12:32 PM PDT

Kwik Kian Gie menjadi saksi ahli dalam sidang terdakwa mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (12/5/2014).

Faktor psikologis pasar menjadi alasan penyelamatan Bank Century menurut Boediono Gubernur BI pada waktu itu. Namun menurut Kwik, perekonomian negara saat itu tidak dalam keadaan genting dan tergolong stabil.

"Memang itu dikatakan Pak Boediono yang saya ikuti dari televisi. Dalam suasana krisis, perubahan bisa mendadak. Tapi, menurut pendapat saya itu adalah berlebihan. Dan kalau saya boleh agak kasar, menurut saya itu adalah pendapat seorang 'profesor kodok' yang tidak mengetahui lapangan,".

Sumber Berita

Apakah saya terkejut dengan pernyataan Kwik di atas tadi?. Benarkah saya sampai menutup muka saking malunya mendengar ucapan "profesor kodok"?.

Kalau boleh jujur, saya sama sekali tidak terkejut, apalagi sampai malu menutup muka dengan kedua telapak tangan. Justru saya binun campur heran.

Sejak kapan ada Kodok?. Setahu saya hanya ada buah catur Kuda dan Gajah. Memang Kodok bisa melompat, tapi masih kalah jauh dibanding Kuda.

Jika Kodok saja bisa meraih gelar profesor, mungkin Kuda gelarnya profesor doctor.

Yasudlah, tak perlu dibahas lebih lanjut kasus Bank Century yang sudah sekian tahun berlalu, tapi gak kelar-kelar juga. Mungkin banyak "profesor kodok" di dalamnya. Di samping itu tidak ada buah catur Kodok, apalagi sampai bergelar profesor.

1399919034818272385

  • Hitam giliran melangkah.
  • Langkah kemenangan hitam mudah saja.
  • Tidak sulit dan rumit.
  • Diawali dengan lompatan Kodok.
  • Ka4-c3+!

1399919143777977913

  • Lompatan "Profesor Kodok" yang cerdas.
  • Melebihi Gaban.
  • Tadinya Kodok, berubah jadi Kuda.
  • Weleh-weleh…
  • Trik dan problem catur selanjutnya.

1399920029877892607

  • Putih giliran melangkah.
  • Kodok dan Kuda tidak ada, tapi putih masih bisa menang.
  • Caranya?.

Gens Una Sumus.

*****

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Konversi BBM ke BBG? Apakah perlu komando Wapres lagi

Posted: 12 May 2014 12:32 PM PDT

Menyoal kebijakan konversi BBM ke BBG, kembali Menteri BUMN menyatakan kemarahannya kepada BUMN-BUMN yang dikatakan tidak melakukan dengan baik sehingga agenda yang dikatakan cukup baik ini terancam gagal total. Dikatakan bahwa upaya konversi ini akan mempunyai banyak keuntungan baik dari sisi ekonomi maupun dari penyelamatan sumber energi nasional.

Saya masih teringat dengan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah waktu itu (ketika Pak JK masih menjadi Wapres) yaitu konversi minyak tanah ke LPG. Tantangan yang dihadapi sangat besar karena banyak kepentingan yang terganggu sehingga sampai beberapa saat kebijakan itu menjadi sasaran tembak yang masif apalagi ditambah dengan korban jiwa yang cukup besar.

Hampir setiap hari terdengar berita ledakan tabung kapasitas 3 kg yang menyebabkan korban dan kebakaran di angkat oleh media baik cetak maupun elektronik yang kontra dengan kebijakan itu. Namun kebijakan itu tetap jalan dan akhirnya berhasil dengan baik. Pertamina waktu itu telah menjalankan amanah dengan baik.

Lalu mengapa kebijakan konverasi BBM ke BBG dikatakan jalan ditempat oleh menteri BUMN, sedikit analisis yang cekak dari penulis:

1. mungkin kebijakan itu hanya dijalankan oleh satu kementerian saja, tidak melibatkan kementerian lainnya sehingga ego kementerian (asal partai beda) muncul. sehingga muncul anggapan " enak di lu, nggak enak di gua". sehingga kalau kebijakan ini berhasil klaim hanya Pak Dahlan. Mungkin ini sama kasusnya dengan program " yang katanya mobil murah" semoga kebijakan mobil murah bisa berhasil.

2. Tidak adanya kemauan yang kuat dari Pemerintah untuk menyukseskan program tersebut, karena hal yang beda terjadi ketika konversi minyak tanah ke LPG langsung dikomandoi oleh Wapres waktu itu, sehingga koordinasi lintas kementerian bisa berjalan dengan baik. dan hasilnya dirasakan sampai dengan saat ini.

Untuk mewujudkan konverasi BBM ke BBG mungkin harus orang kedua di negari ini yang bisa mewujudkan.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Aku Ingin Bermain dengan Angin

Posted: 12 May 2014 12:32 PM PDT

Yakinkan Dirimu Abraham Samad yang Terbaik

Posted: 12 May 2014 12:32 PM PDT

Momentum dalam dunia politik hanya datang sebagai sebuah anugerah. Semua orang mengharapkannya, namun tidak semua bisa mendapatkan walau sudah merekayasa selama bertahun tahun. Maka dari itu menjaga momentum dalam berpolitik adalah sebuah keniscayaan, meski terkadang sebuah momentum tidak mampu disadari dan lantas terlewatkan begitu saja, ibarat cinta yang tumbuh pada pandangan pertama kemudian tertutupi oleh keragu raguan dan berbagai pertimbangan logika menyesatkan.

Seperti juga cita cita reformasi negeri ini yang seolah olah terlupakan dan tergerus zaman. Telah lama reformasi kehilangan momentum sejak 15 tahun yang lalu diperjuangkan para martir dengan tak mengenal takut. Yang tersisa hanyalah cerita keberhasilan kekuatan Orde Baru mempertahankan diri, ditingkahi para oportunis yang setiap saat bisa berubah wajah menjadi reformis sejati. Hasilnya mudah ditebak. Negeri ini tidak beranjak kemana mana. Semua kebobrokan institusi dan birokrasi pemerintahan dengan telanjang dapat kita rasakan.

Lalu kau muncul dengan gagasan "Trisakti"

Untuk melakukan "Revolusi Mental" bangsa ini

Terus terang aku mendukungmu

Namun juga ragu langkah langkah yang akan kau tempuh

Diantara para sesepuh dan pilihan yang tak menentu

Jangan biarkan momentum mu terlewatkan begitu saja

Jadikanlah momentum perubahan bangsa ini.

Saatnya memberikan kembali kepada yang muda untuk berkarya

Idealis idealis sejati negeri ini untuk mengambil alih

Tidak lagi dengan cara cara fisik di masa lalu

Tapi dengan kekuatan berimaginasi

Tentang pejabat pejabat tinggi negeri ini

Saatnya aku mengingatkan dan meyakinkan dirimu

Abraham Samad pilihan yang terbaik bagimu.

Semoga…

Salam oret oret..

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Kompasiana

Posted by Sri Rejeki Sabtu, 03 Mei 2014 0 komentar

Kompasiana


Aku Tentu Menunggu

Posted: 03 May 2014 11:21 AM PDT

Alhamdulillah Prediksi Saya Benar mengenai 3 Tokoh Wanita Penentu di Pilpres 2014

Posted: 03 May 2014 11:21 AM PDT

OPINI | 04 May 2014 | 01:12 Dibaca: 7   Komentar: 0   1

Tulisan Saya mengenai 3 Tokoh Wanita Penentu di Pilpres 2014 akhirnya benar terjadi setelah Tokoh 1 Pertama yaitu Megawati Soekarnoputri yang telah memberi Mandat ke Jokowi menjadi Capres dari PDIP sekarang berita terkini adalah di tunjuknya Khofifah Indar Parawansa menjadi Jubir Jokowi merupakan suatu Indikasi Kuat bahwa jangan sekali-sekali meremehkan Kekuatan seorang wanita apalagi dalam Dunia Politik karena itu Penulis Bahagia sekali karena akan semakin memperkuat Posisi Jokowi di Pilpres 2014 , Kita pasti tahu Khofifah merupakan Tokoh Wanita yang sangat di kenal dan juga disegani apalagi dalam Pilgub Jatim tahun lalu memperoleh banyak sekali Suara dan sikapnya yang selalu memperhatikan Kaum Wanita sehingga Allah Yang Maha Kuasa menakdirkan Jokowi menjadi Presiden Indonesia selanjutnya di harapkan permasalahan mengenai Wanita sedikit banyak bisa di bantu.

Indonesia membutuhkan Pemimpin yang bukan saja Haus Kekuasaan tetapi juga memperhatikan Nasib Wanita karena dari Merekalah Calon-calon Generasi Penerus di lahirkan dan menjadi Harapan Terbaik untuk Bangsa dan Negara ini ke depannya , sudah kita ketahui bahwa jika ingin menghancurkan suatu Bangsa dan Negara itu mudah sekali yaitu Hancurkan saja Moral dari Generasi Penerusnya maka di jamin cepat atau lambat Bangsa itu akan Hancur. Lihatlah sudah banyak Berita yang sangat memprihatinkan mengenai Nasib Generasi Penerus terutama mengenai Narkoba yang semakin Bebas di perjual belikan seolah-olah Hukum di Negara ini sudah tidak ada lagi , apalagi kita melihat banyak Bandar-bandar Besar malah hanya mendapat Hukuman Ringan malah ada yang di bebaskan apakah para Hakim atau Aparat yang berwenang itu sudah Buta Mata Hatinya ?

Optimis Indonesia Hebat bukan hanya Slogan saja tetapi benar bisa terwujud jika Kita berusaha dan mau memulai dari Hal kecil saja agar generasi penerus bangsa ini bisa menjadi generasi yang kuat Mentalnya sehingga bisa bersaing dengan berbagai Negara di Dunia yang dari segi Kemampuan sebenarnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan Rakyat Indonesia. Optimis para generasi penerus bisa Unggul dan hal tersebut di mulai dari Keluarga juga Kasih Sayang seorang Wanita sehingga Anak-anak bisa Sehat Mental dan Pikirannya. Wanita mempunyai peranan yang sangat penting dalam Negara oleh karena itu jika masih ada Oknum atau Keder-keder yang merendahkan Harkat dan Martabat Seorang Wanita dalam Dunia Politik harus diperiksa Hatinya dan Kejiwaannya jangan-jangan sudah terganggu karena Penulis sering sekali membaca ada Tokoh Politik Wanita Indonesia yang sering di hina sampai di fitnah tetapi dengan sabar beliau tidak pernah mau mempedulikannya.

Jika masih ada Oknum yang suka sekali memfitnah Pemimpin dan Tokoh yang sedang Bekerja membangun Bangsa Indonesia jangan heran maka Keturunannya akan terus Hidup Susah selamanya dan dipastikan Jiwanya sudah terganggu.

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

Entitas

Posted: 03 May 2014 11:21 AM PDT

TOEIC

Posted: 03 May 2014 11:21 AM PDT

REP | 04 May 2014 | 01:08 Dibaca: 1   Komentar: 0   0

Anda lakukan, Anda dapat menggunakan kedua kursus untuk lebih pelatihan dan praktek: http://eprepz.com/belajar/contoh-soal-toeic/

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

IELTS

Posted: 03 May 2014 11:21 AM PDT

REP | 04 May 2014 | 01:06 Dibaca: 2   Komentar: 0   0

Belajar di tingkat universitas di negara berbahasa Inggris: http://eprepz.com/belajar/contoh-soal-ielts/

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-

TOEFL

Posted: 03 May 2014 11:21 AM PDT

REP | 04 May 2014 | 01:04 Dibaca: 2   Komentar: 0   0

Ini adalah kesenangan besar kita untuk menyajikan kami tes TOEFL iBT latihan yang dapat membantu Anda mempersiapkan diri untuk ujian TOEFL: http://eprepz.com/belajar/contoh-soal-toefl/

Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.

Siapa yang menilai tulisan ini?

-